anak laki-laki dipersilahkan memilih diantara kedua orang tuanya tetapi jika ia perempuan maka ayahnya lebih berhak dengannya dan
tidak ada hak memilih baginya.
Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam dalam pasal 105 menyebutkan bahwa pemeliharaan anak yang belum mummayiz, atau
belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya, sedangkan yang telah mummayiz diserahkan kepada anak untuk memilih diantara ayah ataupun
ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya.
74
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengasuhan untuk anak laki-laki dan perempuan samapai batas umur tamyiz, setelah melewati
batas usia umur tersebut jika anak memilih bersama ibunya maka anak tersebut tidak perlu diambil namun jika anak memilih ayahnya maka
ayahnya berhak membawa dan memeliharanya sedangkan jika anak laki- laki yang sudah lewat masa tamyiz lebih memilih ibunya maka sang ayah
hendaklah ikut membantu mendidik dan mengajarinya, demikian anak perempuan jika ia memilih dengan ibunya maka anak tersebut boleh
tinggal bersama ibunya. Sementara anak yang masih dalam pengasuhan jika ia sakit atau gila maka jika ia seorang perempuan secara mutlak ada
ditangan ibunya baik kecil ataupun sudah besar, karena seorang ibu lebih sayang kepadanya.
75
3. Syarat-Syarat yang Harus dipenuhi Hadhin dalam Hadhanah
74
Pasal 105 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang kompilasi Hukum Islam
75
Huzaemah Tahido Yanggo, Op.Cit, hal 188
Universitas Sumatera Utara
Pemeliharaan atau pengasuhan anak harus memenuhi syarat yang telah ditentukan, bagi ayah dan ibu yang akan bertindak sebagai pengasuh
disyaratkan hal-hal sebagai berikut :
76
a. Sudah Dewasa dan Berakal Orang yang belum dewasa tidak akan mampuh melakukan tugas untuk
mengasuh anak, oleh karenanya belum dikenai kewajiban dan tindakan yang dilakukannya belum memenuhi syarat, dan orag yang tidak
mempunyai akal sehat dianggap tidak cakap melakukan tindakan hukum karena untuk mengurus dirinya sendiri tidak mampu apalagi
untuk orang lain maka orang tersebut tidak boleh menjadi Hadhin. b. Beragama Islam
Ini adalah pendapat yang dianut oleh jumhur ulama karena pengasuhan anak termasuk tugas pendidikan yang akan mengarahkan agama anak
yang diasuh, kalau diasuh oleh orang yang bukan islam maka dikhawtirkan anak yang diasuh akan jauh dari agamanya, makanya
dalam hal pengasuhan anak kesamaan agama antara hadhin pengasuh dengan mahdhun anak yang dipelihara sangat penting.
c. Amanah Orang yang dipandang fasik durhaka kepada Allah SWT,
meninggalkan perintahNya, atau keluar dan melanggar ketentuanNya tidak berhak atas handhanah karena dapat menimbulkan hal yang
bersifat negatif terhadap jiwa anak yang dipeliharanya. d. Tidak bersuami
76
Amir Syarifuddin, Op.Cit, hal 328-330
Universitas Sumatera Utara
Hal ini adalah untuk syarat bagi seorang ibu harus belum menikah dengan lelaki lain, jika telah menikah dengan lelaki lain maka gugurlah
haknya menjadi hadhin,kecuali suaminya ayah tiri rela untuk melakukan hadhanah tersebut.
e. Tidak Murtad Tidak kembali kepada agama semulanya dengan keluar dari agama
Islam, karena bagaimanapun anak yang diasuh harus seiman dengan orang yang mengasuhnya.
Bertempat tinggal yang sama dengan anak yang diasuh Menurut ulama Hanafiyah bila yang melakukan pindah tempat adalah
ayah maka ibu lebih berhak atas Hadhanah, tetapi bila ibu yang pindah ke tempat dilaksanakan perkawinan maka ibu yang berhak tetapi bila
pindah ke tempat lain maka ayahlah yang berhak.
4. Dasar Hukum Hadhanah