Serikat Buruh KAJIAN TEORI

Berdasarkan sejarah panjang dunia perburuhan, di Indonesia sendiri pemerintah dipandang berkewajiban unuk melindungi perburuhan, membela hak- hak kaum buruh dan memajukan kondisi-kondisi kerja yang adil. Sudah dianggap dengan sendirinya bahwa pemerintah berada di pihak kaum buruh di dalam perjuangan terhadap eksploitasi dan penindasan. Ini adalah sangat wajar karena RI adalah produk dari suatu revolusi di mana kaum buruh mempunyai suatu bagian yang aktif. 11 Berdirinya FBSI pada tanggal 20 Februari 1973 yang kemudian berubah menjadi SPSI Serikat Pekerja Seluruh Indonesia pada tahun 1985 telah membuka sejarah baru bagi kaum buruh di Indonesia. Kaum buruh di Indonesia telah mampu mempersatukan dirinya dalam satu wadah perjuangan dan satu tujuan bersama, yaitu suatu organisasi di bidang perburuhan yang bersifat sosial- ekonomi. Dengan demikian orientasi utama dari wadah organisasi SPSI adalah berupaya meningkatkan kesejahteraan para anggota dan keluarganya. 12 Dalam bagian umum penjelasan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000, tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh, menyatakan bahwa pekerjaburuh merupakan mitra kerja pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerjaburuh dan keluarganya, menjamin kelangsungan perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya, sehubungan dengan hal itu, serikat pekerjaserikat buruh merupakan sarana untuk memperjuangkan kepentingan pekerjaburuh dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan 11 Iskandar Tedjasukmana, Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indonesia, h. 182. 12 Agus Soedono, Sejarah Kelahiran dan Perkembangan FBSI, Jakarta: FBSI. 1979. h. 24. berkeadilan. 13 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000, tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh didasarkan pada Pasal 28 E perubahan Kedua Undang- Undang Dasar 1945 dan Konvensi ILO Internasional Labour Organization Nomor 98 Tahun 1949, tentang Hak Berorganisasi dan Kemerdekaan berserikat di ratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan Undang-Undang No.18 Tahun 1956, tentang Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional No. 98 Tahun 1949 mengenai Berlakunya Dasar-Dasar daripada Hak untuk berorganisasi dan untuk Berunding Bersama. Dengan telah diratifikasinya Konvensi ILO No. 98 Tahun 1949, tentang Hak Berorganisasi dan Kemerdekaan Berserikat serta diundangkannya Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2000, tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh, maka bidang perburuhan sesungguhnya telah berubah secara radikal. 14 Kebebasan untuk mendirikan organisasi buruh telah dimanfaatkan oleh para aktivis perburuhan untuk mendirikan organisasi dengan bermacam nama dan bermacam orientasi kepentingan buruh, khususnya untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup dan melindungi hak-hak buruh. Selain landasan hukum mengenai pembentukan dan pendirian serikat buruh, Indonesia juga mengatur mengenai keanggotaan federasi dan konfederasi serikat pekerjaserikat buruh harus terbuka untuk menerima anggota tanpa membedakan aliran politik, agama, suku bangsa, dan jenis kelamin. 15 Dengan demikian kebebasan berserikat bagi buruh mutlak adanya dan dilindungi oleh 13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh diakses pada 15 Maret 2015 dari . www.hukumonline.compdf . h. 2. 14 Payaman J. Simanjuntak, Undang-undang yang Baru Tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh. h. 9. 15 Major Labour Laws of Indonesia, Undang-undang No. 212000 tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh, Pasal 12 tentang keanggotaan. h. 9. undang-undang untuk memperjuangkan, membela serta melindungi hak-hak dan kepentingannya tanpa pandang bulu dan diskriminasi. Karena pada hakikatnya pendirian serikat buruhserikat pekerja itu sendiri adalah untuk melindungi anggotanya secara keseluruhan.

