2 Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 serikat pekerjaserikat buruh, federasi dan konfederasi serikat
pekerjaserikat buruh mempunyai fungsi:
40
a. Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan
penyelesaian perselisihan industrial; b.
Sebagai wakil pekerjaburuh dalam lembaga kerja sama di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya;
c. Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang
harmonis, dinamis, dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak
dan kepentingan anggotanya; e.
Sebagai perencana, pelaksana, dan penanggung jawab pemogokan
pekerjaburuh sesuai
dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku; f.
Sebagai wakil pekerjaburuh dalam memperjuangkan kepemilikan saham di perusahaan.
E. Kontrol Terhadap Serikat Buruh
Organisasi adalah alat yang paling penting bagi buruh untuk menyatukan aspirasi mereka. Hal ini tampaknya juga disadari oleh negara orde baru pada saat
itu. Pada saat 1955, sejumlah serikat buruh banyak berdiri dan ada dibawah afiliasi partai-partai dengan ciri ideologinya masing-masing. Keadaan ini
40
ILO: Undang-undang Serikat Pekerja, h. 9.
dianggap akan menyulitkan investasi modal karena setiap serikat buruh dapat melakukan gerak politik tertentu yang dapat mengganggu keamanan modal. Oleh
sebab itu, control dan penataan serikat buruh menjadi salah satu tugas penting untuk menyiapkan infrastruktur akumulasi modal.
Pada tahun 1973 berdiri sebuah serikat buruh yang disebut Federasi Buruh Seluruh Indonesia yang menjadi salah satu organisasi buruh yang diakui oleh
pemerintah. Sebagaimana telah diungkapkan dalam seminar perburuhan sebelumnya, serikat buruh ini menyatakan prinsipnya bahwa gerakan buruh harus
independen dari seluruh kepentingan politik, tidak dibiayai oleh kepentingan dari luar kepentingan buruh baik sumber dana dari dalam atau luar negeri, aktivitas
buruh harus berkaitan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengembangkan hubungan industrial yang harmonis.
41
Dalam prakteknya serikat ini tidak pernah membela kepentingan buruh melainkan malah berlaku sebaliknya. Dari segi kepengurusan sebagian besar dari
pengurus diangkat oleh manajemen perusahaan sehingga otomatis memiliki kepentingan berlawanan.
42
Serikat buruh ini bukan menjadi sebuah kekuatan yang mampu menggerakan kesejahteraan buruh tetapi justru menjadi legitimasi pabrik
untuk menekan aktivitas tersebut. Secara efektif, serikat buruh ini menjadi kepanjangan tangan pemerintah untuk menjaga modal.
Di akhir tahun 1998, sentralisasi serikat buruh dianggap banyak orang telah hilang tetapi secara substansial, negara tetap berkepentingan untuk
mengontrol dan tidak membiarkan banyak serikat buruh untuk berdiri. Didalam
41
Vedi R. Hafiz, Workers and The State In New Order Indonesia, Routhledge Studies In The Growth Economic Of Asia, New York: Routhledge, 1997 h. 77.
42
Vedi R. Hafiz, Workers and The State In New Order Indonesia, Routhledge Studies In The Growth Economic Of Asia, h. 92.