LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

ekonomi yang memungkinkan lanjut usia terlindungi dari resiko sosial sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan. 2 Program UEP Usaha Ekonomi Produktif diperuntukan untuk lansia yang masih potensial Kemensos memberikan bantuan berupa dana sebesar Rp.1.500.000 sekali bantuan. Diharapkan bisa membuka usaha sendiri seperti berjualan tempe goreng. Pertumbuhan penduduk Lansia di seluruh dunia berjalan sangat cepat dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pertumbuhan Lansia di Negara berkembang, jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas diperkirakan meningkat menjadi 20 antara tahun 2015-2050. Sementara Indonesia berada di urutan keempat setelah China, India, dan Jepang. Penduduk lansia di Indonesia tahun 2000 berjumlah 14,4 juta 7,8, pada tahun 2005 berjumlah 18,2 juta orang atau 8,2. Pada tahun 2007 penduduk lansia Indonesia berjumlah 18,7 juta 8,42, tahun 2010 meningkat menjadi 9,77 dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi dua kali lipat berjumlah 28,8 juta 11,34. 3 Peningkatan jumlah ini akan membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, baik pada diri yang bersangkutan, keluarga dan masyarakat. Secara individu, proses penuaan aging process merupakan proses alami 2 Kementrian Sosial RI, Petunjuk Pelaksanaan Uji Coba Family Support Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Jakarta :2014 h.7 3 Universitas Pendidikan Indonesia , “Pertumbuhan Lanjut Usia,”artikel diakses pada 12 Januari 2016 dari http:repository.upi.ac.idbistream123456789392403Chapter2011.pdf yang tidak dapat dielakkan, berpengaruh terhadap segi kehidupan fisik, mental, sosial maupun spiritual. 4 Dalam ketentuan-ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan Lansia, mengenai pengertian lanjut usia, yaitu seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. 5 Asas peningkatan kesejahteraan lanjut usia adalah keimanan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kekeluargaan, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam kehidupan. Dengan arah agar lanjut usia tetap dapat diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraan. Ajaran Islam sangat jelas menegaskan tentang keharusan kita berbuat baik kepada kedua orang tua, bahkan ketika mereka berusia lanjut. Diantaranya adalah tercantum dalam Surah Al Israa‟ 17; 23-24 “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya 4 Dadang Hawari, Sejahtera di Usia Senja Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007 h. 6 5 Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Bab 1 Pasal 1 atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali- kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada kedua-nya perkataan yang baik.” Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih saya ng dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidi k aku pada waktu kecil” Oleh karena itu sangat disayangkan apabila ada seseorang yang sampai menelantarkan mereka, bahkan sampai melakukan kekerasan serta tidak peduli akan keberadaan mereka, walau bagaimanapun mereka adalah seseorang yang perlu mendapatkan perhatian, sekaligus pelayanan yang memadai untuk keberlangsungan hidup para orang tua atau lansia yang terlantar. Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam dan berkata, „Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?‟ Nabi Shalallaahu „alaihi wasallam menjawab, „ibumu Dan orang tersebut kembali bertanya, „kemudian siapa lagi?‟ Nabi shalallaahu „alaihi menjawab, „Ibumu‟ Dan orang tersebut kembali berta nya, „kemudian siapa lagi?‟ Nabi shalallaahu „alaihi menjawab, „Ibumu‟ orang tersebut bertanya kembali, „kemudian siapa lagi,‟ Nabi shalallaahu „alaihi menjawab, „kemudian ayahmu.” HR. Bukhori dan Muslim Hadist tersebut menunjukan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu „alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalam mnghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. Maka dengan adanya lembaga pemerintah yang khusus menanggulangi masalah lansia terlantar ini, diharapkan dapat membangun dan melahirkan perubahan dalam masyarakat yang lebih maju. Lembaga Pemerintah atau Panti Sosial ini sebagai pusat kegiatan pelayanan sosial yang sangat ditunggu peran aktifnya oleh masyarakat untuk menjawab persoalan yang dapat meresahkan masyarakat. Pelaksanaan pemberdayaan Panti Sosial Tresna Werdha dalam menanggulangi lansia yang mempunyai program pemberdayaan berupa pelayanan sosial seperti pembinaan keagamaan, olahraga, pelatihan keterampilan dalam proses pelaksanaan pemberdayaan. Pelatihan keterampilan seperti menjahit, membuat keset, membuat tempat tisu dari mute-mute, serta membuat bunga yang terdapat di Panti Sosial Tresna Werdha ini dapat memberikan kemampuan pada mereka sangat penting suatu karya atau hasil yang berguna dan bermanfaat yang membuat lansia bisa berlatih hidup mandiri dalam berperilaku, serta mempunyai jiwa yang kreatif Elizabeth B. Hurlock menggambarkan secara umum kondisi lanjut usia yaitu, keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus tergantung pada orang lain. Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik. Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah meninggal atau pergi jauh dan atau cacat. Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah. Belajar unuk memperlakukan anak sudah besar sebagai orang dewasa. Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk orang dewasa. Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk orang berusia lanjut dan memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan lama yang erat dengan kegiatan yang lebih cocok. 6 Oleh karena itu, lanjut usia ini memerlukan perhatian khusus dari semua pihak, mengingat populasinya yang terus meningkat mereka juga berpotensi dapat menimbulkan permasalahan yang akan mempengaruhi lanjut usia lain. Seperti masalah yang timbul ketika manusia sudah menjadi lansia adalah lansia sering dinilai tidak kreatif, kembali kemasa anak-anak, egois, keras kepala, suka mencela, bingung, kurang menjaga kebersihan, dan kurang merasa bahagia. Dukungan keluarga dan masyarakat luas sangat penting bagi anggota keluarganya yang berada di panti. Dengan dukungan sosial social support dari semua pihak, terutama dari orang-orang terdekat, diharapkan dapat membuat individu menjadi memiliki rasa aman, berani mengambil keputusan, dan mengungkapkan idenya tanpa rasa takut. Dengan kata lain, individu tersebut akan cenderung memiliki rasa confidence. 6 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1984 Cet. 4 H. 387. Peneliti melihat dukungan keluarga perlu untuk diketahui dukungan apa saja yang dibutuhkan dipanti sosial tresna werdha kepada para lansiannya dalam pengembangan diri lansia. Alasan peneliti meneliti nenek Sutinem adalah karena ia termasuk kriteria informan yang peneliti butuhkan yaitu ditempatkan di panti kerana keinginan keluarga dan masih memiliki keluarga. Dan mengapa yang dipilih nenek Sutinem berdasarkan data yang ada di panti bahwa ada 81 nenek dan 69 kakek yang tinggal di panti seperti nenek Sutinem karena ini rujukan juga dari pekerja sosial. Fokus kegiatan yang akan peneliti teliti adalah mengenai dukungan keluarga lansia, dengan demikian peneliti mengambil judul tulis an “DUKUNGAN KELUARGA BAGI LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 3 JAKARTA TIMUR Studi Kasus Nenek Sutinem ”.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Penulis menemukan judul skripsi yang membahas tentang Lansia yang di tulis oleh Sarjana Universitas Islam Negeri Jakarta. Akan tetapi setelah penulis membaca beberapa skripsi tersebut ada perbedaan yang sangat signifikan, sehingga dalam penulisan skripsi ini nantinya tidak ada timbul kecurigaan plagiasi. Untuk itu dibawah ini penulis akan kemukakkan judul skripsi yang di tulis, anatara lain: 1. Judul :Pelayanan Kematian Bagi Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 4 Margaguna Penulis : Wahyudi Jurusan : Konsentrasi Kesejahteraan Sosial, Universitas Islam Negeri. Perbedaan Fokus Penelitian : Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitianya adalah pelayanan kepada lanjut usia sebelum kematian dan yang menjadi perbedaannya adalah pada tempat penelitian perbedaaanya skripsi ini meneliti di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna sedangkan penulis meneliti di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Ciracas.

