Tumbuhan rami Boehmeria nivea, L. Gaud merupakan salah satu tumbuhan penghasil serat alam yang dapat menjadi sumber bahan baku produk
tekstil seperti halnya kapas karena memiliki kemiripan dengan kapas, bedanya kapas merupakan serat pendek, sedangkan rami adalah serat panjang. Dibanding
dengan kapas, serat rami lebih kuat, mudah menyerap keringat dan tidak mudah kena bakteri atau jamur. Selain diambil serat dari kulit batangnya, semua bagian
tanaman rami dapat dimanfaatkan. Akar tanaman rhizome dapat digunakan sebagai bahan tanaman bibit untuk pengembangan rami, daunnya dapat
digunakan sebagai pakan ternak, sedangkan kulit batang dan kayunya dapat digunakan untuk bahan baku pulp maupun kompos. Prospek pengembangan pasar
untuk serat rami sangat baik karena harga jual yang relatif tinggi. Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan rami karena memiliki
lahan yang relatif luas dan iklim yang cocok untuk tumbuhan rami. Rami sangat cocok dikembangkan di Indonesia bagian barat yang beriklim basah karena jenis
tumbuhan ini memerlukan curah hujan sepanjang tahun Anonim 2010.
2.2.2.8 Tumbuhan Penghasil Bahan Pewarna dan Tanin
Pewarna nabati adalah bahan pewarna yang berasal dari tumbuhan, bahan- bahan ini diekstrak dengan jalan fermentasi, direbus atau secara kimiawi, dari
sejumlah kecil zat kimia tertentu yang terkandung di dalam jaringan tumbuhan. Suatu zat dapat dikatakan berwarna apabila zat tersebut dapat menyerap cahaya
yang dapat dilihat manusia yang panjang gelombangnya 400-800 nm. Sebagian besar warna dapat diperoleh dari produk tumbuhan, seperti warna biru dari
Indigofera spp. dan Haemetoxylon campechianum L., warna kuning dari Crocus sativa L., warna coklat dari Peltophorum pterocarpum, warna merah dari Rubia
cardifolia L., dan warna hitam dari Macaranga tanarius L., sedangkan untuk warna hijau biasanya diperoleh dari campuran pewarna nabati yang berwarna biru
dan kuning Lemmens dan Soetjipto 1999. Pewarna alami memiliki segi positif namun tidak luput dari keterbatasan,
sehingga harus ada usaha ke arah penggalian potensi sumber pewarna alami dan perbaikan ekstraksi ataupun teknologi prosesing untuk menghasilkan pewarna
alami yang berkualitas baik Rostiana et al. 1992.
Menurut Lemmens dan Soetjipto 1999, tanin nabati merupakan bahan dari tumbuhan, rasanya pahit dan kelat, seringkali berupa ekstrak dari pepagan atau
bagian lain terutama daun, buah, dan puru. Hasil dari penyamakan kulit dengan tanin berupa kulit samak yang banyak manfaatnya, selain samak kulit juga dapat
menyamak jala, tali dan layar. Tanin juga digunakan sebagai perekat, bahan pewarna dan mordan.
2.2.2.9 Tumbuhan Penghasil Kayu Bangunan
Haygreen dan Bowyer 1989 dalam Purnawan 2006 mengemukakan bahan bangunan kayu merupakan salah satu produk yang paling sederhana, paling
mudah digunakan, kayu dapat dipotong dan dibentuk dengan mudah, digunakan dan mudah dipasang. Pada saat yang sama, kayu adalah salah satu bahan yang
sangat kompleks. Kayu tersusun atas sel-sel yang mungil, masing-masing memiliki struktur lubang-lubang kecil, selaput dan dinding-dinding yang berlapis-
lapis rumit. Unsur-unsur penyusunan kayu tergabung dalam jumlah senyawa organik, yaitu: selulosa, hemiselulosa dan lignin.
2.2.2.10 Tumbuhan untuk Upacara Adat