-1200 -1000
-800 -600
-400 -200
200 400
600 800
2 7
27 -28
28 -29
29 -30
30 -31
31 -32
32 -33
33 -34
34 -35
35 -36
36 -37
37 -38
38 -39
39 -40
40 -41
4 1
L ua
s ha
Suhu permukaan
o
C
5.2.2 Perubahan luas distribusi suhu permukaan Kota Surakarta
Keadaan  yang  terjadi  di  suatu  wilayah  akan  mempengaruhi  suhu permukaan  di  wilayah  tersebut.  Respon  suhu  permukaan  sangat  ditentukan  oleh
radiasi matahari yang datang pada permukaan, dan oleh parameter-parameter yang berhubungan dengan kondisi permukaan serta atmosfer seperti kelembaban tanah,
termal inersia dan albedo. Distribusi suhu permukaan di suatu wilayah tiap satuan waktu akan mengalami perubahan luas dstribusi suhu permukaan yang diengaruhi
oleh beberapa faktor. Pada permukaan bervegetasi, suhu permukaan kanopi secara tidak langsung dikendalikan oleh ketersediaan air pada mintakat  zone perakaran
dan  secara  langsung  oleh  evapotranspirasi  Carlson  1986  diacu  dalam  Prasasti 2004.
Berdasarkan  hasil  analisis  suhu  permukaan  di  Kota  Surakarta  diketahui bahwa  telah  terjadi  perubahan  luas  distribusi  suhu  permukaan  selama  periode
tahun 2000 sampai tahun 2011. Perubahan luas distribusi spasial suhu permukaan Kota Surakarta disajikan pada Gambar 22.
Gambar 22  Perubahan luas suhu permukaan Kota Surakarta tahun 2000-2011. Berdasarkan analisis perubahan luas suhu permukaan diketahui bahwa luas
suhu  permukaan  mengalami  peningkatan  dan  penurunan  luas.  Perubahan  luas suhu  permukaan  terbesar  terjadi  pada  selang  suhu  37
o
C-38
o
C  yang  mengalami penurunan luas terbesar  yaitu 965,52  Ha dibandingkan dengan tahun 2000. Pada
tahun  2000,  selang  suhu  37
o
C-38
o
C  merupakan  selang  suhu  yang  mempunyai luas distribusi spasial paling besar. Sedangkan pada tahun 2011, suhu permukaan
36
o
C-37
o
C  mempunyai  luas  distribusi  spasial  yang  paling  besar.  Hal  ini membuat  selang  suhu  37
o
C-38
o
C  mengalami  penurunan  luas  distribusi  spasial yang  paling  tinggi.  Kondisi  ini  mengartikan  bahwa  telah  terjadi  penurunan  suhu
permukaan  pada  selang  suhu  dominan  di  Kota  Surakarta  selama  periode  tahun 2000 sampai 2011.
Kondisi  perubahan  suhu  permukaan  di  Kota  Surakarta  berbeda  dengan kota  lain  yang  pernah  diteliti  perubahan  distribusi  suhu  permukaannya.
Berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan  Fajar  2010  tentang  perubahan  suhu permukaan  di  Kota  Palembang  menunjukkan  bahwa  telah  terjadi  kenaikan  suhu
permukaan  dominan  selama  kurun  waktu  tahun  2001  sampai  tahun  2010.  Pada tahun 2000 selang suhu 34
o
C-35
o
C mempunyai luas 1007,82 Ha sedangkan pada tahun  2010  mengalami  peningkatan  yang  besar  lebih  dari  dua  kali  lipat  yaitu
1250,73 Ha. Kondisi ini juga terjadi pada selang suhu yang lebih tinggi berikutnya yang mengalami peningkatan luas yang besar dibandingkan dengan tahun 2010.
Perubahan  luas  distribusi  spasial  suhu  permukaan  yang  terjadi  di  Kota Surakarta  berkaitan  erat  dengan  perubahan  luas  kelas  tutupan  lahan  yaitu  telah
terjadi  pertambahan  luas  kelas  lahan  bervegetasi  rapat  maupun  jarang  selama periode  tahun  2000  sampai  tahun  2011.  Akibatnya  terjadi  penurunan  suhu
permukaan di Kota Surakarta. Pepohonan dan vegetasi lainnya dapat memperbaiki suhu  melalui  evapotranspirasi.  Hal  ini  sesuai  dengan  pernyataan  Irwan  2005
yang menyatakan bahwa tanaman dapat menurunkan suhu di sekitarnya. Tanaman yang tinggi memiliki laju evapotranspirasi yang lebih besar dibandingkan tanaman
yang  rendah.  Oleh  karena  itu,  hutan  kota  dapat  digunakan  sebagai  pencegah berkurangnya  kelembaban  udara.  Hutan  kota  juga  dapat  menurunkan  suhu  di
sekitarnya sebesar 3,46 di siang hari pada permulaan musim hujan. Hutan kota juga menaikkan kelembaban sebesar 0,81 di siang hari pada permulaan musim
hujan.
Ga mbar
23  P eta p
eruba h
an dist ribusi s
uhu pe rmuka
an Kota S
ur aka
rta t
ahu n 2000 da
n 2011 .
5.3 Distribusi Kelembaban Udara