Nilai Moral Analisis Sosiologi Sastra Cerita Rakyat Pulau Si Kantan

“Sepertinya ia sangat mengenal Kanda,” sahut sang istri menenangkan suaminya. Seburuk apapun dia, bukanlah suatu masalah yang besar kanda, aku tidak merasa keberatan dan malu mengakuinya sebagai mertuaku, aku yakin dia ibumu karena dia sangat mengenalimu”.

4.2 Analisis Sosiologi Sastra Cerita Rakyat Pulau Si Kantan

Berdasarkan tinjauan dari unsur-unsur intrinsik pada bab tiga, dapat dianalisis nilai-nilai sosiologi cerita rakyat Pulau Si Kantan dengan menggunakan pendekatan sosiologi tanpa menghilangkan konteks sastra karena tidak terlepas dari unsur-unsur karya sastra tersebut. Dalam karya sastra ini lebih menekankan kepada pembahasan nilai-nilai sosiologi maka objek bahasannya adalah dari para tokoh-tokoh cerita tersebut sehingga menghasilkan nilai-nilai sosiologi yang terdapat dalam karya sastra itu sendiri. Nilai-nilai sosiologi dalam cerita rakyat Pulau Si Kantan antara lain :

4.2.1 Nilai Moral

Notowidagdo 2000: 168 mengatakan bahwa : “Menurut sifat dasarnya manusia adalah mahluk yang bermoral, juga seorang pribadi. Karena seorang pribadi, maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berbuat dan bertindak sendiri. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan baik disengaja atau tidak.” Dalam cerita Pulau Si Kantan ini memperlihatkan nilai moral yang dimiliki oleh Kantan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut : “Keesokan haghinya, si Kantan pun bapamitan kapada amaknya. “Jaga dighi baik-baik, na Mak Satolah bondaka tajual, Kantan akan sagogha balek manomui Amak,” ucap si Kantan kapada amaknya. “Baiklah, Anakku Baghangkatlah dan hati-hati di jalan Jangan lupa copat pulang kalo udah baghasil,” seru sang amak. “Baiklah, Mak Kantan baghangkat” pamit si Kantan sambil mencium tangan amaknya. Tiba-tiba suasana haghu manyalimuti hati ibu dan anak ika. Tak taghasa, sang amak maneteskan aigh mata, lalu dipoluknya anak satu-satunya ika dengan eghat-eghat. “Nak, Jangan lupakan Amakmu di sika. Copatlah balek” pesan sang amak. “Iya, Mak Kantan bajanji balek sacopatnya”. Jawab si Kantan mambalas polukan amaknya.” Universitas Sumatera Utara Dan nilai moral yang dimiliki oleh Putri, Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Sepertinya ia sangat mengenal Kanda,” sahut sang istri menenangkan suaminya. Seburuk apapun dia, bukanlah suatu masalah yang besar kanda, aku tidak merasa keberatan dan malu mengakuinya sebagai mertuaku, aku yakin dia ibumu karena dia sangat mengenalimu”. Nilai moral yang tidak baik yang dimiliki oleh si Kantan : Dalam cerita Pulau Si Kantan ini, sifat sombong dan kejam dimiliki oleh Kantan Ketika ia sudah kaya raya dan tinggal di Istana. “Si Kantan pura-pura tidak peduli, walaupun sebenarnya ia sangat mengenal bahwa suara itu adalah suara ibunya. Namun, ia malu memperkenalkan istrinya dengan ibunya yang miskin lagi tua itu”. Kekejaman Kantan juga terlihat pada ibunya, Kantan tak segan-segan memaki dan memerintahkan pengawal untuk mengusir ibunya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Hei, perempuan jelek Enak sijo mangaku-ngaku sebagai amakku. Aku indak punya amak sabughuk kau” caci si Kantan dengan kesal. “Tenang, Kanda Siapa tahu wanita itu benar ibu Kanda, Sepertinya ia sangat mengenal Kanda,” sahut sang istri menenangkan suaminya. Seburuk apapun dia, bukanlah suatu masalah yang besar kanda, aku tidak merasa keberatan dan malu mengakuinya sebagai mertuaku, aku yakin dia ibumu karena dia sangat mengenalimu. “Tidak, Istriku Ia bukan ibuku. Ibuku masih muda dan cantik,” bantah si Kantan. “Hei, orang tua gila Jangan dekati kapalku. Dasar perempuan pembawa sial” si Kantan kembali mencaci-maki ibunya. pengawal usir dia dari sini perintah si Kantan”.

4.2.2 Nilai Didaktis