Nasehat Bijaksana Analisis Sosiologi Sastra Cerita Rakyat Pulau Si Kantan

bosagh yang mogah ika pun tanggolam ka dasagh Sungai Baghumun. Salughuh awak kapal tak dapat menyelamatkan dighi, taghmasuk si Kantan dan istghinya.” “Satolah kapal ika udah indak nampak lagi, suasana kembali tenang sepeghti samula. Bebeghapa haghi kamudian, muncullah sabuah pulo kocil di tompat kajadian ika, yaitu topatnya di tongah-tongah Sungai Baghumun dan beghhadapan dengan kota Labuhan Bilik dan tanjung saghang olang. Kamudian pulo ika oleh masyaghakat satompat dibeghi nama Pulo Si Kantan. Dan istghinya baghubah menjadi monyet putih.”

4.2.7 Nasehat

Cerita Pulau Si Kantan ini, terdapat nasihat berupa petunjuk yang diberikan oleh atok tua kepada ibu si Kantan melalui mimpi. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Pada suatu malam, amak si Kantan baghmimpi didatangi oleh saorang atok tua yang indak dikonalnya. Dalam mimpinya, atok tua ika manyughuhnya pogi manggali tanah di sabuah tompat didalam hutan”. Cerita Pulau Si Kantan ini, nasihat yang diberikan oleh ibu Kantan kepada Kantan saat ingin melepas anaknya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Keesokan haghinya, si Kantanpun bapamitan kapada amaknya. “Jaga dighi baik-baik, na Mak Satolah bondaka tajual, Kantan akan sagogha balek manomui Amak,” ucap si Kantan kapada amaknya. “Baiklah, Anakku Baghangkatlah dan hati-hati di jalan Jangan lupa copat pulang kalo udah baghasil,” seru sang amak. “Baiklah, Mak Kantan baghangkat” pamit si Kantan sambil mencium tangan amaknya. Tiba-tiba suasana haghu manyalimuti hati ibu dan anak ika. Tak taghasa, sang amak maneteskan aigh mata, lalu dipoluknya anak satu-satunya ika dengan eghat-eghat. “Nak, Jangan lupakan Amakmu di sika. Copatlah balek” pesan sang amak.”

4.2.8 Bijaksana

Dalam cerita Pulau Si Kantan ini, kebijaksanaan yang dimiliki oleh Raja kepada Kantan atas tawarannya, Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Bagaimana jika benda itu kamu tawarkan kepada raja kami. Siapa tahu beliau tertarik, hulu balang lainnya menawarkan.” “Si Kantan menerima tawaran itu. Ia kemudian dibawa untuk menghadap kepada sang raja. Setibanya di istana, para hulu balang melaporkan kepada raja, bahwa pemuda Universitas Sumatera Utara miskin itu ingin menjual sebuah benda yang sangat berharga. Sang Raja kemudian mengamati benda itu. “Aduhai, istimewa sekali benda ini,” gumam Baginda Raja. Setelah itu, ia berkata kepada si Kantan, “Hai, Anak Muda Aku sangat tertarik dengan tongkat emas engkau ini. Tapi, aku tidak ingin membelinya dengan uang. Bagaimana jika engkau tinggal di istana ini dan aku jadikan menantuku?” sang Raja menawarkan”.

4.2.9 Sabar dan Tabah