23
Biasanya, salaah seorang bayi mengisapnya lebih kuat dari yang lain sehingga sebaiknya jangan berikan satu payudara untuk masing-masing, tetapi kedua
payudara berikan kepada kedua bayi secara bergantian. Menyusui kedua bayi dapat bersama-sama atau bergantian. Jika bergantian, sebaiknya dimulai dengan
yang lebih kecil dahulu. Bayi dengan reflex isap lemah akan mengalami kesukaran menyusu.
Untuk bayi demikian, sebaiknya ASI dikeluarkan atau diperah dan diberikan kepada bayi dengan sonde lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan
menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk mengisap. Bayi sumbing dapat disusukan dengan menggunakan posisi tertentu dan bayi juga dapat diberikan ASI
dengan pipet, cangkir, atau sendok dalam posisi agak tegak. Bayi kuning terjadi karena kurangnya pemberian ASI pada hari-hari
pertama. Karena ASI hari-hari pertama masih sedikit dan pengeluaran kotoran bayi sedikit, timbul ikterus kuningdini. Oleh karena itu, ibu diminta menyusui
lebih sering sehingga ASI lebih banyak dan pengeluaran kotoran bayi lebih banyak Danuatmaja, 2003.
2.1.8 Faktor yang terkait dengan pemberian ASI
Ada beberapa faktor yang terkait dengan pemberina ASI eksklusif menurut prasetyono 2012 yaitu Aspek pemahaman dan pola pikir. Dimana waluapun
pemberian ASI sudah banyak disosialisasikan namun tidak sedikit ibu belum mengerti dan meremehkan tentang pemberian ASI. Rendahnya tingakt
pemahaman tentang pentingnya ASI selama 6 bulan pertama kelahiran
Universitas Sumatera Utara
24
dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki ibu sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan dari pola dasar pemberian ASI
menjadi pemberian susu formula. Dari aspek gizi ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh
bayi hingga 6 bulan kelahirannya. ASI pertama yang diberikan kepada bayi yang sering disebut kolostrum banyak mengandung zat kekebalan, terutama IgA yang
berfungsi melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, seperti diare. Kolostrum mengandung protein, vitamin A, karbohidrat, dan lemak rendah sehingga sesuai
kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Dari aspek pendidikan kebanyakan ibu kurang menyadari pentingnya ASI
sebagai makanan utama bayi. Mereka hanya mengetahui bahwa ASI adalah makanan yang diperlukan bayi tanpa memperhatikan aspek lain. Waktu yang
lama bersama bayi tidak dimanfaatkan secara optimal, sehingga para ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi. Kegiatan atau pekerjaan ibu sering juga
dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI esklusif. Dari aspek imunologik Kadar imunoglobin A IgA dalam kolostrum
cukup tinggi. Meskipun sekretori IgA tidak diserap oleh tubuh bayi, tetapi zat ini berfungsi melumpuhkan bakteri pathogen E. coli dan berbagai virus pada saluran
pencernaan. Secara psikologis menyusui dapat membangkitkan rasa percaya diri bahwa
ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi, menciptakan interaksi anatara ibu dan bayi yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi, kontak langsung ibu dan bayi melalui
Universitas Sumatera Utara
25
sentuhan kulit mampu memberikan rasa aman dan puas. Saat menyusui terjalinlah ikatan psikologis antara ibu dan bayi yang tidak diperoleh dari susu formula. ASi
tidak hanya mengenyangkan bayi, tetapi mencukupi kebutuhan nutrisi dalam tubuh bayi
Dari aspek kecerdasan, ASI mengandung DHA dan AA yang dibutuhkan bagi perkembangan otak. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama
mempunyai dua dampak positif yaitu Proses pemberian ASI yang lancar memungkinkan asupan gizi menjadi lebih maksimal dikarenakan adanya interaksi
yang baik antara ibu dan bayi, yang terjalin ketika menyusui dan bayi yang diberi ASI hingga lebih dari 9 bulan akan tumbuh cerdas.
Secara aspek neurologis dengan meminum ASI, koordinasi saraf pada bayi yang terkait dengan kativvitas menelan, mengisap, dan bernapas semakin
sempurna. Hal ini akan mengurangi risiko gangguan sesak napas pada bayi yang baru lahir. Aspek juga dapat mengurangi biaya tambahan yang diperlukan untuk
membeli susu formula berserta peralatannya. Aspek penundaan kehamilan dijelaskan bahwa dengan Ibu menyusui dapat menunda datang bulan dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah. Dari aspek pekerjaan sebaiknya bekerja bukan menjadi alasan untuk
menghentikan pemberian ASI. Ibu dapat tetap memberikan ASI dengan melakukan pemerahan ASI atau bayi dibawah ketempat kerja apabila tersedia
tempat penitipan bayi ditempat kerjanya tersebut. Ibu sebaiknya menghindari susu formula karena bayi akan lebih cepat merasa kenyang saat akan menyusu kepada
Universitas Sumatera Utara
26
ibunya. Ibu dianjurkan untuk melakukan pemerahan ASI setiap 3-4 jam secara teratur.
2.2 Pemberian ASI