3.3.7.2 Pengamatan Kualitatif
a. Warna hepar
Penilaian normal bila permukaan rata dan halus serta berwarna merah kecoklatan, sedangkan abnormal jika permukaan berupa jaringan ikat, kista kecil,
permukaan yang benjol-benjol atau abses dan menunjukkan perubahan warna Keliat,
2011.
3.4 Analisis Statistik
Data yang didapat dari setiap parameter variabel pengamatan dicatat dan disusun ke dalam bentuk tabel. Data kuantitatif variabel dependen yang diperoleh,
diuji kemaknaannya terhadap pengaruh kelompok perlakuan variabel independen dengan bantuan program statistik komputer yakni program SPSS release 17.
Dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data. Jika P0,05 maka ditransformasi kemudian diuji lagi normalitas dan homogenitasnya. Jika P0,05 dilakukan uji
ANOVA 1 arah dan jika P0,05 dilanjutkan dengan uji Post-Hoc Bouferroni. Untuk
data pengamatan histologis data non-parametrik dilakukan uji non parametrik Kruskall-wallis. Jika P0,05 dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Morfologi Hepar Mencit
Hasil pengamatan morfologi hepar mencit diperoleh data yaitu pada K-, P2, P3, dan P4 tidak mengalami perubahan warna dan permukaan hepar, sedangkan K+ dan P1
mengalami perubahan warna yaitu hepar terlihat berwarna pucat yang dapat dilihat pada Gambar 4.1. Data morfologi hepar kelompok kontrol K- dan K+ serta
perlakuan P1, P2, P3 dan P4 dapat dilihat pada Tabel 4.1. Perubahan warna mungkin disebabkan terganggunya fungsi hepar karena senyawa kimia berupa MSG dan
senyawa yang terkandung dalam minyak jarak. Hepar merupakan organ pusat dari metabolisme tubuh. Menurut Lu 1994, pada umumnya warna dan penampilan sering
menunjukkan sifat toksisitas. Tabel 4.1 Data Morfologi Hepar Mencit
Kelompok Perlakuan
Ulangan n Pengamatan
Warna Permukaan
K- 5
100 N 100 N
K+ 5
40 N 60 P
100 N P1
5 20 N
80 P 100 N
P2
5 100 N
100 N P3
5 100 N
100 N P4
5 100 N
100 N Keterangan : Warna
; N = Normal
A = Abnormal
P = Pucat
Permukaan ; N
= Normal A
= Abnormal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 : Morfologi Hepar Mencit Warna dan Permukaan dengan
Pemberian Vitamin C dan E Setelah Pemajanan Monosodium Glutamat MSG pada Setiap Kelompok
Dari Gambar 4.1 terlihat adanya perbedaan warna dan permukaan hepar. Pada gambar K+ dan P1 terlihat hepar berwarna merah pucat bila dibandingkan dengan
gambar K-, P2, P3 dan P4 dengan hepar yang berwarna merah kecoklatan. Di dalam hepar terjadi proses-proses sintesa, modifikasi, penyimpanan, pemecahan serta
ekskresi dari berbagai macam zat yang dibutuhkan untuk hidup. Menurut Ganong 1998, dalam keadan normal hepar berwarna coklat kemerahan dengan konsistensi
padat kenyal
.
Hepar yang terlihat pucat dikarenakan terjadinya permeabilitas yang tinggi sehingga cairan di dalam hepar menjadi lebih banyak yang mungkin akan
menyebabkan terjadinya perubahan warna hepar yang terlihat secara makroskopik. Hal ini mungkin disebabkan oleh senyawa kimia yang terkandung dalam minyak jarak
dan MSG. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini 2008 yaitu pada perlakuan Pb asetat 100 mgKg BB pada mencit selama 8 minggu
menunjukkan perubahan dari warna hepar yang normal merah kecoklatan mengalami
Universitas Sumatera Utara
perubahan menjadi merah pucat dan pada perlakuan selama 16 minggu mulai terlihat adanya bintik-bintik putih nodul pada permukaan hepar. Demikian menurut Ressang
1984 dalam Keliat 2011, perubahan fisiologis dan stuktur mikroskopis dapat menyebabkan perubahan warna serta morfologi hepar.
4.2 Berat Hepar