5.3 Distribusi Kelembaban Udara
5.3.1 Distribusi kelembaban udara Kota Surakarta tahun 2000 dan 2011
Distribusi kelembaban udara Kota Surakarta merupakan hasil dari data BMKG Kota Surakarta yang kemudian dibuat regresi linear untuk mengetahui
pendekatan yang sesuai antara suhu dan kelembaban. Hasil regresi ini kemudian diolah menggunkan software Erdas untuk diolah menjadi peta sebaran
kelembaban udara Kota Surakarta. Hasil regresi antara suhu dan kelembaban tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Hasil Regresi suhu udara dan Kelembaban
No Tahun
Hasil regresi R
2
1 2000
Y = 179,601 – 3,777X
0,564 2
2011 Y = 165,302
– 2,892X 0,735
Berdasarkan Tabel 9, terlihat bahwa hasil regresi pada tahun 2011 memiliki R
2
yang lebih besar dibandingkan dengan tahun 2000 yaitu sebesar 0,564. Kedua nilai tersebut mengartikan bahwa hubungan kedua variabel
penelitian saling berkaitan erat dan dapat digunakan untuk pendugaan kelas kelembaban.
Gambar 24 Diagram suhu dan kelembaban udara tahun 2000 dan 2011. Berdasarkan hasil interpretasi dan analisis citra landsat 7 ETM Kota
Surakarta pada tahun 2000 dan 2011 untuk mengklasifikasikan kelembaban didapatkan data perhitungan sebaran kelembaban di Kota Surakarta yang tersaji
pada Tabel 11 dan peta persebaran luas kelembaban udara pada Gambar 25 dan 26 serta peta perubahan luas kelembaban udara pada Gambar 27.
Tabel 11 Luas kelembaban udara di Kota Surakarta tahun 2000 dan 2011
No Kelembaban
Tahun 2000 Tahun 2011
Perubahan Luas ha
Luas ha Luas Ha
1 30
567,36 17,52
29,79 0,92
-537,57 2
30-40 661,50
20,43 770,22
23,78 108,72
3 40-50
1004,76 31,02
597,15 18,44
-407,61 4
50-60 646,20
19,95 909,54
28,08 263,34
5 60-70
251,10 7,75
491,04 15,16
239,94 6
70-80 101,07
3,12 349,29
10,79 248,22
7 80
6,66 0,21
91,62 2,83
84,96 8
Tidak ada data 1072,66
24,29 1072,66
24,29
Keterangan : + Luas tutupan lahan meningkat, - Luas tutupan lahan menurun
Berdasarkan hasil perhitungan kelembaban udara di Kota Surakarta diperoleh data bahwa kelembaban udara di Kota Surakarta berkisar antara 30
sampai 80. Kelembaban udara pada tahun 2000 paling luas terdapat pada kelembaban antara 40 sampai 50 yaitu sebesar 1004,76 Ha dengan persentase
31,02 dari luas wilayah kota Surakarta. Sedangkan pada tahun 2011, kelembaban udara yang memiliki luas terbesar terjadi pada selang kelembaban
sebesar 50 sampai 60 yaitu sebesar 909,54 Ha dengan persentase 28,08 dari luas Kota Surakarta. Pada kelembaban udara yang tertinggi yaitu 80 juga
mengalami peningkatan luas yang cukup besar. pada tahun 2000 luas kelembaban udara 80 mempunyai luas sebesar 6,66 Ha sedangkan pada tahun 2011 telah
mengalami peningkatan luas sebesar 84,96 Ha menjadi 91,62 Ha. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan kelembaban udara yang terjadi
dalam selang waktu tahun 2000 sampai tahun 2011. Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kelembaban udara ini yaitu bertambahnya ruang terbuka hijau
terutama bertambahnya jumlah vegetasi rapat dan vegetasi jarang di Kota Surakarta selama periode tahun 2000 sampai 2011. Kondisi ini sesuai dengan
pernyataan Fracilia 2007 yang menyatakan bahwa vegetasi yang terdapat di hutan kota mampu menaikkan kelembaban udara karena sebagian energi radiasi
matahari yang diserap permukaan akan dimanfaatkan untuk menguapkan air dari jaringan tumbuhan transpirasi atau langsung dari permukaan air atau permukaan
padat yang mengandung air evaporasi.
Ga mbar
25 P eta
Dist ribusi kele
mbaba n uda
ra tahu
n 2000 .
Ga mbar
26 P eta dstribus
i kele mbaba
n uda ra
Kota S
ur aka
rta tahun 2011.
Ga mbar
27 P eta
p eruba
h an ke
lemba b
an uda ra
Ko ta Sura
ka rta
t ahun 2000
da n 2011.
5.4 Distribusi Temperature Humidity Index THI Kota Surakarta