antara kamar dan lapangan olahraga sedikit jauh. Kebanyakan dari WBS hanya menggunakan sarana olahraga seperti senam pada
lansia yang diadakan setiap hari selasa dan jum‟at di bagian halaman depan panti.
l. Kantin : di dalam panti terdapat kantin yang menjual aneka
minuman dengan makanansnacknya. Kantin yang terdapat di dalam panti lebih sering dikunjungi oleh para pegawai dan
mahasiswa praktek. m.
Peternakan : di dalam panti terdapat beebrapa peternakan kambing yang berjumlah 4 ekor, ada juga kolam ikan yang berisi ikan
mujair dan ikan bawal, serta kandang ayam. Masing-masing peternakan diurus oleh WBS sendiri dan dibantu oleh pegawai
panti untuk menyalurkan hobi dan kesukaannya dalam merawat binatang.
Berikut ini adalah tabel mengenai lanjut usia WBS berdasarkan jenis kelamin, sebagai berikut:
Tabel 1.3 Data jumlah lanjut usiaWBS berdasarkan jenis kelamin
No. Jenis Kelamin
Jumlah 1.
Perempuan 89 orang
2. Laki-laki
61 orang
I. Kemitraan Dengan Pihak Luar
Hubungan lembaga dengan masyarakat sekitar dapat dikatakan cukup baik, terbukti dengan adanya PHLU Pelayanan Harian Lanjut Usia yang
dimana di panti terdapat posyandu lansia yang dapat digunakan oleh warga sekitar panti khususnya lansia di RT.07 karena di daerah sekitar belum
memiliki layanan posyandu lansia. Maka dari itu panti dengan warga sekitar RT.0706 bekerja sama dalam hal posyandu. Begitu juga bila ada kegiatan
seperti senam, maka warga sekitar dapat mengikuti senam bersama-sama. Kerja sama yang telah dilakukan oleh PSTW Budi Mulia 3 Ciracas,
dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada lansia, yaitu :
a. Dinas sosial, Dinas ketentraman dan ketertiban Satpol PP dalam
pengiriman calon WBS lansia terlantar dan menindak lanjuti hasil razia yang dilaksanakan.
b. RSKD Duren Sawit Satelit dalam hal pasien gangguan jiwa
psikotik c.
RSUD Budi Asih dan dalam hal memberikan pelayanan kesehatan kepada lansia
d. Puskesmas Ciracas, dalam hal memberikan layanan kesehatan
lansia. e.
PUM Panti Usada Mulia dalam bentuk perawatan untuk lansia yang sakit.
f. PSBI Bangun Daya Panti Sosial Bina Insan panti penampungan
sementara WBS yang akan dikirim ke setiap panti. Di PSBI juga terdapat Lansia yang Psikotik.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
Berdasarkan hasil temuan penulis dapat diperoleh suatu informasi mengenai dukungan keluarga. Pada bab ini, hasil temuan penulis dijelaskan melalui teori
bentuk dukungan keluarga yang dikemukakan oleh Friedman. Adapun sub bab yang akan dibahas diantaranya ialah mengenai profil informan, macam-macam
bentuk dukungan keluarga, serta komponen dukungan sosial.
A. Profil Informan
Salah satu yang dipilih menjadi informan adalah salah satu lansia terlantar yang berada di panti tetapi masih memiliki keluarga. Di bawah ini dapat dilihat
ringkasan data diri menjadi informan. 1.
Sutinem
Saat ini Sutinem berusia 73 tahun. Dari kecil berpendidikan sekolah 4 SD. Memiliki bapak seorang petani yang berjualan kacang dan
ibu juga seorang petani. Saat usia 12 tahun ibunya nenek Sutinem meninggal. Nenek Sutinem mulai belajar masak untuk petani yang bekerja
di sawah. Setelah itu bapak nenek Sutinem sakit udah tua lalu meninggal di Purbalingga. Nenek Sutinem adalah anak ke dua dari empat bersaudara.
Sekarang saudara nenek Sutinem sudah meninggal semua. Nenek Sutinem memiliki tiga anak laki-laki yang berada di Pasar Rebo satu, di
Purbalingga satu dan di Sumatera satu. Sebenarnya nenek Sutinem memiliki anak 4 namun yang satu sudah meninggal. Namanya Rahmat
Aris, Agus Waluyo, Sutrisno dan Riyadi yang sudah meninggal. Nenek Sutinem pernah tinggal juga di Pasar Rebo saat tahun 2013.
Awal nenek Sutinem bisa masuk panti karena anak nenek Sutinem yang menempatkan nenek Sutinem disini. Alasan pak Rahmat menempatkan ke
panti karena ketidak cocokan nenek Sutinem dengan menantunya, nenek Sutinem sering berantem dengan menantunya. Suami nenek Sutinem
sudah meninggal saat umur 84 tahun. Nenek Sutinem pernah bekerja berjualan kopi mentah saat di Purbalingga. Pak Rahmat Aris kemarin
sempat menjenguk nenek Sutinem udah sebulan setengah sebelum puasa. Nenek Sutinem tinggal di panti sudah dua tahun kurang lebih.
2. Anak Sutinem
Anak pertama nenek Sutinem di Pasar Rebo namanya Rahmat Aris. Rahmat Aris ini memiliki tiga anak. Anak yang pertama bernama
Rizki Ramadhan berumur sepuluh tahun. Anak yang kedua namanya Kana Tegar berumur delapan tahun kelas 2 SD. Anak yang ketiga bernama
Zanita Okta Nurjannah berumur enam tahun setengah mau masuk SD. Memiliki pekerjaan sebagai ojek online yaitu Grabbike. Rumahnya
kontrak di Pasar Rebo. Istrinya bekerja di Catering.
Anak kedua nenek Sutinem tinggal di Jambi namanya Adi Sutrisno. Kerja sebagai pesuruh di kantor pajak. Istrinya bekerja sebagai
ibu rumah tangga. Memiliki dua anak lelaki. Anak yang pertama bernama Imam. Anak yang ke dua bernama Ibrahim. Setelah itu anak ketiga nenek
Sutinem Agus Waluyo tinggal di Purbalingga. Dulunya bekerja sebagai satpam namun sekarang sudah tidak bekerja lagi karena sakit-sakitan dan
harus menjalani cuci darah rutin dua kali seminggu sakit gagal ginjal. Istrinya bekerja sebagai karyawan pabrik industri rambut palsu. Memiliki
dua anak laki-laki. Anak yang pertama berusia tujuh tahun dan anak yang kedua berusia empat tahun.
3. Bu Purba
Ibu Purba berusia 51 tahun. Tempat tanggal lahirnya di Taruntung 14 Juli 1965. Bu Purba anak ke 8 dari 9 bersaudara. Nama saudara yang ke
satu Bernad Purba kerja pensiunan guru SMPN sekarang tinggal di ciputat. Saudara ke dua Berliana Purba ikut suami pegawai negeri tinggal di
Taruntung. Saudara ke tiga Sofar Purba kerja supir Jakarta –Medan.
Saudara ke empat Galih Purba kerja jadi pemborong di Taruntung. Saudara ke lima Linda Purba guru menjahit sambil membuka toko
menjahit di Taruntung. Saudara ke enam sudah meninggal. Saudara ke tujuh Sabarohtuah Purba menjadi ibu rumah tangga. Ke 8 ibu Mangiring
Purba sendiri kerja jadi pegawai pns. Saudara ke sembilan Asimah Ulil Purba kerjanya di bidan pulo mas. Orang tua Bu Purba sekarang bapaknya
berumur 89 tahun sudah tidak bekerja namun dahulunya adalah pemborong proyek bangunan sekolah sedangkan ibunya sudah meninggal
sepuluh tahun yang lalu dulunya pedagang kopi. Pendidikan ibu Purba dari SD sampai SMA di Sumatera. Lalu melanjutkan kerja sambil kuliah di
Jakarta mengambil S1 di Widuri. Ibu purba memiliki dua anak yang pertama bernama Meilita Kusumadiani mau masuk kuliah. Arisil Irmawan
baru mau masuk SMA. Rumah tempat tinggal ibu Purba di kavling cipayung. Motto hidup ibu Purba bekerja untuk menyekolahkan anak.
Pekerjaan suami ibu Purba adalah menjadi pegawai PNS di Departemen Sosial.
B. Bentuk Dukungan Keluarga
Sesuai dengan teori Gallo dan Reichel yang dikutip oleh Indriyani membagi
jenis-jenis dukungan keluarga menjadi 3 tiga jenis pada bab II halaman 23 : a.
Dukungan Fisiologis
Dukungan fisiologis merupakan dukungan yang dilakukan dalam bentuk pertolongan-pertolongan dalam aktivitas sehari-hari yang
mendasar, seperti dalam hal mandi, menyiapkan makanan dan memperhatikan gizi, toileting, menyediakan tempat tertentu atau
ruangan khusus, merawat seseorang bila sakit. Seperti yang diutarakan
anaknya kepada ibunya :
“Ibu dipanti jaga kesehatan ya, jangan sampai sakit. Kalo ada kegiatan olahraga kalo bisa ibu ikut. Agar ibu sehat terus
jangan lupa makan sehari tiga kali yang bergizi. Terkadang