Masa Hadhanah Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

keduanya mempunyai anak yang belum mummayyiz belum menguasai kemaslahatan dirinya.

2. Masa Hadhanah

Para Fukaha berbeda pendapat mengenai waktu dan batas hadhanah, kepada empat kelompok pendapat yaitu : 73 a. Fukaha Hanafiyah mengatakan masa pengasuhan berakhir untuk anak laki-laki, ketika ia mencapai umur tujuh tahun atau menurut sebagian lagi Sembilan tahun, sedangkan untuk perempuan berakhir ketika anak mencapai umur sembilan tahun atau menurut sebahagian lagi sebelas tahun, setelah itu maka ayah lebih berhak dari keduanya. Kelompok ini dalam menyempurnakan hadhanah membedakannya dengan kias atau analogi berdasarkan batas usia anak perempuan dan laki-laki sebab hadhanah, itu merupakan suatu bentuk bimbingan wilayah, karena hadhanah merupakan hak ibu sehingga hanya berkahir dengan kedewasaan anak, seperti hak wilayah wali dalam urusan harta kekayaan. b. Fukaha Imam Malik mengatakan masa pengasuhan anak laki-laki itu berakhir dengan ihtilam mimpi, sedangkan untuk anak perempuan berakhir dengan sampainya ia menikah. Jika ia sampai pada usia menikah sedangkan ibu dalam masa iddah, maka ibu lebih berhak terhadap anak putrinya sampai ibu tadi menikah lagi. Jika tidak sedang demikian maka anak tersebut dititipkan kepada ayahnya dan jika ayah tidak ada maka dititipkan kepada wali-walinya. Seperti dari hadis yang diriwayatkan Amr bin Syuaib, bahwa Abu Bakar menentukan terhadap Umar bin Khatab ra, mengenai Ashim, “ibunya lebih berhak dengannya daripada Umar selama ia belum menikah. c. Fukaha Imam Syafii menyebutkan bahwa masa pengasuhan anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan berakhir ketika sampai usia tujuh tahun atau delapan tahun, dan jika ia telah masuk usia tersebut dan berakal sehat maka ia diperbolehkan untuk memilih antara ayah dan ibunya. Menurut hadis Abu Hurairah ra. Bahwa ada seorang perempuan yuang datang kepada Nabi Muhammad saw, seraya berkata, “Sesungguhnya suamiku datang ingin membawa anakku.”Nabi Muhammad saw. bersabda,”ini ayahmu dan ini ibumu maka peganglah tangan siapa yang engkau kehendaki”. Ternyata anak itu mengambil tangan ibunya. Menurut hadis ini jika ada kedua orang tua yang bertengkar maka sang anak hendaknya diberi kesempatan untuk memilih siapa yang akan ia pilih d. Fukaha Imam Ahmad bin Hambal dalam riwayat yang paling masyhur mengatakan masa pengasuhan anak itu berakhir sampai anak tersebut berumur tujuh tahun, jika ia telah mencapai usia tersebut, dan untuk 73 Huzaemah Tahido Yanggo, Op.Cit, hal 186-187 Universitas Sumatera Utara anak laki-laki dipersilahkan memilih diantara kedua orang tuanya tetapi jika ia perempuan maka ayahnya lebih berhak dengannya dan tidak ada hak memilih baginya. Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam dalam pasal 105 menyebutkan bahwa pemeliharaan anak yang belum mummayiz, atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya, sedangkan yang telah mummayiz diserahkan kepada anak untuk memilih diantara ayah ataupun ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya. 74 Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengasuhan untuk anak laki-laki dan perempuan samapai batas umur tamyiz, setelah melewati batas usia umur tersebut jika anak memilih bersama ibunya maka anak tersebut tidak perlu diambil namun jika anak memilih ayahnya maka ayahnya berhak membawa dan memeliharanya sedangkan jika anak laki- laki yang sudah lewat masa tamyiz lebih memilih ibunya maka sang ayah hendaklah ikut membantu mendidik dan mengajarinya, demikian anak perempuan jika ia memilih dengan ibunya maka anak tersebut boleh tinggal bersama ibunya. Sementara anak yang masih dalam pengasuhan jika ia sakit atau gila maka jika ia seorang perempuan secara mutlak ada ditangan ibunya baik kecil ataupun sudah besar, karena seorang ibu lebih sayang kepadanya. 75

3. Syarat-Syarat yang Harus dipenuhi Hadhin dalam Hadhanah

Dokumen yang terkait

Jatuhnya Hak Hadhanah Kepada Orang Tua Laki-Laki Karena Perceraian Berdasarkan Putusan Pengadilan Agama. (Studi Pada Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1521/Pdt.G/2011/PA.Mdn)

1 59 103

Pelaksanaan Eksekusi Sengketa Hadhanah Di Pengadilan Agama Cikarang

3 11 115

Pelaksanaan eksekusi sengketa hadhanah di pengadilan agama Cikarang

0 10 115

Murtad Sebagai Penghalang Hadhanah (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur Perkara Nomor 1700/Pdt. G/2010/PAJT)

1 29 206

JATUHNYA HAK HADHANAH KEPADA ORANG TUA LAKI-LAKI KARENA PERCERAIAN BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. (STUDI PADA PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MEDAN NO. 1521Pdt.G2011PA.Mdn) SKRIPSI

0 0 8

BAB II KARAKTER HADHANAH PADA PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MEDAN DARI TAHUN 2010-2012 1. Perceraian Dan Akibat Hukum Terhadap Anak a. Perceraian - Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 20

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang - Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

0 1 32

Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 2010-2012)

0 2 14

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA TENTANG HAK HADHANAH PADA MANTAN SUAMI (Studi di Pengadilan Agama Kelas 1A Tanjung Karang )

0 0 12

Analisis putusan pengadilan agama tentang hak hadhanah pada mantan suami:studi di pengadilan agama kelas 1A Tanjung Karang - Raden Intan Repository

0 0 30