perubahan menjadi merah pucat dan pada perlakuan selama 16 minggu mulai terlihat adanya bintik-bintik putih nodul pada permukaan hepar. Demikian menurut Ressang
1984 dalam Keliat 2011, perubahan fisiologis dan stuktur mikroskopis dapat menyebabkan perubahan warna serta morfologi hepar.
4.2 Berat Hepar
Setelah dilakukan pengamatan pada berat hepar diperoleh data yaitu rata-rata berat hepar yang paling tinggi pada kelompok P3 dan yang terendah pada kelompok K-
Lampiran A. Perbandingan rata-rata berat hepar dari masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.2. Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak
ada perbedaan bermakna yaitu pada kelompok K- a, K+ dan P1 ab serta P2, P3, dan P4 sama-sama bernotasi b. Sedangkan notasi huruf yang berbeda menunjukkan
perbedaan yang bermakna yaitu antara K- a dengan P2, P3, dan P4 b.
Gambar 4.2 Rata-rata Berat Hepar g dari Setiap Kelompok. Huruf yang sama
pada perlakuan berbeda adalah tidak berbeda nyata pada taraf 5 p 0,05
Dari Gambar 4.2 dapat dilihat grafik hasil uji statistik lampiran A, berat hepar pada kelompok kontrol K- dengan K+ dan perlakuan P1 tidak berbeda nyata.
a ab
ab b
b b
0,5 1
1,5 2
2,5 3
K- K+
P1 P2
P3 P4
Rat a
-r at
a B e
r at
H e
p ar
g
Kelompok
Universitas Sumatera Utara
Sementara berat hepar pada kelompok K+ dan perlakuan P1, P2, P3, dan P4 juga tidak berbeda nyata, akan tetapi perlakuan P2, P3, dan P4 berbeda nyata dengan
kelompok K-. Rata-rata berat hepar yang paling tinggi terdapat pada perlakuan P3 2,22 g dan rata-rata berat hepar terendah yaitu pada kelompok kontrol K- 1,62 g
Lampiran A. Menurut Anggraini 2008, peningkatan berat organ hewan uji seiring dengan lamanya perlakuan dipengaruhi oleh adanya perubahan struktur histologis
yaitu salah satunya degenerasi parenkimatosa. Adanya peningkatan substansi lemak dan air di dalam sel menyebabkan volume sel akan bertambah dan pada akhirnya
mempengaruhi meningkatkan berat organ. Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh pada perlakuan P3 yang memiliki rata-rata berat hepar paling tinggi
Lampiran A dan paling banyak mengalami degenerasi parenkimatosa pada kelompok perlakuan Lampiran B.
Menurut Lu 1994, pada umumnya berat organ adalah salah satu penunjuk yang sangat peka dari efek pada hepar. Meskipun suatu efek tidak selalu menunjukkan
toksisitas, dalam kasus tertentu peningkatan berat hepar adalah penunjuk yang paling peka untuk toksisitas. Kehilangan jaringan hepar akibat kerja zat-zat toksik atau
pembedahan memacu mekanisme pembelahan sel Junqueira et al., 1997. Daya regenerasi hepar setelah terpapar zat toksik sangat tinggi Leeson et al.,1990 dalam
Sinuraya, 2011.
4.3 Struktur Histologis Hepar Mencit