D. Peran Serikat Buruh Serikat Pekerja

Peranan adalah sesuatu yang diharapkan yang dimiliki oleh individu yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dalam kehidupan masyarakat. 16 Peran erat kaitannya dengan status, 17 dimana di antara keduanya sangat sulit dipisahkan. Soerjono Soekanto melanjutkan bahwa peran adalah pola perilaku yang terkait dengan status. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa peran adalah aspek dinamis dari kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan kewajiban sesuai dengan kedudukan maka ia menjalankan suatu peranan. Jadi peran adalah tugas dan fungsi ideal yang seharusnya dilakukan seseorang yang memiliki kedudukan tertentu, sedangkan peranan adalah perwujudan daripada peran ideal itu sendiri. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan peran sebagai pemain. Peran adalah orang yang menjadi atau melakukan sesuatu yang khas, atau “perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat”. Jika ditujukan pada hal yang bersifat kolektif di dalam masyarakat, seperti himpunan, gerombolan, atau organisasi, maka peranan berarti “perangkat 16 Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 1991, h. 1132. 17 Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, Jakarta: Rajawali, 1982, h. 33. tingkah yang diharapkan dimiliki oleh organisasi yang berkedudukan di dalam sebuah mayarakat”. 18 Peranan role memiliki aspek dinamis dalam kedudukan status seseorang. Peranan lebih banyak menunjuk satu fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Keberadaan individu dalam sebuah organisasi memiliki dampak yang cukup signifikan. Dalam hubungan industrial, serikat buruh memainkan peran yang sangat penting dalam kedudukannya sebagai wakil buruh yang mendorong proses pemenuhan hak dan kewajiban buruh yang menjadi anggotanya. Untuk mencapai tujuan memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerjaburuh dan keluarganya, serikat buruh memainkan peranannya dengan cara menjalankan fungsi-fungsinya dalam hubungan industrial. Salah satu dari fungsi serikat buruh ialah mengadakan perundingan dengan pihak majikan mengenai tingkat upah dan kondisi kerja pada perusahaan. 19 Perundingan kolektif merupakan suatu cara untuk menyetujui kondisi kerja dan penghargaan rewards melalui proses negosiasi antara perwakilan perusahaan dan perwakilan pekerja yang terorganisir secara kolektif. 20 Peran atau fungsi serikat buruh lebih lengkapnya akan dijabarkan pada pembahasan berikut mengenai peran serikat pekerjaserikat buruh yang bersumber dari beberapa lembaga. 18 Definisi Peran Menurut Para Ahli, dikases pada 13 Maret 2016 dari http:www.landasanteori.com201510pengertian-peranan-definisi-menurut.html 19 Parker SR, dkk., Sosiologi Industri, Jakarta: Rineka Cipta. 1990. h. 201. 20 Tony J. Watson, Sociology of Work Industry. h. 313.

1. Peran Serikat Buruh Menurut ILO International Labor Organization

21

a. Melindungi dan Memperjuangkan Perbaikan Upah

Serikat pekerjaserikat buruh menyatukan kepentingan dan hak pekerja dengan satu suara bulat untuk menekan pengusaha agar memberikan upah yang wajar dan layak. Tuntutan pekerja untuk memperoleh upah yang layak tidak akan didengar dan pekerja terpaksa harus menerima begitu saja apa yang ditawarkan pengusaha kalau masing-masing pekerja mengajukan tuntutan sendiri-sendiri dan tidak mau bergabung menjadi satu. Hanya bila pekerja mau bersatu dalam serikat pekerjaserikat buruh, barulah mereka dapat mendesak pengusaha untuk memberikan upah yang layak. Dengan bersatu dalam serikat pekerjaserikat buruh, pekerja dapat membuat perjanjian atau persetujuan kerja dengan pengusaha dan mengawasi agar pengusaha menepati perjanjian itu. Perjanjian atau persetujuan kerja ini juga dapat mencakup hal-hal yang berhubungan dengan hari-hari libur, uang lembur, tunjangan kesehatan, pensiun dan lain-lain. Dewasa ini kondisi ekonomi tidak mengijinkan terjadinya kemajuan. Banyak pekerja yang harus bersiap- siap kehilangan pekerjaan atau merelakan taraf hidupnya turun. Meskipun demikian, pekerja akan mendapatkan jauh lebih banyak kesulitan kalau mereka tidak mempunyai serikat pekerjaserikat buruh untuk menyuarakan kepentingan mereka. 22 21 ILO Jakarta , “Buku Pegangan Untuk Serikat Pekerja”, diakses pada 20 Februari 2016 dari www.un.or.idilobahasaactrav.htm.pdf h. 7-9. 22 ILO Jakarta , “Buku Pegangan Untuk Serikat Pekerja”, h. 7.