Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

harus dilakukan dari informasi yang terdapat dalam soal. 3 masih banyak siswa yang kurang antusias terhadap pembelajaran matematika. 8 Berdasarkan hasil penelitian Ingko Humonggio, tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa berada pada kategori rendah. Hal ini terliat pada kemampuan siswa dalam menggunakan simbol matematika dan struktur- strukturnya untuk menyajikan ide, dari banyaknya siswa yang menjawab soal yang menuntut mereka berkomunikasi secara tertulis, yaitu 27 siswa, hanya 12 orang siswa yang mampu menjawab soal dengan benar dan lengkap. 9 Dengan demikian salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan objek matematika yang dipelajari, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bebas berkomunikasi dengan mengungkapkan ide atau mendengarkan ide temannya. Dalam komunikasi matematis siswa dapat mengemukakan ide dengan cara mengkomunikasikan pengetahuan matematika yang dimiliki baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk penjelasan aljabar, gambar, diagram atau model matematika lainnya. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa perlu melakukan suatu penelitian den gan judul “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang pada Materi Segiempat dan Segitiga ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini di identifikasikan sebagai berikut : 1. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyampaikan ide secara tulisan melalui gambar, grafik atau diagram yang disajikan. 8 Wawancara dengan Guru Matematika di MTsN Tangerang II Pamulang, Lamp. 1 9 Ingko humonggio, Deskripsi kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 1 Tibawa, Jurnal Matematika Universitas Negeri Gorontalo,2013. 2. Kurangnya kemampuan siswa dalam menjelaskan gambar, grafik atau diagram ke dalam ide matematika. 3. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, maka diperlukan pembatasan masalah. Kemampuan komunikasi matematika siswa yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada indikator komunikasi matematis menurut Gusni Satriawati, yaitu ; a. Written Text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan baasa sendiri, membuat model situasi atau persoalan menggunakan model matematika dalam bentuk: lisan, tulisan, kongkrit, grafik, dan aljabar, menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika, membuat konjektur, menyusun argumen dan generalisasi. b. Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide-ide matematika, dan sebaliknya. c. Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan komunikasi matematis tertulis siswa kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII MTs Daarul Hikmah Pamulang.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi guru Guru dapat mengetahui kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki oleh para siswa sehingga nantiya guru bisa mendesain pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswanya. 2. Bagi siswa Siswa dapat mengetahui seberapa besar kemampuan komunikasi matematis yang dimilikinya dalam pembelajaran matematika. 3. Bagi sekolah Bagi sekolah diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran matematika yang tepat demi terwujudnya kualitas lembaga pendidikan yang lebih baik. 4. Bagi peneliti Bagi peneliti, hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi untuk penelitian lanjutan. 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritik

1. Pembelajaran Matematika

a. Belajar dan pembelajaran

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk dapat mengerti akan suatu hal dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, dari belajar seseorang juga dapat memperoleh banyak informasi sesuai dengan perkembangan zaman yang menuntut adanya perubahan. Belajar juga menciptakan interaksi guru dengan murid, murid dengan murid juga murid dengan lingkungan. Setiap belajar seseorang pasti akan menghasilkan sebuah pengetahuan baru yang bermanfaat untuk dirinya maupun masyarakat. Para ahli mendefinisikan belajar dalam beberapa teori yang berbeda. Menurut teori behaviorisme bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati dan juga diukur serta dinilai secara konkrit. Perubahan terjadi melalui rangsangan sehingga menimbulkan respon, dan respon diperoleh dengan menggunakan sebuah metode. Apabila hal ini dilakukan secara terus menerus sampai mendapatkan hasil maka respon akan semakin kuat. 1 Hilgard mengungkapkan “ Learning is the process by which an activity originates or changed through training procedurs whether in the laboratory or in the natural environment as distinguished from changes by factors not attributable to training” 2 artinya, belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain sehingga terjadi perubahan pada orang yang bersangkutan. 1 Ridwan Abdullah Sani, inovasi pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2013, h. 4-5 2 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta : Kencana, 2011, cet. 4, h. 228-229.