BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ruang terbuka hijau merupakan kebutuhan di suatu perkotaan, keberadaan ruang terbuka hijau ini berfungsi untuk meningkatkan nilai estetika di suatu
perkotaan, dan menjaga keseimbangan iklim mikro di suatu perkotaan. Mengingat pentingnya fungsi ruang terbuka hijau tersebut maka pemerintah menetapkan
Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 yang menyatakan proporsi ruang terbuka hijau di suatu perkotaan paling sedikit 30 dari luas kota untuk menjamin
keseimbangan ekosistem kota. Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang
berpotensi mengalami perkembangan pesat dalam pembangunan. Luas kota yang mencapai 4404,06 Ha dengan jumlah penduduk di Kota Surakarta terus meningkat
setiap tahun. Jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 500.642 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,45 per tahun BPS 2010. Hal tersebut
secara tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemeritah dalam pembukaan lahan baru untuk dijadikan area terbangun seperti permukiman, kawasan industri
sentra perdagangan, dan sarana transportasi. Hal tersebut berpotensi mengakibatkan penurunan luas ruang terbuka hijau RTH yang ada di Kota
Surakarta. Salah satu dampak dari penurunan luas RTH tersebut yaitu berubahnya
iklim mikro yang ada di Kota Surakarta. Dengan berkurangnya RTH akan mengakibatkan semakin meningkatnya suhu udara kota Rijal 2008. Faktor iklim
lain yang ikut berubah yaitu penurunan kelembaban udara yang menyebabkan kota menjadi tidak nyaman. Parameter untuk mengukur tingkat kenyamanan di
suatu wilayah yaitu dengan menggunakan indeks kenyamanan atau Temperature Humidity Index THI, dengan diketahui nilai THI di wilayah Kota Surakarta ini
dapat menjadi acuan dalam penentuan lokasi yang membutuhkan dibangunnya ruang terbuka hijau.
Salah satu cara untuk menjaga iklim mikro dan kenyamanan suatu kota, perlu adanya pengembangan RTH yang disesuaikan dengan kondisi
perkembangan kota, namun keberadaan RTH yang penting ini kurang mendapat perhatian, terutama dalam tata letak penempatannya. Dengan diketahuinya lokasi-
lokasi yang tepat dalam penempatan RTH, fungsi RTH dapat dimaksimalkan dalam memodifikasi suhu udara kota serta meredam panas. Oleh karena itu salah
satu cara untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan perencanaan pembangunan ruang terbuka hijau berdasarkan distribusi suhu udara,
kelembababan, dan kenyamanannya. Hal ini dapat dilakukan menggunakan Sistem Informasi Geografis SIG dan metode perhitungan Temperature Humidity
Index THI untuk menentukan lokasi pengembangan ruang terbuka hijau yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan Kota Surakarta.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah : 1.
Mengidentifikasi perubahan tutupan lahan dan distribusi spasial suhu permukaan Kota Surakarta di beberapa tipe penutupan lahan kaitannya
dengan ruang terbuka hijau. 2.
Pemetaan Temperature Humadity Index THI atau indeks kenyamanan di Kota Surakarta.
3. Pengembangan kawasan ruang terbuka hijau di Kota Surakarta
berdasarkan distribusi suhu permukaan, THI, dan rencana pembangunan tata kota.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat menjadi informasi untuk pengelolaan dan pengaturan tata ruang Kota Surakarta, dan dapat
menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengembangunan wilayah serta menjadi bahan evaluasi kebijakan Pemeritah dalam pembangunan
Kota Surakarta.
Gambar 1 Kerangka berfikir penelitian.
Wilayah Kota Surakarta
Ruang terbangun Ruang terbuka hijau
Analisis citra landsat 7 ETM, suhu permukaan, kelembaban
udara dan THI
Peta distribusi ruang terbuka hijau
Peta distribusi suhu permukaan
Penentuan lokasi pembangunan ruang terbuka hijau
Rekomendasi pengembangan RTH dalam rangka menurunkan suhu
permukaan di wilayah Kota Surakarta Peta distribusi
THI Temperature Humidity Index
RTRW Kota Surakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA