c. Proses klasifikasi citra yang dilakukan secara otomatis oleh komputer
berdasarkan pola-pola spektral yang digunakan untuk mengklasifikasi wilayah kajian antara lain yaitu :
1. Vegetasi rapat hutan kota, perkebunan, dan tumbuhan sejenis.
2. Vegetasi jarang kebun campuran, jalur hijau, taman kota dan
TPU. 3.
Lahan terbangun permukiman, area industry, pertokoan atau perdangan, dan perkantoran.
4. Lahan terbuka lahan kosongareal proyek.
5. Rumput dan semak lapangan, semak belukar.
6. Badan air.
7. Sawah.
8. Tidak ada data awan, stripping.
d. Menggabungkan baris-baris row atribut yang memiliki kelas
klasifikasi tutupan lahan yang sama recode. e.
Pengoreksian citra hasil koreksi dilakukan dengan menggunakan uji akurasi dengan memasukkan titik koordinat sampel penutupan lahan di
lapangan sebanyak 126 titik ke dalam citra yang telah diklasifikasi lalu dihitung oleh program Accuracy Assesment pada software Erdas 9.1.
3.3.3 Analisis data
A. Pengolahan citra landsat
band 6 untuk estimasi suhu permukaan
Estimasi nilai data suhu permukaan diolah dengan menggunakan software Erdas Imagine 9.1, kemudian dibangun sebuah model pada model maker yang
sudah tersedia untuk mengkonversi nilai pixel pada band 6 landsat 7 ETM. Proses pengolahan data suhu ini yaitu dengan merubah nilai DN Digital Number untuk
dilakukan konversi menjadi nilai spektral radiasi. Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk mengkonversi nilai digital menjadi spektral radiasi USGS
2002.
��
1
=
max �
−
min �
��
��
− ��
�
� �� − ��
min
+
� �
Keterangan : CV
R1
: the cell value as radiance QCAL
: digital number L
mini
: spectral radiance to QCAL
min
L
maxi
: spectral radiance to QCAL
max
QCAL
mini
: 1 LGS Products; 0 NPLAS Products QCAL
maxi
: maximum pixel value 255
Dengan diketahuinya nilai spektral radiasi maka selanjutnya hasil tersebut dikoreksi dengan memasukkan faktor emisivitas dengan rumus sebagai berikut
ini:
��
2
= ��
1
− ↑
�
�. � −
1 − �
� Keterangan :
CV
R1
: the atmospherically corrected cell value as radiance CV
R1
: the cell value as radiance L
min
i
: upwelling radiance 0,50 L
max
i
: downwelling radiance 0,84
: transmittance 0,93
: emissivity typically 0,95
Setelah nilai nilai spektral radiasi dikoreksi,kemudian dilakukan konversi spektral hasil tersebut untuk mengetahui suhu permukaan USGS 2002. Adapun
rumus yang digunakan sebagai berikut : � =
2
ln
1
��
2
+ 1
Tabel 1 Konstanta K
1
dan K
2
untuk Landsat 5TM dan Landsat 7ETM
Satelit K1 Wm
2
sterµm K2 Kelvin
Landsat 5TM 607.76
1260.56 Landsat 7ETM
666.09 1282.71
Sumber : USGS 2002
B. Analisis kelembaban udara
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dinyatakan citra landsat 7 ETM + dapat digunakan untuk mengestimasi nilai suhu permukaan dengan menggunakan
band 6 yang diolah dengan modeler pada software Erdas. Namun nilai kelembaban udara tidak dapat diestimasikan dalam citra landsat. Analisis
kelembaban udara Kota Surakarta diperoleh melalui nilai regresi linear suhu udara dan kelembaban udara yang kemudian diolah menggunakan modeller pada
software erdas. Kelembaban udara di Kota Surakarta didapatkan dari Badan Meteorologi dan Geofisika Kota Surakarta dari tahun 2009 sampai tahun 2011.
Kota Surakarta memiliki tiga stasiun cuaca yang terletak tersebar di tiga
Keterangan : T : Suhu permukaan K K2 : Konstanta 666,09 Wm
2
sterµm K1 : Konstanta 1282,71 K
L
: Spektral Radiasi Wm
2
sterµm
kecamatan. Selanjutnya melakukan regresi linear suhu udara rata-rata dan kelembaban udara yang didapatkan dari stasiun BMKG di Kota Surakarta untuk
mendapatkan persamaan nilai kelembaban udara dengan menggunakan software SPSS 17 dengan persamaan umum sebagai berikut :
y = a + bx
Variabel y merupakan kelembaban udara yang menjadi variabel tidak bebas, sedangkan x merupakan suhu udara sebagai variabel bebas. Nilai regresi yang
didapatkan kemudian dimasukkan ke software Erdas untuk mendapatkan peta sebaran kelembaban udara. Digital Number DN dari suhu permukaan digunakan
sebagai nilai x atau variabel bebas untuk penentuan peta sebaran kelembaban.
C. Penentuan Temperature Humidity Index THI