52 lebih rendah atau memaksimalkan kontribusi sebatas pengaruh dan sumber daya
yang ada. ASEAN dalam kapasitasnya yang terbatas di lingkungan negara-negara major powers, merupakan sumber daya kekuasaan yang potensial untuk
mempengaruhi arsitektur sistem internasional. Dengan pengalaman mengelola ASEAN, Indonesia juga dapat memberikan kontribusi yang sama di antara negara-
negara Selatan dan komunitas pasar non-tradisional.
8. Kepemimpinan internasional
Bagaimana Indonesia dapat mewujudkan kepemimpinan internasional? Inilah pertanyaan penting di dalam strategi yang akan ditetapkan di dalam RPJM
III. Sebagaimana diungkapkan di atas, kepemimpinan Indonesia muncul lebih banyak dari gagasan dan inisiatif. Banyak masalah kolektif di ASEAN yang
diselesaikan dengan gagasan dan inisiatif Indonesia. Hal ini membuat Indonesia memimpin di dalam institusionalisasi dan penyelesaian masalah di kawasan. Di
tingkat yang lebih luas, Bali Democracy Forum merupakan contoh bagaimana inisiatif menempatkan Indonesia sebagai pemimpin di dalam forum tersebut. Dalam
perspektif ini, tim diplomat Indonesia seyogyanya selalu bisa mengembangkan gagasan dan memulai inisiatif untuk melakukan sesuatu terhadap tantangan dan
masalah yang datang. Namun hal yang sama bisa saja tidak berlaku di dalam penyelesaian
masalah kolektif yang lain seperti misalnya konflik di Darfur, penanganan perang sipil di Suriah, atau konflik Israel-Palestina. Dalam kasus sengketa Laut Tiongkok
Selatan, pada titik tertentu, kepemimpinan Indonesia relatif tidak bekerja, terutama di Pnompenh tahun 2012 ketika ASEAN tidak bersatu menanggapi kasus sengketa
tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pada titik tertentu ada keterbatasan dalam gagasan atau inisiatif di dalam mendorong peran kepemimpinan Indonesia di
kawasan. Keterbatasan tersebut umumnya berasal dari keterbatasan pilihan-pilihan yang dapat ditawarkan Indonesia karena keterbatasan sumber daya kekuasaannya.
Misalnya jika Indonesia bisa menawarkan kerjasama dalam energy security di kawasan dengan fokus pada pembangunan kapasitas produksi energi alternatif di
negara-negara yang terlibat sengketa, atau jika Indonesia dapat menawarkan sistem keamanan laut bersama dengan partisipasi TNI AL di dalamnya yang berani
mengambil tanggung jawab keamanan, tentu ini akan menjadi game changer.
53 Untuk meningkatkan efektivitas inisiatif dan kepemimpinan gagasan
Indonesia, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Pertama, keberanian untuk mengambil tanggung jawab di dalam memimpin dan mengatasi masalah kolektif.
Kedua, dukungan sumber daya kekuasaan yang memungkinkan Indonesia untuk menyelesaikan masalah kolektif. Ketiga, kredibilitas dan kepercayaan. Indonesia
harus mampu membangun kredibilitas dan kepercayaan komunitas internasional untuk mengambil tanggung jawab kepemimpinan.