Dan nilai moral yang dimiliki oleh Putri, Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Sepertinya ia sangat mengenal Kanda,” sahut sang istri menenangkan suaminya.
Seburuk apapun dia, bukanlah suatu masalah yang besar kanda, aku tidak merasa keberatan dan malu mengakuinya sebagai mertuaku, aku yakin dia ibumu karena dia
sangat mengenalimu”.
Nilai moral yang tidak baik yang dimiliki oleh si Kantan : Dalam cerita Pulau Si Kantan ini, sifat sombong dan kejam dimiliki oleh Kantan Ketika
ia sudah kaya raya dan tinggal di Istana. “Si Kantan pura-pura tidak peduli, walaupun sebenarnya ia sangat mengenal bahwa suara
itu adalah suara ibunya. Namun, ia malu memperkenalkan istrinya dengan ibunya yang miskin lagi tua itu”.
Kekejaman Kantan juga terlihat pada ibunya, Kantan tak segan-segan memaki dan memerintahkan pengawal untuk mengusir ibunya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita
berikut : “Hei, perempuan jelek Enak sijo mangaku-ngaku sebagai amakku. Aku indak punya
amak sabughuk kau” caci si Kantan dengan kesal. “Tenang, Kanda Siapa tahu wanita itu benar ibu Kanda, Sepertinya ia sangat mengenal Kanda,” sahut sang istri
menenangkan suaminya. Seburuk apapun dia, bukanlah suatu masalah yang besar kanda, aku tidak merasa keberatan dan malu mengakuinya sebagai mertuaku, aku yakin dia
ibumu karena dia sangat mengenalimu. “Tidak, Istriku Ia bukan ibuku. Ibuku masih muda dan cantik,” bantah si Kantan. “Hei, orang tua gila Jangan dekati kapalku. Dasar
perempuan pembawa sial” si Kantan kembali mencaci-maki ibunya. pengawal usir dia dari sini perintah si Kantan”.
4.2.2 Nilai Didaktis
Nilai didaktis ialah pengajaran atau pendidikan. Dalam cerita Pulau Si Kantan ini memperlihatkan beberapa nilai didaktis. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Dinamakan dengan sungai dughhaka adalah dolunya ada seoghang anak muda yang dughhaka kapada kadua oghang tuanya namanya Sikantan, talobih lagi kepada amaknya
yang udah tua ghenta. Dia malu mengakui amaknya yang miskin satolah dia manjadi kaya ghaya kaghena menikahi anak seorang Raja, lalu Allah mananggolamkan salughuh
kapal oghang en dan manjadi sabuah pulo.”
Universitas Sumatera Utara
Nilai didaktis yang terkandung lainnya yang terdapat didalam cerita, ketika si Kantan
sudah tinggal di Istana. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Sejak itu, si Kantan resmi menjadi anggota keluarga istana Kerajaan Malaka. Ia bersama
istrinya hidup bahagia di istana.Kehidupan yang serba mewah membuat si Kantan lupa kepada ibunya yang sudah tua dan hidup sendirian di kampung. Sementara itu, sang istri
selalu mendesak ingin bertemu mertuanya dan ingin melihat kampung halaman suaminya.”
Nilai didaktis yang terkandung lainnya yang terdapat didalam cerita, ketika ibu si Kantan
berdoa, karena tidak diakui oleh anak kandungnya. Hal ini dapat dilihatpada kutipan cerita berikut :
“Dengan deghaian aigh mata, ia pun beghdoa, “Ya Tuhan, budak en udah dughaka sama amaknya yang malahighkan mambosaghkannya ka. Boghi ia palajaghan, agagh ia
manjadi anak nan tau babakti pada oghang tua” “Baghu sijo ucapan ika lopas daghi mulut sang amak, tiba-tiba potigh manyambagh,
hujan badai yang sangat dahsyat pun datang. Tak baghapa lama, aigh Sungai Baghumun pun bagulung-gulung lalu menghantam kapal si Kantan dengan baghtubi-tubi. Kapal
bosagh yang mogah ika pun tanggolam ka dasagh Sungai Baghumun. Salughuh awak kapal tak dapat menyelamatkan dighi, taghmasuk si Kantan dan istghinya.”
4.2.3 Kemiskinan
Kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan
dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan
kesehatan, kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong orang miskin. Pemahaman pengertian kemiskinan dalam ilmu-ilmu sosial dilakukan dengan tolak-ukur. Tolak-
ukur yang umum dipakai adalah berdasarkan tingkat pendapatan per waktu kerja dan kebutuhan relative per keluarga yang batasan-batasannya dibuat berdasarkan kebutuhan minimal yang harus
dipenuhi agar dapat melangsungkan hidup layak.
Universitas Sumatera Utara
Dalam cerita Pulau Si Kantan ini memperlihatkan kemiskinan yang dimiliki oleh keluarga si Kantan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Megheka tinggal di sabuah gubuk kocil yang sudah gheot. Ayak si Kantan, udah lama maninggal dunia. Sojak ika, amak si Kantanlah yang haghus bakoghja koghas untuk
mamonuhi kabutuhan hidup magheka. Si Kantan seoghang anak yang tampan, ghajin dan tokun bakoghja. Satiap haghi ia mambantu amaknya mancaghi kayu bakagh di hutan
untok dijual ka pasagh”.
4.2.4 Adat Istiadat