Teori Proses Menua LANDASAN TEORI
tujuannya masing-masing, dalam upaya tersebut terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan waktu, untuk
mencapai tujuan yang hendak dicapai seorang aktor harus mengeluarkan biaya, aktor senantiasa berusaha mencari
keuntungan dan mencegah terjadinya kerugian, hanya interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan olehnya.
- Teori Aktivitas
Teori aktivitas dikembangkan oleh Palmore dan Lemon yang menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung
dari bagaimana seorang lansia merasakan kepuasaan dalam melakukan aktivitas serta mempertahankan aktivitas
tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas dan aktivitas yang dilakukan. Dari satu sisi aktivitas lansia dapat
menurun, akan tetapi dilain sisi dapat dikembangkan misalnya peran baru lansia sebagai relawan, kakek atau
nenek, seorang duda atau janda, serta karena ditinggal wafat pasangan hidupnya. Dari pihak lansia sendiri
terdapat anggapan bahwa proses penuaan merupakan suatu perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk
mempertahankan perilaku mereka semasa mudanya. Pokok-pokok teori aktivitas adalah: moral dan kepuasan
berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan
sepenuhnya dari lansia di masyarakat; kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.
- Teori Kesinambungan
Teori ini dianut oleh banyak pakar sosial. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus
kehidupan lansia. Pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ia menjadi
lansia. Hal ini dapat terlihat bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah meskipun ia
telah menjadi lansia. Pokok-pokok teori kesinambungan adalah sebagai berikut: lansia tidak disarankan untuk
melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan, tetapi berdasarkan pada pengalamannya di masa lalu,
lansia harus memilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan; peran lansia yang hilang tak perlu
diganti; lansia berkesempatan untuk memilih berbagai macam cara untuk beradaptasi.
- Teori Perkembangan
Havighurst dan Duvali menguraikan tujuh jenis tugas perkembangan developmental tasks selama hidup yang
harus dilaksanakan lansia yaitu: penyesuaian terhadap penurunan kemampuan fisik dan psikis; penyesuaian
terhadap pensiun dan penurunan pendapatan; menemukan makna kehidupan; mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan; menemukankepuasan dalam hidup berkeluarga; penyesuaian diri terhadap kenyataan akan
meninggal dunia; menerima dirinya sebagai seorang lansia. Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses
menjadi tua merupakan suatu tantangan dan bagaimana jawaban lansia terhadap berbagai tantangan tersebut yang
dapat bernilai positif ataupun negatif. Pokok-pokok dalam teori perkembangan adalah sebagai berikut: masa tua
merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya; masa tua merupakan masa penyesuaian diri
terhadap kenyataan sosial yang baru, yaitu pensiun danatau mendudamenjanda; lansia harus menyesuaikan
diri sebgai akibat perannya yang berakhir dalam keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat
pensiun, serta ditinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-temannya.
- Teori Stratifikasi Usia
Wiley menyusun stratifikasi usia berdasarkan usia kronologis yang menggambarkan serta membentuk adanya
perbedaan kapasitas, peran, kewajiban, dan hak mereka
berdasarkan usia. Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah struktur dan prosesnya.
Pokok-pokok dari teori stratifikasi usia adalah sebagai berikut: arti usia dan posisi kelompok usia bagi
masyarakat, terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompok, terdapatnya mekanisme pengalokasian peran di
antara penduduk. Keunggulan teori stratifikasi usia adalah bahwa pendekatan yang dilakukan bersifat deterministik
dan dapat dipergunakan untuk mempelajari sifat lansia secara kelompok dan bersifat makro. Kelemahannya
adalah teori ini tidak dapat dipergunakan untuk menilai lansia secara perorangan, mengingat bahwa stratifikasi
sangat kompleks dan dinamis serta terkait dengan klasifikasi kelas dan kelompok etnik Maryam
.
3. Teori Penarikan Diri Disengagement Theory
Teori ini merupakan teori sosial tentang penuaan yang paling awal dan pertama kali diperkenalkan oleh Gumming dan Henry.
Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan
menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Para lansia juga terjadi kehilangan ganda triple loss, yaitu : kehilangan peran, hambatan
kontak sosial, berkurangnya komitmen. Menurut teori ini seorang lansia dinyatakan mengalami proses penuaan yang berhasil apabila
ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi serta mempersiapkan diri dalam
menghadapi kematiannya. Pokok-pokok teori menarik diri adalah sebagai berikut : pada pria, kehilangan peran hidup terutama
terjadi pada masa pensiun. Sedangkan pada wanita terjadi pada masa ketika peran dalam keluarga berkurang, misalnya saat anak
menginjak dewasa serta meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah; lansia dan masyarakat mampu mengambil manfaat dari
hal ini, karena lansia dapat merasakan bahwa tekanan sosial berkurang, sedangkan kaum muda memperoleh kerja yang lebih
luas. Tiga aspek utama dalam teori ini adalah proses menarik diri yang terjadi sepanjang hidup. Proses ini tidak dapat dihindari serta
hal ini harus diterima oleh lansia dan masyarakat.
40
40
Universitas Veteran Jakarta, “Landasan Teori Lansia” artikel diakses pada 28 September 2016 dari http:library.upnvj.ac.idpdf5FKS1KEDOKTERAN0810211095Bab.2.pdf.pdf