Masalah menyusui pada ibu Masalah menyusui pada bayi

20 mempengaruhi Produksi ASI. Keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan kelemahan sangat mempengaruhi dalam produksi ASI karena dapat menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Sehingga sebaiknya ibu yang sedang menyusui harus dalam keadaan tenang dan jangan terlalu banyak dibebani dengan urusan pekerjaan. Penggunaan alat kontrasepsi sebaiknya juga diperhatikan karena pemakaian alat kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapatm mempengaruhi produksi ASI. Perawatan payudara dilakukan untuk merangsang buah dada agar mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormone progesterone dan esterogen lebih banyak dan hormone oksitosin yang merangsang pengeluaran ASI. Faktor fisiologi payudara mempengaruhi produksi dan ASI. Dimana ASI dipengaruhi oleh hormone terutama prolaktin karena ini merupakan hormone yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu. Faktor isapan anak juga bisa mempengaruhi dalam pengeluaran ASI. Apabila ibu menyusui anak sebentar saja. Obat-obatan yang mengandung hormone mempengaruhi hormone prolaktin dan oksitosin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila hormone ini terganggu maka akan mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI.

2.1.6 Masalah menyusui pada ibu

Menurut Danuatmaja 2003 terdapat beberapa masalah menyusui pada ibu yaitu Kurang informasi yang mengakibatkan banyak ibu menganggap bahwa susu formula sama baiknya dengan ASI bahkan lebih baik dari ASI. hal ini juga Universitas Sumatera Utara 21 menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika merasa ASInya kurang atau terbentur dengan masalah menyusui. Putting susu yang terbenam, putting yang lecet dapat juga menyebabkan ibu berhenti menyusui karena ibu beranggapan bahwa hilangnya peluang menyusui dan akibat sakit pada payudaranya sehingga kebutuhan nutrisi bayi pun kurang Saluran ASI tersumbat dapat saja karena payudara yang bengkak, hal ini dikarenakan ibu tidak mengeluarkan ASI, posisi yang tidak benar dalam menyusui dan penggunaan BH yang terlalu ketat. Hal ini dapat menyebabkan ibu demam apabila ASI tidak segera dikeluarkan dan sebagian saluran ASI tidak dapat mengeluarkan ASI akibat sumbatan tersebut. Menyusui setelah bedah Caesar dianggap ibu merasa sulit untuk dilakukan karena bekas operasi yang dialami ibu. Ibu dengan penyakit dan yang memerlukan pengobatan juga sering melakukan penghentian menyusui karena takut penyakit yang dialami dan obat- obatan yang dikonsumsi mempengaruhi kesehatan bayi. Padahal dalam hal ini tidak perlu, karena lebih berbahaya bagi bayi jika dimulai memberi susu formula daripada menyusui dari ibu yang sakit dan hanya sebagian kecil saja obat-obatan yang melalui ASI. Ibu bekerja seringkali menghentikan pemberian ASI karena alasan pekerjaan sehingga banyak ibu yang memberikan susu formula karena ASI perah tidak cukup dan waktu untuk memerah sangat sedikit. Maka dianjurkan ibu untuk mulai menabung ASI perah sebelum ibu kembali bekerja. Semakin banyak tabungan ASI perah yang disimpan ibu di dalam freezer, maka semakin besar peluang untuk menuntaskan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Universitas Sumatera Utara 22

2.1.7 Masalah menyusui pada bayi

Menurut kristiyanasari 2009 ada beberapa masalah menyusui pada bayi yaitu Bayi bingung putting. Dimana bayi tidak mau menyusu lagi pada ibu karena telah dicoba minum dari botoldot. Tanda-tanda bayi bingung putting adalah menolak menyusu dari ibu, jika menyusu mulutnya mencucu seperti minum dari dot, dan saat menyusu sebentar-sebentar bayi melepaskan isapannya. Guna mencegah bingung puting, jangan pernah memberi bayi minum dari botol. Jika memberi ASI perahan gunakan dengan cangkir dan sendok. Bayi enggan menyusu Jika bayi enggan menyusu perlu dicari apakah bayi sakit. Selain sakit, hal-hal yang membuat bayi enggan menyusu adalah karena bingung putting, teknik menyusui yang salah, dan ASI kurang lancar atau terlalu deras. Bayi sering menangis belum tentu karena lapar atau haus, bisa saja ia takut, kesepian, bosan, basah, kotor, sakit atau rasa ASI tidak enak karena makanan atau obat yang diminum ibu. Selain itu dapat juga karena kolik, dimana bayi akan menangis terus-menerus pada waktu tertentu dan sukar ditenteramkan. Namun, kolik dapat diredakan dengan mengendong bayi dengan memberikan sedikit tekanan pada perutnya. Sebagian ibu menganggap apabila ia melahirkan bayi kembar maka ASInya tidak dapat mencukupi kebutuhan kedua bayinya. Selanjutnya, ibu pun berusaha memberikan tambahan kepada kedua bayinya tanpa mencoba dahulu. Produksi ASI sesuai dengan rangsangan yang diberikan. Dua bayi akan merangsang lebih banyaksering sehingga produksi ASI juga lebih banyak. Universitas Sumatera Utara 23 Biasanya, salaah seorang bayi mengisapnya lebih kuat dari yang lain sehingga sebaiknya jangan berikan satu payudara untuk masing-masing, tetapi kedua payudara berikan kepada kedua bayi secara bergantian. Menyusui kedua bayi dapat bersama-sama atau bergantian. Jika bergantian, sebaiknya dimulai dengan yang lebih kecil dahulu. Bayi dengan reflex isap lemah akan mengalami kesukaran menyusu. Untuk bayi demikian, sebaiknya ASI dikeluarkan atau diperah dan diberikan kepada bayi dengan sonde lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk mengisap. Bayi sumbing dapat disusukan dengan menggunakan posisi tertentu dan bayi juga dapat diberikan ASI dengan pipet, cangkir, atau sendok dalam posisi agak tegak. Bayi kuning terjadi karena kurangnya pemberian ASI pada hari-hari pertama. Karena ASI hari-hari pertama masih sedikit dan pengeluaran kotoran bayi sedikit, timbul ikterus kuningdini. Oleh karena itu, ibu diminta menyusui lebih sering sehingga ASI lebih banyak dan pengeluaran kotoran bayi lebih banyak Danuatmaja, 2003.

2.1.8 Faktor yang terkait dengan pemberian ASI