Kasih Sayang Agama dan Kepercayaan

“Tapi, Mak Siapa na sanggup memboli bonda yang sangat bahaghga ka?” tanya si Kantan. “Botul jua katamu, Nak Panduduk desa ka ghata-ghata hanya patani biasa ja, pandapatannyapun pas-pasan sijo. Bagaimana kalo ko jual sijo kapulo lain?” usul amak si Kantan.” Bahasa yang digunakan penduduk juga dapat terlihat pada kutipan cerita berikut : “Woiiii, mogah kali kapal enen Tapi, siapa ja pamiliknya?” kata seorang panduduk panasaran. “Oiii, tengok enen” seru panduduk lainnya sambil menunjuk ka arah saoghang jantan gagah baghsama seoghang wanita cantik baghdighi di anjungan kapal. “Indak ja jantan enen si Kantan?” tanya saoghang panduduk mangonali si Kantan. “Osahmu enen si Kantan, lajang na tinggal di gubok di topi sungai enen”, kata seoghang panduduk yang juga mangonal si Kantan”.

4.2.5 Kasih Sayang

Dalam cerita Pulau Si Kantan ini, kasih sayang yang ditunjukkan oleh istrinya begitu tampak jelas, Kasih sayangnya terlihat dari bagaimana istrinya menemui dan mengingatkan suaminya untuk mengakui ibunya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Kanda” Kapan Kanda akan mengajak Dinda untuk menemui ibu di kampung?” tanya sang istri. Mula-mula si Kantan enggan mengabulkan permintaan istrinya dengan alasan sibuk mengurus istana. Namun, karena didesak terus oleh istrinya dan direstui oleh Baginda Raja, maka si Kantan pun tidak bisa mengelak lagi. “Baiklah, Dinda Besok pagi kita berangkat” janji si Kantan kepada istrinya”. Kasih sayang itu juga diperlihatkan istrinya ketika dilarang tetapi tetap ingin menemui orang tua tersebut. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Maka semakin yakinlah istri si Kantan, kalau yang memanggil suaminya itu adalah mertuanya. Ia semakin penasaran ingin melihat ibu mertuanya yang sudah lama ia rindukan”. “Sepertinya ia sangat mengenal Kanda,” sahut sang istri menenangkan suaminya. Seburuk apapun dia, bukanlah suatu masalah yang besar kanda, aku tidak merasa keberatan dan malu mengakuinya sebagai mertuaku, aku yakin dia ibumu karena dia sangat mengenalimu”. Universitas Sumatera Utara Dan kasih sayang itu juga diperlihatkan ibunya ketika mendengar kabar kedataangan Kantan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Ia udah indak sabagh lagi ingin mamoluk anak yang sangat disayanginya ika. Dengan sakuat tanaga, ia mengayuh sampannya lobih copat lagi. Akhighnya, nampaklah daghi kejauhan sabuah kapal bosagh sodang baghsandar di palabuhan. “Kalo bonagh kata oghang en, kapal en pasti punyanya si Kantan anakku,” pikigh janda tua ika.” “Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia teghus mangayuh sampannya mendekati kapal mogah ika. Ketika sampan yang dinaiki udah samakin dokat dengan kapal bosagh ika, ia sagogha mamanggil anaknya.”

4.2.6 Agama dan Kepercayaan

Kata agama berasal dari bahasa Sanskerta, agama yang berarti tradisi. Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Emile Durkheim 1999: 17 mengatakan bahwa : “Agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.” Dalam cerita Pulau Si Kantan ini, ibunya berdoa kepada tuhan atas kelakuan anaknya yang telah durhaka kepada ibu kandungnya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Ia sangat sodih kaghena telah, Diusigh oleh anak kandungnya sendighi. Dengan deghaian aigh mata, ia pun beghdoa, “Ya Tuhan, budak en udah dughaka sama amaknya yang malahighkan mambosaghkannya ka. Boghi ia palajaghan, agagh ia manjadi anak nan tau babakti pada oghang tua”. “Baghu sijo ucapan ika lopas daghi mulut sang amak, tiba-tiba potigh manyambagh, hujan badai yang sangat dahsyat pun datang. Tak baghapa lama, aigh Sungai Baghumun pun bagulung-gulung lalu menghantam kapal si Kantan dengan baghtubi-tubi. Kapal Universitas Sumatera Utara bosagh yang mogah ika pun tanggolam ka dasagh Sungai Baghumun. Salughuh awak kapal tak dapat menyelamatkan dighi, taghmasuk si Kantan dan istghinya.” “Satolah kapal ika udah indak nampak lagi, suasana kembali tenang sepeghti samula. Bebeghapa haghi kamudian, muncullah sabuah pulo kocil di tompat kajadian ika, yaitu topatnya di tongah-tongah Sungai Baghumun dan beghhadapan dengan kota Labuhan Bilik dan tanjung saghang olang. Kamudian pulo ika oleh masyaghakat satompat dibeghi nama Pulo Si Kantan. Dan istghinya baghubah menjadi monyet putih.”

4.2.7 Nasehat