Penyiapan Lahan Pengelolaan HTI Sengon .1 Pembibitan

15 menit kemudian dilanjutkan dengan perendaman di air dingin selama 12 jam. Setelah itu benih diseleksi yaitu memisahkan benih yang berkualitas dengan benih yang tidak berkualitas. Setelah benih diseleksi, benih yang berkualitas segera ditanam dalam single tube dengan jumlah masing-masing 1 benih di dalam setiap single tube. Benih yang tumbuh segera dipindahkan di bawah shading net dengan intensitas naungan 50 selama dua minggu. Selanjutnya dipindahkan di bawah shading net dengan intensitas naungan 30 selama dua minggu. Setelah bibit memenuhi kriteria, bibit dipindahkan ke area terbuka. Selama pembibitan, kegiatan pemeliharaan bibit yang dilakukan antara lain adalah penyiraman yang dilakukan 2-3 kalihari, penyiangan gulma yang dilakukan dua minggu sekali dan pemupukan yang dilakukan dengan jadwal dan dosis seperti pada Tabel 7. Tabel 7 Dosis pemupukan bibit Hari Ke Jenis Pupuk Hari ke Jenis Pupuk NPK TSP P.Daun NPK TSP P.Daun 5 10 45 20 2 10 15 2 50 30 2 15 15 2 55 30 2 20 15 2 60 25 20 2 25 15 2 65 25 20 2 30 20 2 70 20 20 2 35 20 2 75 20 20 2 40 20 2 80 20 20 2

5.1.2 Penyiapan Lahan

Kegiatan penyiapan lahan di PT Nityasa Idola secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam 2 sistem yaitu: 1 Sistem penyiapan lahan manual Sistem ini diterapkan pada kondisi lahan yang memiliki slope kelerengan lebih besar dari 20 sehingga tidak memungkinkan bagi alat berat bulldozer untuk dapat beroperasi. Secara umum kegiatan penyiapan lahan terbagi menjadi tiga kegiatan utama yaitu tebas, tebang dan chemical. Kegiatan tebas dilakukan pada belukar perdu yang memiliki diameter kurang dari 10 cm. Dalam kegiatan tebas, perusahaan mempunyai standar yang ditetapkan yaitu tinggi tebasan kurang dari 10 cm serta batang, cabang dan ranting hasil tebasan direncek. Setelah kegiatan tebas selesai, maka kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan tebang. Kegiatan tebang dilakukan pada pohon yang memiliki diameter lebih besar dari 10 cm. Sama seperti pada kegiatan tebas, pohon yang ditebang juga direncek dan memiliki standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Tabel 8. Standar rencekan penyiapan lahan manual Diameter Tinggi Tunggul Panjang Rencekan 10 – 20 cm 25 cm 3,5 m 21 – 40 cm 40 cm 4,0 m 41 – 60 cm 100 cm Hanya dipotong ujung pangkal saja 60 cm 130 cm Hanya dipotong ujung pangkal saja Setelah semua perdu dan pohon di lahan tersebut ditebas dan ditebang, maka dilakukan pembuatan jalur tanam. Jalur tanam dibuat berselang-seling dengan tumpukan hasil tebas tebang dengan lebar 1,5 m jarak tanam 3m x 3m. Jalur tanam dibuat dengan arah Barat dan Timur dengan titik tanam tepi berjarak 12 jarak tanam dari jalan. Pada jalur tanam dilakukan kegiatan tebas rata tanah. Fase terakhir dalam kegiatan penyiapan lahan secara manual adalah kegiatan chemical yaitu kegiatan pembersihan alang-alang dan gulma dengan cara penyemprotan menggunakan herbisida. Kegiatan ini dilakukan 14 hari pasca kegiatan pembuatan jalur tanam. Adapun herbisida yang digunakan pada kegiatan ini adalah gramoxone untuk ilalang dan round up untuk gulma daun lebar dan kecil. 2 Sistem penyiapan lahan mekanis Sistem penyiapan lahan mekanis dilakukan pada lahan yang memilki kelerengan lebih kecil dari 20 sehingga memungkinkan alat berat bulldozer untuk beroperasi. Secara umum, kegiatan penyiapan lahan secara mekanis dilakukan dalam beberapa sub kegiatan yaitu rebah injak; tebang dan rencek; pembuatan jalur tanam dan chemical. Rebah injak dilakukan pada pohon atau vegetasi dengan diameter kurang dari 10 cm. Seperti namanya, pohon atau vegetasi direbahkan dan diinjak menggunakan dozer dengan posisi blade dozer diangkat 10 cm dari permukaan tanah agar top soil tidak terkupas. Pohon yang sudah roboh direncek dan kemudian batang dan rantingnya ditinggal di lantai hutan. Tebang dan rencek diawali dengan menebang pohon dengan diameter lebih dari 10 cm dengan membuat takik terlebih dahulu. Pucuk pohon yang ditebang kemudian direncek sedangkan batang utama ditarik dengan winch dozer dan dibuang di tempat yang tidak efektif. Penebangan dilakukan ke satu arah rebah mengikuti kontur alam. Batang, cabang dan ranting dari pohon harus rata permukaan tanah dan terlepas dari tunggul atau pohon lain.

5.1.3 Penanaman