proses sintesa, modifikasi, penyimpanan, pemecahan serta ekskresi dari berbagai macam zat yang dibutuhkan untuk hidup Tambajong, 1995. Di dalam hepar terjadi
metabolisme sebagian obat dan toksikan. Jenis senyawa toksik ini yang biasanya dapat mengganggu fungsi hepar Lu,1994.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan ketahanan tubuh, khususnya organ hepar, dari bahaya berbagai toksikan termasuk salah satunya
MSG. Pemberian MSG pada dosis 4 hingga 8 mgg BB pada mencit jantan secara subkutan selama 6 hari dapat meningkatkan peroksidasi lipid dalam mikrosom-
mikrosom hepar Simanjuntak, 2010. Pemberian vitamin C dengan dosis 0,2 mgg BB secara oral dapat menanggalkan efek senyawa radikal bebas Fauzi, 2008. Oleh
karena itu diduga vitamin C dapat mencegah terjadinya gangguan pada sel hepar serta melindungi dari kerusakan yang diakibatkan pemberian MSG. Menurut Hasil
penelitian yang dilakukan Wresdiyati 2007, menyimpulkan bahwa pada pemberian α-tokoferol dengan dosis 60 mgKg BB selama 7 hari juga dapat mengurangi
kerusakan jaringan hepar akibat kondisi stres
.
Vitamin E adalah antioksidan yang bekerja pada membran sel dan memerlukan tekanan oksigen yang tinggi, sedangkan
vitamin C bekerja pada sitosol dan secara ekstrasel. Dengan mekanisme kerja yang berbeda, jika kedua vitamin ini digunakan bersamaan diharapkan akan memberikan
efek yang optimal dalam menghadapi aktifitas senyawa oksigen reaktif ROS. Vitamin C bersama-sama dengan vitamin E dapat menghambat reaksi oksidasi.
Pertama vitamin E akan menangkap radikal bebas dan selanjutnya menjadi vitamin E radikal. Dengan bantuan vitamin C, maka vitamin E radikal tersebut dapat diubah
menjadi vitamin E bebas yang berfungsi kembali menjadi antioksidan Iswara, 2009.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penggunaan MSG secara berlebihan dapat menimbulkan stres oksidatif yang meningkatkan radikal bebas dalam tubuh
sehingga menyebabkan kerusakan pada sel hepar. Oleh karena itu, dibutuhkan antioksidan untuk menetralisir radikal bebas tersebut. Vitamin C dan E sebagai
antioksidan dapat menghentikan reaksi berantai radikal bebas. Pertama vitamin E akan
Universitas Sumatera Utara
menangkap radikal bebas, namun vitamin E kemudian berubah menjadi vitamin E radikal sehingga memerlukan pertolongan vitamin C. Vitamin C mengikat vitamin E
radikal yang terbentuk pada proses pemutusan reaksi radikal bebas oleh vitamin E menjadi vitamin E bebas yang berfungsi kembali sebagai antioksidan. Hal inilah yang
mendorong penulis untuk melakukan penelitian ”Pengaruh Pemberian Vitamin C dan E terhadap Gambaran Histologis Hepar Mencit Mus musculus L. yang Dipajankan
Monosodium Glutamat MSG”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk: a. Mengetahui pemberian MSG mengganggu struktur histologis hepar mencit.
b. Mengetahui pemberian vitamin C mempengaruhi struktur histologis hepar mencit yang terpajan MSG.
c. Mengetahui pemberian vitamin E mempengaruhi struktur histologis hepar mencit yang terpajan MSG.
d. Mengetahui pemberian vitamin C dan vitamin E secara bersamaan mempengaruhi struktur histologis hepar mencit yang terpajan MSG.
1.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:
a. Pemberian MSG dapat merusak struktur histologis hepar mencit. b. Pemberian vitamin C dapat menunjukkan struktur histologis hepar mencit yang
terpajan MSG lebih baik dari yang tidak diberi vitamin C. c. Pemberian vitamin E dapat menunjukkan struktur histologis hepar mencit yang
terpajan MSG lebih baik dari yang tidak diberi vitamin E. d. Pemberian vitamin C dan vitamin E secara bersamaan akan lebih baik memperbaiki
struktur histologis hepar mencit yang terpajan MSG dibandingkan dengan pemberian vitamin C atau vitamin E saja.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat