2.3.6. Penatalaksanaan 2.3.6.1. Terapi pada Neonatus
Pada awal pengobatan perlu diingat bahwa neonatal Graves merupakan ‘self limiting disease’ sehingga bersifat sementara, dan pengobatan dilakukan dengan
prinsip titrasi untuk menjadikan bayi dalam keadaan eutiroid. Terapi yang diberikan adalah propylthiouracil PTU dengan dosis 5-10 mgkgBBhari atau methimazole
MMI dengan dosis 0,5-1 mgkgBBhari dalam dosis terbagi 3. Jika gejalanya sangat hebat bias ditambahkan larutan Lugol dengan dosis 1 tetes setiap 8 jam untuk
menghambat pelepasan hormon tiroid. Respon terap harus dilakukan dengan ketat selama 24-36 jam pertama Fisher, 2002.
Bila respons terapi kurang baik, dosis anti-tiroid bisa dinaikkan sampai 50 dan perlu ditambahkan propranolol untuk mengurangi gejala stimulasi simpatik yang
berlebihan, dengan dosis 2 mgkgBBhari. Prednison dengan dosis 2 mgkgBBhari juga ditambahkan untuk mengurangi sekresi hormon tiroid dan mengurangi konversi
T
4
menjaid T
3
di perifer.Penderita juga ditangani bersama dengan bagian kardiologi anak. ASI pada ibu yang mengkonsumsi antitiroid dapat tetap diberikan bila tidak
melebihi 400mghari untuk PTU, dan 40mghari untuk MMI Fisher, 2002.
2.3.6.2. Terapi pada Anak
Terdapat tiga pilihan metode terapi pada anak dengan penyakit Graves, yakni obat-obat antitiroid, abalasi dengan radioaktif yodium dan pembedahan.Tidak ada
satupun yang memuaskan secara keseluruhan Krassas, 2004. Pemilihan metode terapi harus disesuaikan dengan keadaan individu dan pertimbangan keluarga tentang
keuntungan dan kerugiannya. Dengan pertimbangan kemungkinan terjadinya remisi yang signifikan pada anak, maka penggunaan obat-obat anti tiroid merupakan pilihan
pertama Brown, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Obat anti tiroid
Prophylthyouracil PTU dan methimazole MMI atau carbimazole diubah menjadi MMI merupakan obat-obatan yang paling banyak dipakai. Obat –obat ini
menghambat sintesis hormon tiroid dengan cara menghalangi coupling iodotirosin melalui penghambatan kerja enzim tiroperoksidase Cooper, 2005. Khusus PTU,
obat ini juga menghambat konversi T4 menjadi T
3
di perifer, hal ini merupakan keuntungan tersendiri pada keadaan yang memerlukan penurunan segera kadar
hormon tiroid aktif seperti yang terjadi pada keadaan krisis tiroid Styne, 2004. PTU dan MMI diabsorpsi secara cepat di saluran cerna, kadar puncak di
dalam serum terjadi 1-2 jam setelah obat diminum. Kadar obat di dalam serum akan menurun habis dalam 12-24 jam untuk PTU, dan lebih lama lagi untuk MMI. Hal ini
mempengaruhi lama kerja masing–masing obat.Dengan demikian MMI dapat diberikan 1 kali sehari, sedangkan PTU diberikan 2-3 kali sehari.Methimazol MMI
di dalam serum dalam bentuk bebas, sedangkan PTU 80-90 terikat pada albumin Cooper, 2005.
Pada awal terapi PTU dapat diberikan dengan dosis 5-10mgkgBBhari dalam dosis terbagi 3, dan MMI dapat diberikan 5-10 dari dosis PTU dalam dosis
terbagi 2 atau sekali sehari. Pada kasus-kasus yang berat, beta blocker Propanolol 0,5-2,0 mgkgBBhari dalam dosis terbagi 3 dapat diberikan untuk mengendalikan
aktivitas kardiovaskuler yang berlebihan sampai dicapai keadaan eutiroid Fisher, 1996. Follow-up uji fungsi tiroid harus dilakukan 4-6 minggu sampai kadar T
4
dan T
3
total dalam batas normal. Kadar TSH serum biasanya akan kembali normal dalam waktu beberapa bulan agak lama, sehingga pengukuran TSH akan lebih berarti
sebagai indikator terapi bila dilakukan setelah dalam keadaan eutiroid, bukan pada awal terapi Styne, 2004.
Setelah kadar T
4
dan T
3
kembali normal, dosis obat antitiroid dapat diturunkan secara bertahap 30-50 dari total harian. Alternatif yang lain adalah
dengan tidak merubah dosis antitiroid, melainkan menunggu kadar TSH meningkat sambil menambahkan dosis kecil L-thyroxine atau yang disebut regimen block-
Universitas Sumatera Utara
replacement, namun demikian menurut penelitian yang telah dilakukan, kombinasi terapi ini anti-tiroid dan L-T
4
tidak memperbaiki angka remisinya. Keadaan eutiroid biasanya tercapai dalam waktu 6-12 minggu.Selama masa rumatan PTU dapat
diberikan 2 kali sehari, dan MMI cukup 1 kali sehari.Biasanya penderita dapat difollow-up setiap 4-6 bulan Brown, 2005.
Lama terapi sangat individual, sampai saat ini tidak ada pedoman mengenai lama terapi yang optimal, rata-rata dapat mencapai 2-3 tahun Bhadada, 2006 Sekitar
50 dari anak-anak yang diterapi akan terjadi remisi dalam 4 tahun pertama terapi, dengan peningkatan angka remisi sebesar 25 setiap 2 tahunnya sampai tahun ke-6
terapi. Dikatakan remisi, bila 1 tahun setelah pengobatan dihentikan penderita masih dalam keadaan eutiroid Lazar, 2000.
Kecilnya dosis anti-tiroid yang diperlukan serta goiter yang mengecil merupakan indikator yang baik untuk menurunkan dosis anti-tiroid secara bertahap hingga
dihentikan. Rendahnya derajat hipertiroksinemia [T
4
20 gdL 257.4mmolL; rasio T
3
:T
4
20], indeks masa tubuh yang rendah, dan usia anak yang lebih tua mempunyai kecenderungan terjadi remisi yang permanen. Sedangkan kadar TRAb yang tinggi
mempunyai risiko yang tinggi untuk terjadinya relaps Brown, 2005. Efek samping anti-tiroid dilaporkan sebesar 5-20, berupa rash eritema, atralgia,
urtikaria, granulositopenia bersifat transient 1500mm
3
. Jarang terjadi dan lebih berat: hepatitis, lupus like syndrome, trombositopenia, dan agranulositosis,
250mm
3
. Kebanyakan reaksi yang terjadi ringan, dan bukan merupakan kontraindikasi untuk diteruskan. Pada kasus yang berat, perlu dipertimbangkan terapi
dengan cara yang lain terapi ablasi menggunakan radioaktif atau pembedahan Rahman, 2003.
2.3.6.3. Ablasi Dengan Radioaktif Yodium