pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf. Kedua lobus hepar tersusun oleh unit-unit yang lebih kecil disebut lobulus. Lobulus terdiri atas sel-sel hepar hepatosit, yang
menyatu dalam suatu lempeng. Hepatosit dianggap sebagai unit fungsional hepar. Sel- sel hepar dapat melakukan pembelahan sel dan mudah diproduksi kembali saat
dibutuhkan untuk mengganti jaringan yang rusak Corwin, 2008.
2.5.1.1 Lobulus Hepar
Setiap lobus tersusun atas lobulus-lobulus berbentuk segienam yang merupakan unit fungsional hepar. Lobulus hepar tersusun atas lempeng hepatosit berbentuk silindris
yang merupakan jajaran dari sel-sel hepar. Pada setiap ujung dari sudut segienam lobulus disebut portal triad, karena ditempat tersebut merupakan tempat
berkumpulnya tiga saluran yaitu cabang arteri hepatika, cabang vena porta, dan saluran empedu Tarwoto et al., 2009.
Komponen struktural utama dari hepar ialah sel hepar atau hepatosit Yun. hepar, hati, + kytos. Sel epitel ini berkelompok membentuk lempeng-lempeng yang
saling berhubungan. Pada sajian mikroskop cahaya, tampak adanya satuan-satuan
struktural yang disebut lobulus hepar klasik. Lobulus hepar di bentuk oleh massa
jaringan berbentuk 0,7x2 mm. Pada hewan tertentu misalnya babi, lobulus ini dipisah-pisahkan oleh selapis jaringan ikat. Hal ini tidak terjadi pada manusia yang
lobulusnya saling berkontak, sehingga sukar ditetapkan batas-batas antar lobuli. Tetapi pada beberapa daerah lobulus ini dibatasi oleh jaringan ikat yang mengandung
duktus biliaris, pembuluh limfe, saraf, dan pembuluh darah. Celah portal terdapat pada sudut lobulus dan dihuni oleh triad portal. Hepar manusia memiliki 3-6 triad portal per
lobules Junquiera et al., 1997.
Hepar Mencit Mus musculus L. memiliki empat lobus utama yang saling berhubungan satu sama lain dan dan dapat tampak keseluruhannya pada bagian dorsal.
Keempat lobus tersebut dapat dibedakan yakni : sebuah lobus median, dua lobus lateral kiri dan kanan, dan satu lobus caudal yang terbagi setengah di bagian dorsal
dan setengah lainnya dibagian ventral Coveli ,1972 dalam Anggraini, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.5.1.2 Hepatosit
Sel-sel hepar adalah polyhedral, dengan 6 atau lebih permukaan, dan garis tengah lebih kurang 20-30 µm. Pada preparat histologist yang diwarnai dengan
hematoksilin dan eosin, sitoplasma bersifat eosinofilik, terutama karena banyaknya mitokondria dan sejumlah retikulum endoplasma licin. Hepatosit yang terletak pada
jarak-jarak berbeda dari triad portal memperlihatkan struktural, histokimia, dan biokimia yang bervariasi. Permukaan setiap sel hepar berkontak dengan dinding
sinusoid, melalui celah Disse, dan dengan permukaan hepatosit lain. Tempat 2 hepatosit saling bertemu terbentuk celah tubular diantaranya yang dikenal sebagai
kanalikuli biliaris ikat Junquiera et al., 1997.
Gambar 2.5 Histologis Lobus Hepar yang Menunjukkan Letak Vena sentralis,
Hepatosit, dan Sinusoid 2.5.2 Fungsi Hepar
Menurut Syaifuddin 2000, fungsi hepar yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi metabolis. Memetabolisme asimilasi karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
dan produksi energi. Seluruh monosakarida akan diubah menjadi glukosa dan pengaturan glukosa dalam darah ini terjadi di hepar. Pembentukan asam lemak dan
lipid dan pembentukan fosfolipid terjadi di hepar. Metabolisme protein, perubahan asam amino yang satu menjadi yang lain, pembentukan albumin, dan globulin juga
terjadi di hepar.
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi ekskretori. Produksi empedu dilakukan oleh sel hepar bilirubin, kolestrol, dan garam empedu. Ke dalam empedu juga diekskresikan zat yang berasal dari
luar tubuh seperti logam-logam berat, bermacam zat warna, dan lain-lain. 3. Fungsi pertahanan tubuh. Detoksikasi racun siap untuk dikeluarkan dan tubuh
melakukan fagositosis terhadap benda asing dan langsung membentuk antibodi. Bila hepar rusak maka berbagai racun akan meracuni tubuh.
4. Pengaturan dalam peredaran darah. Hepar berperan membentuk darah serta heparin di hepar dan juga berfungsi mengalirkan darah ke jantung. Di dalam hepar
sel darah merah akan rusak karena adanya sel-sel sistem retikulo endothelium RES. Perusakan ini juga terjadi dalam limpa dan sumsum tulang.
5. Hepar membentuk asam empedu. Dari kolesterol terbentuk pigmen-pigmen empedu, terutama dari hasil perusakan hemoglobin.
2.5.3 Kelainan Hepar Karena Obat dan Bahan Toksik