2. Judul : Hubungan antara Senam Kesegaran Jasmani Lansia dengan

Fungsi Kognitif dan Keseimbangan Tubuh di Posyandu Lansia Desa Dauh Puri Kauh Denpasar Penulis : Lanawati Jurusan : Kesehatan Masyarakat, Universitas Udayana Denpasar Perbedaan Fokus Penelitian : Pada skripsi ini menulis tentang hubungan antara senam kesegaran jasmani lansia dengan fungsi kognitif dan keseimbangan tubuh di posyandu lansia desa Dauh Puri Kauh Denpasar Sedangankan perbedaan fokus yang penulis teliti lebih kepada peran dukungan keluarga lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3

3. Judul : Pendekatan Pekerja Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial

Lanjut Usia di Sasana Tresna Werdha Budhi Mulia Cipayung Jakarta Timur Penulis : Bagus Gede Bhayu Dharma Putra Jurusan : Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Jakarta Perbedaan Fokus Penelitian : Pada skripsi ini menulis tentang pekerja sosial dalam usaha kesejahteraan sosial yang bertempatkan di sasana tresna werdha budhi mulia cipayung Jakarta timur perbedaan fokus yang penulis teliti lebih kepada peran dukungan keluarga yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3

C. PEMBATASAN DAN MASALAH

Untuk menfokuskan penulisan dan memudahkan dalam penelitian maka penulis membatasi permasalahan penelitian hanya pada: Peran dukungan keluarga bagi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Ciracas Jakarta Timur .

D. PERUMUSAN MASALAH

Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang masalah ini, maka berikut ini diajukan pertanyaan penelitian yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana dukungan keluarga bagi lansia nenek Sutinem yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Timur? 2. Bagaimana peran PSTW dalam memberikan dukungan keluarga bagi lansia nenek Sutinem?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: Mengetahui tentang dukungan keluarga bagi lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Timur dan mengetahui peran PSTW dalam memberikan dukungan keluarga bagi lansia.

F. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian diharapkan memiliki manfaat:

1. Secara Akademis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan bahan acuan untuk penelitian-penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. b. Memberikan wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti khususnya, sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya bagi Panti Sosial tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Timur dalam memberikan informasi mengenai peran dukungan keluarga yang seperti apa yang dibutuhkan lansia. b. Penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan mengenai peran dukungan keluarga pada lansia di Panti Sosial tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Timur dan diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan.

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini penulis mengunakan metodologi penelitian kualitatif, metode penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuam-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi