Distribusi suhu permukaan Kota Surakarta tahun 2000 dan 2011

5.2.1 Distribusi suhu permukaan Kota Surakarta tahun 2000 dan 2011

Analisis distribusi suhu permukaan yang dilakukan di lokasi penelitian menggunakan band 6 dari Citra Landsat 7 ETM. Suhu permukaan yang dianalisis ini merupakan suhu yang dipantulkan oleh suatu permukaan benda yang dipilah- pilah dalam sensor panjang gelombang dan ditangkap oleh sensor satelit yang dinamakan Thermal infrared Lillesand dan Kiefer 1997. Berdasarkan hasil interpretasi dan anilisis citra landsat 7 ETM Kota Surakarta periode 2000 dan 2011 untuk mengklasifikasikan sebaran suhu permukaan Kota Surakarta tersaji pada Tabel 9. Tabel 9 Luas distribusi suhu permukaan Kota Surakarta tahun 2000 dan 2011 No Suhu o C Tahun 2000 Tahun 2011 Perubahan Luas Ha Luas Ha LuasHa 1 27 2,16 0,07 0,09 0,00 -2,07 2 27-28 1,62 0,05 0,36 0,01 -1,26 3 28-29 1,89 0,06 6,21 0,19 4,32 4 29-30 0,9 0,03 8,19 0,25 7,29 5 30-31 5,76 0,18 28,53 0,88 22,77 6 31-32 30,24 0,93 48,24 1,49 18 7 32-33 65,07 2,01 111,33 3,44 46,26 8 33-34 83,16 2,57 237,96 7,35 154,8 9 34-35 167,94 5,19 491,04 15,16 323,1 10 35-36 350,91 10,84 909,54 28,08 558,63 11 36-37 722,07 22,30 1093,41 33,76 371,34 12 37-38 1239,48 38,27 273,96 8,46 -965,52 13 38-39 513,00 15,84 24,48 0,76 -488,52 14 39-40 49,14 1,52 2,88 0,09 -46,26 15 40-41 5,04 0,16 2,07 0,06 -2,97 16 41 0,18 0,01 0,36 0,01 0,18 17 Tidak ada data 1072,66 24,29 1072,66 24,29 Jumlah 4416,26 100 4416,26 100 Keterangan : + Luas tutupan lahan meningkat, - Luas tutupan lahan menurun. Berdasarkan Tabel 9 diketahui nilai suhu permukaan Kota Surakarta pada tahun 2000 dan tahun 2011 yang menunjukkan adanya perubahan luas distribusi suhu permukaan pada selang waktu tahun 2000 dan tahun 2011. Selang suhu permukaan yang ada di Kota Surakarta berkisar 27 o C sampai 41 o C. Selang suhu permukaan 37 o C – 38 o C merupakan selang suhu terluas di Kota Surakarta pada tahun 2000 dengan luas 1239,48 Ha dengan persentase 38,27 dari luas Kota Surakarta. Selang suhu yang mempunyai luas cukup besar setelah selang 37 o C - 38 o C yaitu selang suhu 36 o C – 37 o C yang mempunyai luas sebesar 722,07 Ha atau 22,30 dari luas Kota Surakarta. Sedangkan pada tahun 2011, selang suhu permukaan yang memiliki luas yang paling besar yaitu selang suhu 36 o C – 37 o C yang mempunyai luas 1093,41 Ha atau 33,76 dari luas Kota Surakarta. Selang suhu yang cukup besar pada tahun 2011 yaitu terdapat pada selang suhu 35 o C-36 o C yang mempunyai luas sebesar 909,54 Ha atau 28,08 dari luas Kota Surakarta. Dari data ini dapat diketahui bahwa telah terjadi penurunan luas suhu permukaan terluas sebesar 1 o C dari tahun 2000 dan tahun 2011. Perubahaan luas suhu permukaan yang ada di Kota Surakarta berbeda dengan perubahan suhu di kota lain yang pernah diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Heksaputri 2010 di Kota Bandung menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan suhu permukaan yang diakibatkan oleh penurunan luas ruang terbuka hijau terutama berkurangnya luas vegetasi rapat dan vegetasi jarang. Berdasarkan analisis peta sebaran suhu permukaan dapat diketahui juga bahwa pusat kota yang terletak di Kecamatan Serengan, Pasar Kliwon serta Kecamatan Serengan cenderung memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebaran suhu permukaan yang terletak di pinggiran Kota Surakarta. Hal ini diduga dikarenakan pusat kota sudah banyak bangunan yang memantulkan panas matahari sehingga membuat suhu permukaan meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Waluyo 2009 yang menyatakan bahwa lahan terbangun meningkatkan suhu permukaan dikarenakan adanya pemantulan sinar matahari. Kepadatan penduduk yang terkonsentrasi di Kecamatan Pasar Kliwon dan Kecamatan Serengan ini juga mengakibatkan dengan fenomena peningkatan suhu udara di wilayah perkotaan dibandingkan dengan daerah di sekitarnya yang disebut dengan Heat island atau pulau panas. Kondisi ini diperkuat dengan pernyataan Setyowati 2008, konsentrasi penduduk pada wilayah tertentu ditambah dengan adanya industri dan perdagangan serta transportasi kota yang padat menyebabkan terjadinya thermal pollution yang kemudian membentuk pulau panas atau heat island. Heat island terjadi karena adanya emisi panas yang direfleksikan dari permukaan bumi ke atmosfer. Sedangkan suhu permukaan di wilayah pinggiran Kota Surakarta memiliki suhu yang lebih rendah, hal ini diduga dikarenakan di pinggiran Kota Surakarta masih banyak terdapat ruang terbuka hijau yang ditumbuhi oleh vegetasi. Vegetasi dapat menurunkan suhu permukaan melalui evapotranspirasi, tanaman yang tinggi mempunyai laju inspirasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang rendah Irwan 2005. Kondisi ini juga sesuai dengan penelitian Landsberg 1981 diacu dalam Adiningsih et al. 2001 yang menyatakan bahwa umumnya suhu udara yang tertinggi akan terdapat di pusat kota dan akan menurun secara bertahap ke arah pinggir kota sub urban sampai ke desa. Suhu tahunan rata-rata di kota lebih besar sekitar 3 o C dibandingkan dengan pinggir kota. Kondisi ini juga telah membuktikan arti penting ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan yang bermanfaat dalam menurunkan suhu permukaan di wilayah perkotaan. Distribusi suhu permukaan Kota Surakarta tahun 2000 dan 2011 disajikan pada Gambar 20 dan Gambar 21. Ga mbar 20 P eta dist ribu si s uhu pe rmuka an Kota S ur aka rta tahun 20 00. Ga mbar 21 P eta dist ribu si s uhu pe rmuka an Kota S ur aka rta tahun 2011 -1200 -1000 -800 -600 -400 -200 200 400 600 800 2 7 27 -28 28 -29 29 -30 30 -31 31 -32 32 -33 33 -34 34 -35 35 -36 36 -37 37 -38 38 -39 39 -40 40 -41 4 1 L ua s ha Suhu permukaan o C

5.2.2 Perubahan luas distribusi suhu permukaan Kota Surakarta