BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan bahan penyedap di dalam makanan sudah sangat luas. Penambahan bahan penyedap menyebabkan cita rasa lebih menarik. Monosodium glutamat MSG adalah
bahan penyedap yang paling populer sekarang ini. Pemberian MSG dapat meningkatkan persepsi rasa manis dan asin serta mengurangi rasa asam dan pahit dari
makanan Bhattacharya et al., 2011. Monosodium glutamat MSG adalah garam natrium asal glutamat. Penggunaan MSG menimbulkan sikap pro dan kontra akan
manfaat dan mudaratnya Santoso, 1989. Pada dosis tertentu mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG menyebabkan perasaan terbakar, tekanan pada wajah dan
nyeri pada dada. Gejala ini dikenal dengan Chinese restaurant syndrome. Sehingga diperkirakan terdapat hubungan antara dosis dan efek yang ditimbulkan serta adanya
variasi dosis antar individu dalam menimbulkan efek. Oleh karena itu, keamanan penggunaan MSG masih menjadi kontroversi baik secara lokal maupun global
Schaumburg et al., 1969.
Pemberian MSG per oral pada tikus putih jantan umur 2 tahun ditemukan kelainan pada hepar dan ginjal yaitu berupa pelebaran sinusoid yang mengandung
banyak eritrosit Sukawan, 2008. Pemberian MSG pada dosis 16 gkg BB pada tikus dewasa selama 14 hari berturut-turut dapat menghambat perkembangan sel-sel hepar.
Bahkan pada dosis 32 gkg BB selama 14 hari dapat merangsang efek parasimpatik dan menghasilkan asetilkolin dalam darah sehingga kolinesterase meningkat dalam
plasma, masuk ke dalam hepar dan menyebabkan dilatasi vena sentral, lisis eritrosit, kerusakan hepatosit secara akut, nekrosis serta atropi Eweka Ominiabohs, 2008.
Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi MSG dosis tinggi dapat mengganggu hepar. Hepar adalah organ pusat dari metabolisme tubuh. Di dalam organ ini terjadi proses-
Universitas Sumatera Utara
proses sintesa, modifikasi, penyimpanan, pemecahan serta ekskresi dari berbagai macam zat yang dibutuhkan untuk hidup Tambajong, 1995. Di dalam hepar terjadi
metabolisme sebagian obat dan toksikan. Jenis senyawa toksik ini yang biasanya dapat mengganggu fungsi hepar Lu,1994.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan ketahanan tubuh, khususnya organ hepar, dari bahaya berbagai toksikan termasuk salah satunya
MSG. Pemberian MSG pada dosis 4 hingga 8 mgg BB pada mencit jantan secara subkutan selama 6 hari dapat meningkatkan peroksidasi lipid dalam mikrosom-
mikrosom hepar Simanjuntak, 2010. Pemberian vitamin C dengan dosis 0,2 mgg BB secara oral dapat menanggalkan efek senyawa radikal bebas Fauzi, 2008. Oleh
karena itu diduga vitamin C dapat mencegah terjadinya gangguan pada sel hepar serta melindungi dari kerusakan yang diakibatkan pemberian MSG. Menurut Hasil
penelitian yang dilakukan Wresdiyati 2007, menyimpulkan bahwa pada pemberian α-tokoferol dengan dosis 60 mgKg BB selama 7 hari juga dapat mengurangi
kerusakan jaringan hepar akibat kondisi stres
.
Vitamin E adalah antioksidan yang bekerja pada membran sel dan memerlukan tekanan oksigen yang tinggi, sedangkan
vitamin C bekerja pada sitosol dan secara ekstrasel. Dengan mekanisme kerja yang berbeda, jika kedua vitamin ini digunakan bersamaan diharapkan akan memberikan
efek yang optimal dalam menghadapi aktifitas senyawa oksigen reaktif ROS. Vitamin C bersama-sama dengan vitamin E dapat menghambat reaksi oksidasi.
Pertama vitamin E akan menangkap radikal bebas dan selanjutnya menjadi vitamin E radikal. Dengan bantuan vitamin C, maka vitamin E radikal tersebut dapat diubah
menjadi vitamin E bebas yang berfungsi kembali menjadi antioksidan Iswara, 2009.
1.2 Perumusan Masalah