Perwatakan Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Pulau Si Kantan

kayu bakar di hutan untuk dijual ke pasar. pada cerita ini sangat jelas terlihat latar sosial yang berbeda antara Kantan dan Ibunya, yang secara kelas sosial mereka sangat berbeda. Suasana umum tokoh cerita yang termasuk didalam latar ini dimaksudkan untuk memudahkan tanggapan terhadap masalah yang akan timbul kemudian. Dalam kesempatan ini, latar yang membawa sebagian perwatakan atau tokoh akan dibahas pada penokohan.

4.1.4 Perwatakan

Dalam pembicaraan sebuah karya sastra, sering dipergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan watak dan perwatakan atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk perhatian yang hampir sama. Perwatakan dapat disebut juga sebagai penokohan. Pada karya sastra, alur dan perwatakan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, hal ini dikarenakan alur meyakinkan kita tentang watak dan tokoh-tokoh yang beraksi dan bereaksi. Watak, perwatakan dan karakter, menunjukkan pada sikap dan sifat para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi, karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan, menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Tokoh-tokoh cerita dalam sebuah karya sastra dapat dibedakan kedalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana penamaan itu dilakukan. Berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat saja dikategorikan ke dalam beberapa jenis penamaan sekaligus, misalnya sebagai tokoh utama-protagonis-berkembang-tipikal, adapun jenis-jenis tokoh cerita tersebut adalah Universitas Sumatera Utara a. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena pemunculannya hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu. Dalam menentukan siapa tokoh utama dan siapa tokoh tambahan dalam suatu cerpen, pembaca dapat menentukan dengan jalan melihat keseringan pemunculannya dalam suatu cerita. Selain lewat memahami peranan dan keseringan pemunculannya, dalam menentukan tokoh utama serta tokoh tambahan dapat juga ditentukan lewat petunjuk yang diberikan oleh pengarangnya. Tokoh utama umumnya merupakan tokoh yang sering diberi komentar dan dibicarakan oleh pengarangnya, sedangkan tokoh tambahan hanya dibicarakan ala kadarnya. Selain itu, lewat judul cerita juga dapat ditentukan siapa tokoh utamanya. b. Tokoh Protagonis dan Antagonis Protagonis adalah tokoh yang wataknya disukai pembaca. Biasanya, watak tokoh semacam ini adalah watak yang baik dan positif, seperti dermawan, jujur, rendah hati, pembela, cerdik, pandai, mandiri, dan setia kawan. Dalam kehidupan sehari-hari, jarang ada orang yang mempunyai watak yang seluruhnya baik. Selain kebaikan, orang mempunyai kelemahan. Oleh karena itu, ada juga watak protagonis yang menggambarkan dua sisi kepribadian yang berbeda. Tokoh antagonis adalah tokoh yang wataknya dibenci pembaca. Tokoh ini biasanya digambarkan sebagai tokoh yang berwatak buruk dan negatif, seperti pendendam, culas, pembohong, menghalalkan segala cara, sombong, iri dan ambisius. Meskipun demikian, ada juga tokoh-tokoh antagonis yang bercampur dengan sifat-sifat yang baik. Universitas Sumatera Utara c. Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat Selain terdapat pelaku utama, pelaku tambahan, pelaku protagonis dan antagonis, terdapat juga ragam pelaku yang lain, yaitu : tokoh sederhana simple character dan tokoh bulat complex character. Disebut tokoh sederhana simple character ialah bila pelaku itu tidak banyak menunjukkan adanya kompleksitas masalah. Pemunculannya hanya dihadapkan pada suatu permasalahan tertentu yang tidak banyak menimbulkan adanya obsesi-obsesi batin yang kompleks. Berkebalikan dengan pelaku yang simpel. Tokoh bulat Complex character adalah pelaku yang pemunculannya banyak dibebani permasalahan. Selain itu, tokoh bulat complex character juga ditandai dengan munculnya pelaku yang memiliki obsesi batin yang cukup kompleks sehingga kehadirannya banyak memberikan gambaran perwatakan yang kompleks pula. Setelah membaca dan memahami cerita rakyat Pulau Si Kantan dapat diketahui watak dan perwatakan sebagai berikut : 1. Watak atau Tokoh Cerita Tokoh utama dalam cerita rakyat Pulau Si Kantan adalah Kantan karena tokoh ini adalah tokoh yang paling banyak diceritakan dalam cerita rakyat tersebut. Mulai dari awal cerita sampai akhir cerita, fokus cerita lebih banyak ditujukan pada Kantan. Sedangkan tokoh sederhana dalam cerita rakyat Pulau Si Kantan adalah : Tokoh Raja dan Putri. Karena ia tidak banyak menunjukkan adanya kompleksitas masalah. Pemunculannya hanya dihadapkan pada suatu permasalahan tertentu yang tidak banyak menimbulkan adanya obsesi-obsesi batin yang kompleks. Universitas Sumatera Utara Dan tokoh bulat dalam cerita rakyat Pulau Si Kantan adalah ibu. Tokoh ini memiliki kapasitas yang hampir sama dengan tokoh Kantan, namun posisinya lebih sedikit dibandingkan dengan Kantan, tokoh ini juga merupakan tokoh yang banyak diceritakan dalam cerita rakyat tersebut, namun fokus cerita lebih ditunjukkan pada Kantan, tokoh ini lebih banyak mengungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupan, adalah pelaku yang pemunculannya banyak dibebani permasalahan, sisi kepribadian dan jati dirinya. 2. Perwatakan atau Penokohan. Tokoh cerita dalam cerita rakyat Pulau Si Kantan terdiri dari empat yaitu Kantan, Ibu, Raja, Putri. Adapun perwatakan dari keempat tokoh ini adalah : a. Kantan Kantan adalah tokoh yang memiliki sifat sombong dan kejam, hal ini terlihat ketika ia tak mau mengakui dan mengusir ibunya. Hal ini terlihat pada kitupan cerita berikut : “Hei, orang tua gila Jangan dekati kapalku. Dasar perempuan pembawa sial” si Kantan kembali mencaci-maki ibunya. “Pengawal Usir dia dari sini” perintah si Kantan. Setelah beberapa pengawal mengusir perempuan tua itu, si Kantan kembali memerintahkan pengawalnya untuk memutar haluan kapal dan kembali ke Malaka”. b. Ibu Ibu adalah tokoh yang memiliki sifat sabar dan tabah. Sifat sabar dan tabah ini terlihat ketika ia diperlakukan kasar oleh anak kandungnya sendiri. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Akhighnya, kabagh kadatangan si Kantan pun tadongagh oleh amaknya. Paghampuan tua ika sangat sonang, kaghena anak yang ditunggu-tunggunya salama baghtahun-tahun tolah kambali. Saat managhima baghita ika, ia mamutuskan untok manunggu anaknya dengan sabagh di gubok reotnya. Namun, satolah bebeghapa lama manunggu, anak yang dighindukannya tak kunjung datang.” Universitas Sumatera Utara “Akhighnya, ibu tua ika mamutuskan untuk manyusul anaknya di palabuhan. Dengan menggunakan sampan, janda tua ika manyusuri Sungai Baghumun manuju palabuhan tompat kapal si Kantan baghlabuh. Ia udah indak sabagh lagi ingin mamoluk anak yang sangat disayanginya ika. Dengan sakuat tanaga, ia mengayuh sampannya lobih copat lagi. Akhighnya, nampaklah daghi kejauhan sabuah kapal bosagh sodang baghsandar di palabuhan. “Kalo bonagh kata oghang en, kapal en pasti punyanya si Kantan anakku,” pikigh janda tua ika.” “Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia teghus mangayuh sampannya mendekati kapal mogah ika. Ketika sampan yang dinaiki udah samakin dokat dengan kapal bosagh ika, ia sagogha mamanggil anaknya.” “Sementagha ika, paghempuan tua ika bagai disambagh petigh melihat peghilaku anak kesayangannya, yang sungguh diluagh dugaan. Dadanya teghasa sesak, aigh matanya pun tak taghbendung lagi. Dengan sisa tanaganya, ia mangayuh sampannya kambali ke guboknya dengan peghasaan hancugh-lebugh.” c. Raja Raja adalah tokoh yang memiliki sifat adil dan bijaksana, kebijaksanaannya dapat terlihat ketika ia memberikan pilihan kepada Kantan, apakah bersedia benda tersebut diganti dengan putrinya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Si Kantan menerima tawaran itu. Ia kemudian dibawa untuk menghadap kepada sang raja. Setibanya di istana, para hulu balang melaporkan kepada raja, bahwa pemuda miskin itu ingin menjual sebuah benda yang sangat berharga. Sang Raja kemudian mengamati benda itu. “Aduhai, istimewa sekali benda ini,” gumam Baginda Raja. Setelah itu, ia berkata kepada si Kantan, “Hai, Anak Muda Aku sangat tertarik dengan tongkat emas engkau ini. Tapi, aku tidak ingin membelinya dengan uang. Bagaimana jika engkau tinggal di istana ini dan aku jadikan menantuku?” sang Raja menawarkan”. d. Putri Putri adalah tokoh yang memiliki sifat yang penuh dengan kasih sayang dan rendah hati, kasih sayang dan kerendahan hatinya tersebut dapat dilihat saat ia melihat ibu Kantan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan cerita berikut : “Maka semakin yakinlah istri si Kantan, kalau yang memanggil suaminya itu adalah mertuanya. Ia semakin penasaran ingin melihat ibu mertuanya yang sudah lama ia rindukan. Universitas Sumatera Utara “Sepertinya ia sangat mengenal Kanda,” sahut sang istri menenangkan suaminya. Seburuk apapun dia, bukanlah suatu masalah yang besar kanda, aku tidak merasa keberatan dan malu mengakuinya sebagai mertuaku, aku yakin dia ibumu karena dia sangat mengenalimu”.

4.2 Analisis Sosiologi Sastra Cerita Rakyat Pulau Si Kantan