Hasil Tangkapan Alokasi Waktu

tenaga penggerak motor tempel berkekuatan 40 PK. Bertambahnya kekuatan mesin akan mempercepat kapal dalam melakukan pelingkaran gerombolan ikan pada saat operasi penangkapan ikan sehingga operasi penangkapan ikan menjadi lebih efisien. Perahu ini tidak mempunyai rumah-rumahan deck house, dengan tujuan agar luasan di atas dek saat pengoperasian alat cukup luas, sehingga tidak mengganggu berlangsungnya operasi penangkapan ikan Suharyadie 2004.

2.1.3 Nelayan

Nelayan yang mengoperasikan alat tangkap payang berjumlah 6 orang untuk payang berukuran kecil dan 16 orang untuk payang berukuran besar Subani dan Barus 1989. Menurut Saptaji 2005, jumlah nelayan dalam satu unit penangkapan payang di Palabuhanratu adalah 15-25 orang. Jumlah nelayan yang dipakai ditentukan berdasarkan jenis ikan sasaran penangkapan serta ukuran kapal yang digunakan. Tiap nelayan mempunyai tugas masing-masing yang merupakan satu kesatuan kerja dalam mengoperasikan alat tangkap payang. Ayodhyoa 1981 mengungkapkan bahwa nelayan telah membentuk satu kesatuan kerja yang tetap dan dipimpin oleh juru mudi yang sekaligus bertindak sebagai fishing master. Pembagian tugas tersebut adalah 1 Tekong, merupakan kapten kapal yang bertanggung jawab atas keberhasilan operasi penangkapan ikan; 2 Juru mudi, bertugas mengemudikan kapal menuju fishing ground sampai kembali ke fishing base, serta bertanggung jawab terhadap kondisi mesin kapal; 3 Juru batu, bertugas dalam merapikan alat tangkap sebelum atau sesudah hauling di atas kapal; 4 Pengawas, bertugas mengawasi keberadaan ikan target penangkapan; dan 5 Tukang renang, bertugas menakut-nakuti ikan agar tidak lolos melewati bagian bawah kapal dan sayap payang. Tukang renang akan meloncat ke dalam air dan dilakukan berulang-ulang.

2.2 Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan adalah spesies ikan yang tertangkap saat kegiatan operasi penangkapan. Hasil tangkapan yang diperoleh alat tangkap payang sangat bergantung pada keadaan daerah dan jumlah ikan yang berkumpul di daerah penangkapan. Hasil tangkapan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Menurut Mawardi 1990 menjelaskan bahwa sasaran utama dari pengoperasian payang di Perairan Teluk Palabuhanratu adalah jenis-jenis ikan pelagis yang mempunyai nilai ekonomis penting seperti : cakalang Katsuwonus pelamis, tongkol Auxis thazard dan banjar Euthynus alleratus. Hasil tangkapan sampingan, yang diperoleh adalah spesies yang kebetulan tertangkap incidental catch.

2.3 Alokasi Waktu

Menurut Sayogyo 1982, penggunaan waktu di rumah tangga pedesaan ada perbedaan antara rumah tangga miskin dan rumah tangga kaya. Rumah tangga miskin menggunakan waktu kerja lebih banyak dibandingkan dengan rumah tangga kaya, sedangkan imbalan yang diperoleh dalam bentuk upah sangat kecil. Hasil penelitian Aryani 1994 di Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi tentang curahan kerja dan kontribusi penerimaan keluarga nelayan terungkap bahwa semakin besar sumbangan dari hasil kegiatan melaut terhadap total penerimaan rumah tangga maka semakin baik kondisi ekonomi rumah tangga. Intensitas sumbangan curahan tenaga kerja rumah tangga terlihat dari tingkat partisipasi dan tingkat waktu kerja. Prasodjo 1993 mengungkapkan bahwa faktor musim mempengaruhi keragaan pola kerja antara pria dan wanita dalam rumah tangga nelayan dengan ekspansi demografi yang berbeda-beda. Perubahan dari normal ke musim paceklik direspon oleh rumah tangga nelayan dengan meningkatkan pola nafkah ganda. Dengan kata lain, pengalokasian tenaga kerja wanita rumah tangga nelayan pada musim paceklik tidak optimal karena masih terdapat potensi tenaga kerja wanita dan waktu luang yang cukup besar. Pekerjaan sebagai nelayan tidak diragukan lagi adalah pekerjaan yang sangat berat.

2.4 Pendapatan Keluarga