keduanya mempunyai anak yang belum mummayyiz belum menguasai kemaslahatan dirinya.
2. Masa Hadhanah
Para Fukaha berbeda pendapat mengenai waktu dan batas hadhanah, kepada empat kelompok pendapat yaitu :
73
a. Fukaha Hanafiyah mengatakan masa pengasuhan berakhir untuk anak laki-laki, ketika ia mencapai umur tujuh tahun atau menurut sebagian
lagi Sembilan tahun, sedangkan untuk perempuan berakhir ketika anak mencapai umur sembilan tahun atau menurut sebahagian lagi sebelas
tahun, setelah itu maka ayah lebih berhak dari keduanya. Kelompok ini dalam menyempurnakan hadhanah membedakannya dengan kias atau
analogi berdasarkan batas usia anak perempuan dan laki-laki sebab hadhanah, itu merupakan suatu bentuk bimbingan wilayah, karena
hadhanah merupakan hak ibu sehingga hanya berkahir dengan kedewasaan anak, seperti hak wilayah wali dalam urusan harta
kekayaan.
b. Fukaha Imam Malik mengatakan masa pengasuhan anak laki-laki itu berakhir dengan ihtilam mimpi, sedangkan untuk anak perempuan
berakhir dengan sampainya ia menikah. Jika ia sampai pada usia menikah sedangkan ibu dalam masa iddah, maka ibu lebih berhak
terhadap anak putrinya sampai ibu tadi menikah lagi. Jika tidak sedang demikian maka anak tersebut dititipkan kepada ayahnya dan jika ayah
tidak ada maka dititipkan kepada wali-walinya. Seperti dari hadis yang diriwayatkan Amr bin Syuaib, bahwa Abu Bakar menentukan terhadap
Umar bin Khatab ra, mengenai Ashim, “ibunya lebih berhak dengannya daripada Umar selama ia belum menikah.
c. Fukaha Imam Syafii menyebutkan bahwa masa pengasuhan anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan berakhir ketika sampai usia tujuh
tahun atau delapan tahun, dan jika ia telah masuk usia tersebut dan berakal sehat maka ia diperbolehkan untuk memilih antara ayah dan
ibunya. Menurut hadis Abu Hurairah ra. Bahwa ada seorang perempuan yuang datang kepada Nabi Muhammad saw, seraya
berkata, “Sesungguhnya suamiku datang ingin membawa anakku.”Nabi Muhammad saw. bersabda,”ini ayahmu dan ini ibumu
maka peganglah tangan siapa yang engkau kehendaki”. Ternyata anak itu mengambil tangan ibunya. Menurut hadis ini jika ada kedua orang
tua yang bertengkar maka sang anak hendaknya diberi kesempatan untuk memilih siapa yang akan ia pilih
d. Fukaha Imam Ahmad bin Hambal dalam riwayat yang paling masyhur mengatakan masa pengasuhan anak itu berakhir sampai anak tersebut
berumur tujuh tahun, jika ia telah mencapai usia tersebut, dan untuk
73
Huzaemah Tahido Yanggo, Op.Cit, hal 186-187
Universitas Sumatera Utara
anak laki-laki dipersilahkan memilih diantara kedua orang tuanya tetapi jika ia perempuan maka ayahnya lebih berhak dengannya dan
tidak ada hak memilih baginya.
Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam dalam pasal 105 menyebutkan bahwa pemeliharaan anak yang belum mummayiz, atau
belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya, sedangkan yang telah mummayiz diserahkan kepada anak untuk memilih diantara ayah ataupun
ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya.
74
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengasuhan untuk anak laki-laki dan perempuan samapai batas umur tamyiz, setelah melewati
batas usia umur tersebut jika anak memilih bersama ibunya maka anak tersebut tidak perlu diambil namun jika anak memilih ayahnya maka
ayahnya berhak membawa dan memeliharanya sedangkan jika anak laki- laki yang sudah lewat masa tamyiz lebih memilih ibunya maka sang ayah
hendaklah ikut membantu mendidik dan mengajarinya, demikian anak perempuan jika ia memilih dengan ibunya maka anak tersebut boleh
tinggal bersama ibunya. Sementara anak yang masih dalam pengasuhan jika ia sakit atau gila maka jika ia seorang perempuan secara mutlak ada
ditangan ibunya baik kecil ataupun sudah besar, karena seorang ibu lebih sayang kepadanya.
75
3. Syarat-Syarat yang Harus dipenuhi Hadhin dalam Hadhanah