Benefit Cost Ratio BCR Analisis Sensitivitas Asumsi-Asumsi Dasar yang Digunakan

Dimana: NPV = Net Present Value Bt = Keuntungan pada tahun ke-t Ct = Biaya pada tahun ke-t n = Umur ekonomis dari suatu proyek i = Suku bunga yang berlaku Apabila NPV ≥ 0, maka proyek dinilai menguntungkan untuk dijalankan. Namun bila NPV ≤ 0, maka proyek dinilai tidak menguntungkan untuk dijalankan.

b. Internal Rate of Return IRR

Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai investasi sekarang investasi dengan nilai penerimaan-penerimaan kas bersih di masa- masa mendatang. Menurut Kadariah et al 1999, IRR adalah nilai faktor diskonto i yang membuat NPV sama dengan nol. Pendekatan untuk menghitung IRR yaitu: Dimana: IRR = Internal Rate of Return NPV + = NPV bernilai positif NPV - = NPV bernilai negatif i + = suku bunga yang membuat NPV positif i - = suku bunga yang membuat NPV negatif Jika IRR dari suatu proyek sama dengan tingkat suku bunga, maka NPV dari proyek terseb ut sama dengan nol. Jika IRR ≥ tingkat suku bunga, maka proyek layak untuk dijalankan, begitu pula sebaliknya.

c. Benefit Cost Ratio BCR

Metode ini menghitung rasio antara nilai sekarang pendapatan kotor dengan nilai sekarang biaya. Formulanya adalah sebagai berikut: Dimana: BCR = Benefit Cost Ratio Bt = Pendapatan kotor pada tahun ke-t Ct = Biaya pada tahun ke-t n = Umur ekonomis dari suatu proyek i = Suku bunga yang berlaku Suatu proyek dapat dilaksanakan apabila memiliki nilai BCR ≥ 1. Namun bila BCR ≤ 1, maka proyek dinilai tidak menguntungkan untuk dijalankan.

3.4 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas adalah suatu teknik analisis yang menguji secara sistematis apa yang terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila terjadi kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dalam perencanaan. Skenario yang digunakan pada analisis sensitivitas hutan tanaman sengon PT Nityasa Idola adalah: 1. Apabila terjadi penurunan biaya total pengusahaan hutan tanaman sengon sebesar 10 2. Apabila terjadi kenaikan harga pasar log sengon sebesar 10 Skenario yang digunakan pada analisis sensitivitas industri veneer PT Nityasa Idola adalah: 1. Apabila terjadi kenaikan harga pasar log sengon sebesar 10 2. Apabila terjadi penurunan harga jual veneer sebesar 10

3.5 Asumsi-Asumsi Dasar yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Analisis finansial dihitung dalam jangka waktu pengelolaan 24 tahun mulai tahun 2008 sampai 2031. b. Data biaya untuk kegiatan yang telah dilaksanalan di hutan tanaman sengon PT Nityasa Idola bersumber dari biaya yang berlaku di perusahaan pada tahun 2010. c. Biaya kegiatan-kegiatan yang belum dilaksanakan di hutan tanaman sengon PT Nityasa Idola menggunakan Standar Biaya Pembangunan HTI dalam Permenhut 26 tahun 2009. d. Log hasil penjarangan adalah 25 m 3 ha dan log hasil pemanenan adalah 125 m 3 ha. e. Harga jual log sengon berasal dari harga pasar di wilayah Kalimantan Barat yaitu Rp 350.000m 3 harga log sampai di pabrik. Dan dianggap konstan sepanjang daur f. Suku bunga yang digunakan dalam analisis kelayakan investasi adalah 12 suku bunga kredit bank BRI bulan November 2010. g. Industri veneer baru menjalankan kegiatan operasinya saat hutan tanaman sengon PT Nityasa Idola telah melakukan kegiatan penjarangan komersial h. Seluruh log hasil penjarangan dan pemanenan hutan tanaman sengon PT Nityasa Idola dijual ke industri veneer PT Nityasa Idola

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN