menyatakan sering olahraga, 40 menyatakan cukup sering olahraga dan 40 lainnya menyatakan kurang olahraga. Sebanyak 20 responden nelayan buruh
menyatakan cukup sering olahraga dan 80 responden menyatakan kurang olahraga. Kemudahan rumah tangga nelayan responden dalam melakukan
olahraga dapat dilihat pada Tabel 37. Tabel 37 Kemudahan rumah tangga nelayan responden dalam melakukan
olahraga
Kemudahan dalam melakukan olahraga
Skor Nelayan pemilik
Nelayan buruh Jumlah
orang Persentase
Jumlah orang
Persentase Sering olahraga
3 1
20,00 -
- Cukup sering olahraga
2 2
40,00 2
20,00 kurang olahraga
1 2
40,00 8
80,00 Jumlah
5 100,00
10 100,00
Sumber: Diolah dari data primer
5.5 Klasifikasi Tingkat Kesejahteraan Nelayan Responden
Seluruh nelayan pemilik termasuk dalam tingkat kesejahteraan tinggi. Sementara sebanyak 60 responden nelayan buruh termasuk dalam tingkat
kesejaheraan tinggi dan 40 responden lainnya termasuk dalam tingkat kesejahteraan sedang. Klasifikasi tingkat kesejahteraan nelayan responden dapat
dilihat pada Tabel 38. Tabel 38 Klasifikasi tingkat kesejahteraan nelayan responden
Klasifikasi tingkat
kesejahteraan Total
skor Nelayan pemilik
Nelayan buruh Jumlah
orang Persentase
Jumlah orang
Persentase Tinggi
27-35 5
100,00 6
60,00 Sedang
19-26 -
- 4
40,00 Rendah
11-18 -
- -
- Jumlah
5 100,00
10 100,00
Sumber: Diolah dari data primer
5.6 Pembahasan
Alat tangkap payang banyak digunakan di Perairan Teluk Palabuhanratu. Secara teknik, operasional alat tangkap payang efektif menangkap ikan.
Produktivitas payang meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 36.083 kg per unit per tahun. Meningkatnya produktivitas payang disebabkan pengurangan
jumlah unit penangkapan payang, sehingga mengurangi persaingan dalam perolehan hasil tangkapan. Hasil tangkapan payang umumnya ikan pelagis,
seperti tongkol, kantong semar, cakalang dan madidihang. Pada saat tidak musim ikan, kadang-kadang bagian kantong payang diganti menggunakan jaring dengan
ukuran mata lebih kecil. Hal ini dimaksudkan untuk menangkap ikan teri. Saat tidak musim ikan, dengan payang yang sama, kadang-kadang tertangkap ikan
layur, tenggiri dan pepetek. Tahun 2007 dan sebelumnya, payang lebih banyak menangkap jenis-jenis
ikan pelagis kecil seperti tembang, hanya sesekali secara kebetulan menangkap ikan pelagis besar seperti cakalang. Hal ini menimbulkan pertanyaan terhadap
kesediaan sumberdaya ikan di Perairan Palabuhanratu bahwa telah terjadi pengurangan sediaan jenis ikan tertentu. Keadaan ini dapat dijawab melalui
penelitian tentang sumberdaya ikan di Perairan Palabuhanratu. Metode penangkapan ikan yang dilakukan yaitu dengan cara melingkari
gerombolan ikan dengan jaring. Pengoperasian payang, terutama pada saat hauling, memerlukan tenaga nelayan dengan energi yang lebih tinggi, terlebih saat
mendapatkan banyak hasil tangkapan. Hasil penelitian bahwa hauling memerlukan porsi waktu yang paling banyak saat nelayan melaut. Jika hal ini
dikaitkan dengan umur nelayan buruh, yaitu di atas 45 tahun walaupun masih termasuk dalam kriteria umur produktif, akan lebih baik jika payang dioperasikan
oleh nelayan yang lebih muda. Nelayan yang lebih muda umumnya memiliki energi yang lebih besar, sehingga hauling dapat dilakukan lebih cepat. Artinya
semakin cepat jaring payang mencapai kapal, maka akan semakin baik dan peluang lolosnya ikan hasil tangkapan semakin kecil.
Tingkat pendidikan nelayan buruh tampaknya tidak begitu berpengaruh terhadap pelaksanaan operasi penangkapan ikan, karena operasi penangkapan ikan
bergantung pada hasil tangkapan yang diperoleh. Hasil tangkapan yang diperoleh menentukan pendapatan yang diterima nelayan buruh. Pendapatan yang diterima
nelayan buruh bergantung pada sistem bagi hasilnya. Porsi melaut nelayan buruh lebih tinggi dibandingkan nelayan pemilik,
sehingga alokasi waktu kerja nelayan buruh lebih banyak digunakan untuk melaut. Hal ini yang menyebabkan pendapatan nelayan buruh di luar sektor
penangkapan ikan tidak ada. Keadaan ini terkait dengan tingkat pendapatan nelayan buruh yang rendah, sehingga nelayan buruh tidak bisa menabung. Hal ini
ditunjukkan dengan 50 nelayan buruh masuk dalam kategori miskin, miskin sekali dan paling miskin. Kategori miskin hingga paling miskin ini pula yang
menyebabkan nelayan buruh lebih banyak memilih tidur dan menonton TV saat tidak melaut. Keadaan ini yang menyebabkan nelayan buruh tidak memiliki
pendapatan pada saat tidak melaut, sehingga nelayan buruh memilih berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan nelayan buruh adalah menciptakan lapangan kerja untuk rumah tangga nelayan buruh, misalnya
menciptakan usaha sampingan rumah tangga. Nelayan buruh dapat melakukan pekerjaan ini saat tidak melaut, namun istri atau anak nelayan buruh dapat
melakukannya setiap hari. Usaha sampingan yang diciptakan seharusnya dapat dilakukan oleh rumah tangga.
Hasil penelitian bahwa pendapatan nelayan pemilik lebih besar dibandingkan nelayan buruh. Pendapatan semakin besar maka 10 indikator
kesejahteraan lainnya semakin baik. Artinya semakin besar pendapatan maka 10 indikator kesejahteraan lainnya mudah terpenuhi, sehingga tingkat kesejahteraan
semakin baik. Hal ini menyebabkan tingkat kesejahteraan nelayan pemilik lebih tinggi dibandingkan nelayan buruh.
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan