2.7 Tingkat Kesejahteraan
Menurut Gunawan 2007, kebijakan khusus pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat guna menanggulangi kemiskinan
merupakan bagian integral pembangunan nasional yang harus mempunyai arah pembangunan yang jelas. Arah pembangunan tersebut harus ditindaklanjuti
melalui strategi peningkatan kesejahteraan dan dijabarkan melalui kebijakan peningkatan kesejahteraan guna menanggulangi kemiskinan. Kesejahteraan
bersifat subyektif, setiap orang mempunyai pedoman, tujuan dan cara hidup yang berbeda-beda terhadap faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan. Nilai tukar
nelayan digunakan sebagai pendekatan untuk mengetahui perkembangan tingkat kesejahteraan nelayan. UU No. 6 tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial menyatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh
rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmani,
rohani dan sosial sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan
Pancasila. Badan Pusat Statistik 2009 menentukan tingkat kesejahteraan
menyangkut segi-segi yang dapat diukur measurable welfare. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan adalah:
1 Pendapatan rumah tangga;
2 Konsumsi rumah tangga;
3 Keadaan tempat tinggal;
4 Fasilitas tempat tinggal;
5 Kesehatan anggota rumah tangga;
6 Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dari tenaga medis atau
paramedis, termasuk didalamnya kemudahan mengikuti Keluarga Berencana KB dan memperoleh obat-obatan;
7 Kemudahan memasukkan anak ke suatu jenjang pendidikan;
8 Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi;
9 Kehidupan beragama;
10 Perasaan aman dari gangguan tindak kejahatan; dan
11 Kemudahan dalam melakukan olahraga.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian