BAB III ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM BAGI HAKIM PENGADILAN
AGAMA KELAS IA MEDAN DALAM MENENTUKAN PUTUSAN HADHANAH
Pencarian keadilan merupakan salah satu fitrah kemanusiaan, Setiap orang di dunia ini tidak menginginkan menjadi korban ketidakadilan dalam bentuk
apapun dan karena alasan apapun. Tetapi konstruksi menyangkut masalah pemeliharaan anak, Pengadilan Agama Medan biasanya menyerahkan
penyelesaian perkaranya kepada kedua belah pihak terlebih dahulu. Tetapi jika tidak bisa diselesaikan secara kekeluargaan, barulah boleh diajukan kepada
pengadilan untuk penyelesaian perkara pemeliharaan anak tersebut. Berdasarkan 7 Putusan Hadhanah pada Pengadilan Agama Medan dari
Tahun 2010-2012 yang diteliti, maka yang sering dipakai oleh Hakim dalam memutuskan perkara Hadhanah sebagai pertimbangan hukum bagi hakims adalah
sebagai berikut :
A. Hak dan Kewajiban Orang tua menurut Hukum Islam 1. Menurut Alqur’an dan Hadist
Sebagaimana diketahui bahwa orang tua adalah orang yang pertama dikenal oleh anaknya dan yang pertama mendampingi,
memelihara, mengasuh dan mendidiknya. Oleh karenanya orang tua yang paling bertanggung jawab terhadap anaknya. Di dalam ajaran Islam yang
sumber pertamanya Alqur’an dan Al-Hadits disebutkan, diantara kewajiban seorang ibu adalah menyusukan dan kewajiban seorang ayah
Universitas Sumatera Utara
adalah memberikan kebutuhan anaknya, sebagaimana yang tertera dalam surat At-Tahrim ayat 6 dan Surat Al-Baqarah 2 ayat 233.
Kewajiban ayah untuk memberikan nafkah terhadap anaknya merupakan suatu kemestian, apabila seorang ayah mempunyai
kesanggupan untuk itu tetapi tidak melaksanakannya, maka seorang ibu diizinkan mengambil langsung dari simpanan ayah untuk memenuhi
kebutuhan nafkah ia dan anaknya, sebagaimana yang dikisahkan dalam sebuah hadist artinya :
Dari Aisyah, bahwa Hindun binti Utbah bertanya kepada Rasulullah, ya Rasulullah sesungguhnya Abu Sufyan seorang lak-
laki yang bakhil dan ia memberikan nafkah tidak mencukupi untuk saya dan anak saya, kecuali saya mengambil sesuatu dari hartanya
tanpa sepengetahuannya, maka Rasulullah bersabda : Ambillah apa yang mencukupi bagimu dan anakmu dengan cara yang baik.
100
Kewajiban orang tua mengasuh dan memelihara anak dengan penuh rasa kasih sayang sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW
dalam sebuah hadist artinya Dari Aisyah R.A. berkata, telah datang orang- orang Arab pedesaan kepada Nabi SAW, kemudian Nabi bertanya adakah
kamu mencium anak-anak kecilmu, Mereka menjawab kami tidak pernah menciumnya, kemudian Nabi SAW. Bersabda : Sekiranya aku mempunyai
kekuasaan atau Allah mencabut dari hatimu rasa kasih sayang.
101
Kewajiban atas orang tua untuk memelihara jiwa dan keselamatan anak, sehingga Allah SWT sangat melarang orang tua membunuh anaknya
karena tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagaimana
100
Imam M Bukhari, Shahih M Bukhr, Darul Qatam, Beirut, 1987, hal. 4945.
101
Ibid, hal.5539.
Universitas Sumatera Utara
dinyatakan oleh Allah SWT dalam surat Al-Isra 17 ayat 31, yang artinya:
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan
juga kepadamu. Sesunguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. QS. 17:31.
Kemudian larangan membunuh anak itu, ditegaskan lagi oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis artinya :
Dari Abdullah berkata, saya bertanya kepada Rasulullah, dosa apa yang paling besar ?. Rasul bersabda : Menjadikan bagi Allah
sekutu dan Dia yang menjadikan kamu. Kemudian saya bertanya dosa apa lagi ?. Rasul bersabda ; Membunuh anak kamu karena
takut makan bersama kamu. Kemudian saya bertanya dosa apa lagi ?. Rasul bersabda ; berbuat zina dengan istri tetanggamu.
102
Kewajiban orang tua untuk memberi nama yang baik kepada anak, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, dalam sebuah
hadis dikisahkan yang artinya : Dari Abu Musa RA. Berkata, anak saya laki-laki lahir kemudian
saya membawa anak saya tersebut kepada Rasulullah SAW kemudian Rasul memberi nama anak saya tersebut dengan
Ibrahim dan dikukuhkannya nama tersebut dengan buah tamar serta mendoakan atas anak saya tersebut agar mendapatkan
keberkatan, setelah itu Rasul menyerahkan anak itu kepada saya dan ia adalah anak sulung dari Abu Musa.
103
Terdapat sebuah hadis yang menyatakan bahwa anak dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah, atau sifat dasar yang serasi dengan kebenaran,
dan orang tua yang akan menjadikan mereka sebagai Yahudi, Nasrani atau menjadi Muslim dan mereka bertanggungjawab terhadap keadaan
anaknya.
104
102
Ibid, hal. 5542
103
Ibid, hal. 5045
104
Cyril Dasse, Penterjemah Ghufron A. Mas’adi, Ensiklopedio Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002, hal.29
Universitas Sumatera Utara
Bersumber dari Al Quran dan Al-Hadist yang dikemukakan di atas, maka dapat dipahami bahwa kewajiban orang tua terhadap anaknya secara
rinci, tugas ayah dan ibu dalam keluarga adalah :
105
a. Kewajiban Ayah terhadap Anak 1 Memberi nama anaknya dengan nama yang baik, mendidiknya
dengan akhlak yang mulia, mengajarkan menulis dan membaca serta keterampilan yang lainnya, memberikan konsumsi yang halal
dan bergizi serta mengawinkannya apabila ia telah mendapat jodoh. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW :
“Kewajiban ayah kepada anaknya adalah memberinya nama yang baik, mendidiknya sopan santun, mengajarinya tulis baca dan
berenang serta melepas panah berolah raga, memberi konsumsi kepada anak dengan yang baik halal dan bergizi dan
mengawinkannya apabila telah mendopat jodoh” HR Al-Hakim dan Abu Asy-Syaikh dari Abi Rafi’
2 Memilih isteri ibu anak-anak dari kalangan perempuan salihah . 3 Mengazankan di telinga kanan dan qamat di telinga kiri anak
ketika lahir. 4 Memotongkan akikah untuk disedekahkan pada hari ketujuh dari
kelahiran anak 5 Mengkhitankan anak
6 Memilih pengasuh anak yang berpendidikan
105
Wawancara dengan ulama Ahmad Zuchri, Ketua Komisi Fatwa dari Majelis Ulama Indonesia di Indonesia di kota Medan pada tanggal 5 juli 2013
Universitas Sumatera Utara
7 Mengajar membaca Alqur’an atau menyerahkannya kepada guru mengaji atas biayanya dan mengajarnya menutup aurat.
8 Membiasakan anak melakukan salat sejak berumur tujuh tahun, menjaga kebersihan, disiplin, dan memisahkan tempat tidur di usia
10 tahun. 9 Adil terhadap anak-anaknya dalam pemberianhibah dan wasiat.
Dari kewajiban-kewajiban ayah terhadap anak yang telah disebutkan di atas, antara lain adalah mendidik anak, tetapi sebagian
ayah beranggapan bahwa tanggung jawab pendidikan anak hanya ditumpahkan pada ibu semata. Suami hanya bertanggung jawab dalam
mencari nafkah saja sehingga ia banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, baik tempat kerja maupun berkumpul bersama teman-
temannya. Setelah pulang ke rumah, ia duduk sendirian di dalam kamarnya sambil memperingatkan istrinya agar anak-anaknya jangan
mengusiknya atau mengganggunya. Inilah anggapan yang salah, seharusnya seorang suami harus punya andil dalam mendidik anak
secara langsung. Keluarga akan berjalan dengan sakinah dan tenteram apabila seorang ayah akrab dengan anak dari bekerjasama dengan ibu
dalam memberi bimbingan atau pendidikan kepada anak. Karena seorang ayah juga harus bisa berperan sebagai mitra dialog anak-anak,
b. Kewajiban Ibu terhadap Anak Salah satu kenyataan yang tidak bisa diingkari dan sekaligus
sebagai ciri khas pada perempuan adalah kenyataan biofisik dan
Universitas Sumatera Utara
anatominya yang memberikan peran dan fungsi yang khas yang tidak mungkin ditukar dengan apapun, yaitu peran sebagai ibu. Dengan
segala kualitas keibuan yang melekat padanya, seorang ibu paling menentukan suasana kehidupan keluarga. Ibu adalah sebagai seorang
guru dan pendidik bagi anak-anaknya. Ibu berkewajiban mengasuh, mendidik dan mengarahkan anak-anaknya bersama suami untuk
menjadi manusia yang baik. Seorang pujangga Mesir yang bernama Ahmad Syauqi berkata, “Ibu itu laksana sebuah sekolah, apabila kamu
mendidiknya dengan baik, berarti kamu telah mendidik suatu bangsa yang baik”. Kalau demikian halnya, maka dalam pembinaan watak dan
kualitas anak-anak, tidak sedikit peran yang bisa dimainkan oleh seorang ibu. Oleh sebab itu di dalam hadis Rasulullah saw disebutkan:
Dari Abi Zurah dari Abi Hurairah ra. berkata, seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw dan berkata, “Hai Rasulullah,
siapakah yang paling berbak menerima baktiku?” Rasulullah menjawab, Ibumu” Kemudian orang itu bertanya lagi,
“Kemudian siapa lagi?” Rasulullah menjawab “Ibumu” Kemudian orang itu bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?”
Rasulullah menjawab, “Bapakmu” HR AlBukhari dan Muslim.
Allah memerintahkan para ibu untuk menyusui anak-anaknya dan memberinya batas dua tahun penuh karena pada saat itu, anak masih
sangat membutuhkan ASI sebagai makanan dan minuman pertama yang didapat oleh si anak. Oleh karena itu, ibu berkewajiban menyusui
bayinya kalau ia mampu dan sanggup melaksanakannya, berdasarkan firman Allah swt.:
Universitas Sumatera Utara
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan, dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih sebelum dua tahun dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya, dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan QS Al- Baqarah:233.
106
Ayat ini mengisyaratkan bahwa para ibu wajib menyusui anaknya dengan ASI dengan memberi batasan waktu menyusui ideal. Oleh
karena itu, hendaklah ibu-ibu menyusui bayinya
Dengan demikian pemeliharaan terhadap anak harus dilakukan bersama-sama oleh ayah dan ibunya, tetapi jangan oleh ibu saja sebab,
menurut H. Abdullah Syah bahwa “dia telah cukup sibuk karena mengurus dan mendidik anak-anaknya. Ini adalah pekerjaan besar,
disamping itu perasaan kasih sayangnya lebih besar dari perasaan kasih sayang lelaki”
hingga dua tahun penuh bila mereka ingin menyempurnakan penyusuan itu. Ini berarti
anak disapih setelah berusia dua tahun. Oleh sebab itu, berdosalah ibu di hadapan Allah kalau mengabaikan masalah penyusuan dengan ASI
bila ia mampu melaksanakannya.
107
106
Ibid, hal.109
“Namun demikian bahwa pekerjaan mereka dalam mendidik anak-anaknya adalah suatu ibadah dan
107
Abdullah Syah, Harta Menurut Pandangan Alqur’an, Medan : IAIN Press, 1992, hal.37
Universitas Sumatera Utara
perjuangan”.
108
2. Hak dan Kewajiban Orang tua menurut Kompilasi Hukum Islam