Segitiga Kemampuan Komunikasi Matematis

mengajar guru yang kurang bervariasi, juga pembelajaran yang berpusat kepada guru sehingga siswa menjadi tidak aktif dalam pembelajaran. Terkadang setelah siswa menerima pembelajaran yang diberikan, masih banyak yang tidak mengetahui penggunaan pengetahuan yang telah didapatnya juga siswa merasa kesulitan untuk menentukan langkah awal apa yang mesti dilakukan dari informasi yang terdapat dalam soal. Informasi yang diperoleh dari soal tersebut pun tidak dimodelkan dalam bentuk matematika berupa notasi, gambar, grafik dan aljabar. Berdasarkan hasil PISA dan TIMSS dapat dilihat bahwa siswa hanya mampu memecahkan permasalahan untuk masalah matematika yang sangat sederhana dan juga hanya mampu menjawab soal-soal yang biasa diajarkan dalam konteks permasalahan rutin dan familiar dan yang tidak mencapai rata- rata adalah karena disebabkan kurangnya penerapan pemahaman dalam situasi yang lebih kompleks sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan masalah langkah demi langkah dan juga kurang mampu mengkomunikasikan pemahaman mereka dalam berbagai situasi. Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 yang tertuang dalam Standar Kompetensi Lulusan menetapkan kecakapan atau kemahiran matematika siswa SDMI sampai SMAMA yang diharapkan tercapai dalam belajar matematika yang diantaranya adalah kemampuan mengkomunikasikan gagasan, simbol, tabel, grafik, atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah. 34 Dari penjabaran di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa. 34 Ali Mahmudi, “Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika”, Jurnal MIPA UNHALU: vol.8, no. 1, 2009, h.3 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Daarul Hikmah Pamulang. Waktu penelitian yaitu pada bulan mei semester genap tahun ajaran 20152016 di kelas VII.

B. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian dengan cara mengumpulkan data- data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data tersebut disusun, diolah, dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada. 1 Selain itu, peneliti melakukan wawancara langsung kepada subjek yang diteliti untuk memperkuat data-data yang diperoleh selain tes.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang pada semester genap tahun ajaran 20152016 sejumlah 100 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa carateknik yaitu tes dan wawancara : 1. Tes, digunakan sebagai upaya untuk memperoleh data primer tentang kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi segiempat dan 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung:Alfabeta, 2008, h.207 segitiga. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk uraian. 2. Wawancara, digunakan sebagai teknik pendukung di samping tes untuk memperoleh gambaran dalam menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi segiempat dan segitiga.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes kemampuan komunikasi matematis. Soal tes disusun dalam bentuk uraian essay untuk mengukur tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa. Adapun indikator yang diukur melalui tes uraian akan dijelaskan sebagaimana yang terdapat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Indikator Soal Written Text Drawing Mathematical Expression Menuliskan atau memberikan alasan terhadap sebuah gambar yang terbentuk dari keterangan yang diberikan. 1 Menuliskan atau memberikan alasan terhadap sebuah gambar yang terbentuk dari beberapa titik-titik koordinat. 2