Dari tabel 5.6., terlihat bahwa keseluruhan data hipertiroid pada anak didapati nilai kadar TSH dibawah normal 0,27µIUmL. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan terhadap responden, didapati frekuensi kadar TSH tertinggi pada nilai 0-0,1µIUmL sebanyak 25 orang 54,3 dan diikuti oleh nilai 0,11-0,2µIUmL
sebanyak 11 orang 23,9. Frekuensi hasil kadar TSH yang terendah adalah diantara 0,21-0,3µIUmL sebanyak 10 orang 21,7.
5.2. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data sekunder rekam medis di Divisi Endokrinologi Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan
rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2008 hingga 2012, diperoleh data mengenai gambaran hipertiroid pada anak. Data-data tersebut akan digunakan sebagai
dasar dari pembahasan hasil akhir penelitian ini dan dijabarkan sebagai berikut:
5.2.1. Distribusi Karakteristik Penderita Berdasarkan Kelompok Umur
Dari tabel 5.1., dari hasil penelitian ini didapati sebagian besar penderita hipertiroid dijumpai pada anak umur 7-12 tahun sebanyak 22 penderita 47,8, dan proporsi
terendah terdapat pada umur 2-3 tahun, yaitu 1 orang 2,2. Hipertiroid kongenital biasanya memiliki awitan sejak masa prenatal dan
muncul segera setelah lahir, beberapa hari setelah lahir, atau bahkan beberapa minggu setelah lahir Batubara, 2010
Persentase penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rallison, 1991; Ogbera dan Kuku, 2011, rata-rata usia kejadian hipertiroid
pada anak adalah 11.5 tahun. Penelitian lain yang dilakukakan di USA, insidens pada anak diperkirakan
1100.000 anak per tahun. Mulai 0,1100.000 anak per tahun untuk anak usia 0-4 tahun meningkat sehingga 3100.000 anak per tahun pada usia remaja. Penyakit
Graves jarang terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun dan insidens tertinggi pada anak usia diantara 10-15 tahun Lavard, 1994.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Distribusi Karakteristik Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 5.2., dapat dilihat bahwa proporsi jenis kelamin tertinggi pada penelitian ini adalah perempuan, yaitu 26 orang anak 56,5. Laki-laki
sebanyak 20 orang anak 43,5. Adanya pengaruh hormon estrogen pada wanita menyebabkan risiko terjadinya tirotoksikosis Graves pada perempuan menjadi lebih
besar dibandingkan laki-laki. Prevalensi hipertiroidisme kira-kira 5-10 kali lebih rendah daripada hipotiroidisme
Hermawan, 2000.Insidensnya sebesar 2 pada bayi yang baru lahir dari ibu dengan penyakit graves.Lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki daripada perempuan.
Dalam penelitian sebelumnya dikatakan menurut proporsi pasien hipertiroid menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan menurut jenis kelamin Faizi, 2006. Juga
penelitian lain yang dilakukan di University of Benin Teaching Hospital, Nigeria didapati hasil penelitian adalah sama dengan rasio 5:1. Menurut Hermawan, 1990,
prevalansi hipertiroid pada perempuan adalah 10 kali lebih sering dibandingkan laki- laki.
5.2.3. Distribusi Penderita Berdasarkan Etiologi