iii
3. Meningkatkan Peran Indonesia dalam Kerjasama di Tingkat Regional
ASEAN, APEC dan IORA maupun global PBB, G20, reformasi IFIs,
dan organisasi multilateral OKI
Aspirasi Indonesia untuk meningkatkan kepemimpinan dan kontribusi di dalam berbagai kerjasama internasional dapat diwujudkan dalam kerjasama
regional maupun global. Di tingkat regional, sentralitas ASEAN di dalam kerjasama politik, keamanan, ekonomi dan sosial-budaya di kawasan Asia
Tenggara dan Asia Timur perlu dijaga agar masalah-masalah sengketa tidak mengurangi sentralitas tersebut. Peran yang minimal di dalam kerjasama
APEC dan IORA perlu diubah menjadi lebih aktif agar dapat membantu mewujudkan visi kepemimpinan dan kontribusi di dalam berbagai kerjasama
internasional. Di dalam arena global, partisipasi Indonesia di dalam PBB, G20,
reformasi lembaga-lembaga keuangan internasional, dan kerjasama OKI, perlu ditingkatkan. Partisipasi di dalam pengiriman PKO di negara-negara
konflik dan pasca-konflik ditingkatkan sesuai dengan target yang ditentukan. Partisipasi di dalam G20 perlu ditingkatkan. Reformasi lembaga-lembaga
keuangan internasional seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional perlu didorong terus. Indonesia juga perlu mendorong terus peningkatan
solidaritas dan kerjasama di antara negara-negara muslim yang tergabung di dalam Organisasi Kerjasama Islam OKI.
4. Meningkatkan Peran Indonesia dalam Kerjasama Selatan-Selatan dan
Triangular KSST
Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular KSST menyediakan arena bagi Indonesia untuk mewujudkan aspirasinya dalam meningkatkan
kepemimpinan dan kontribusi bagi kerjasama internasional. Negara-negara berkembang lainnya seperti Tiongkok dan Brazil sudah lebih aktif di dalam
menggarap kerjasama di arena ini. Indonesia sudah memulainya sejak periode lalu, dan melihat manfaatnya, akan terus ditingkatkan pada periode
saat ini. Kerjasama ini memberi manfaat berupa perluasan pasar non- tradisional, peningkatan outflow investasi, memperkuat jaringan dalam
diplomasi internasional dan menciptakan ruang bagi kepemimpinan gagasan dan inisiatif Indonesia.
iv
5. Menguatkan Diplomasi Ekonomi
Penguatan diplomasi ekonomi diperlukan bagi peningkatan investasi inflow maupun outflow, penguatan hubungan perdagangan dengan pasar
tradisional seperti Amerika Serikat, Jepang, Uni Eropa, Tiongkok, Kanada, Australia dan ASEAN, perluasan pasar non-tradisional di berbagai belahan
dunia, serta promosi pariwisata yang ingin mengejar target 20 juta wisatawan asing pada tahun 2019. Salah satu strategi yang diinginkan oleh
Presiden Joko Widodo adalah dengan perubahan paradigma perwakilan Indonesia di negara-negara sahabat, dari perwakilan menjadi marketing.
6. Meningkatkan promosi demokrasi, HAM dan lingkungan hidup
Promosi demokrasi, HAM dan lingkungan hidup tidak hanya merupakan bagian dari kepedulian bangsa Indonesia terhadap perdamaian dan jaminan
perlindungan hak-hak individu di berbagai belahan dunia. Lebih jauh, promosi demokrasi, HAM dan lingkungan hidup merupakan bagian dari
upaya untuk mewujudkan amanat konstitusi agar Indonesia turut menciptakan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kontribusi dalam
menyelesaikan masalah-masalah global saat ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan internasional yang kondusif bagi kepentingan
bangsa dan meningkatkan kepemimpinan Indonesia di dalam berbagai arena kerjasama internasional.
7. Meningkatkan Kualitas Perlindungan WNIBHI
Jumlah WNI dan BHI di luar negeri memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Hal ini tentu sesuai dengan tujuan jangka panjang
pembangunan nasional agar terjadi peningkatan investasi Indonesia di luar negeri outflow dan pertukaran SDM terdidik dan terampil. Selain
memberdayakan SDM melalui pendidikan keterampilan bahasa maupun teknis, pemerintah perlu menyediakan fasilitasi bagi pengawasan dan
perlindungan bagi hak-hak dan keamanan WNI maupun BHI. Jumlah kasus WNI yang bermasalah di negara penampungnya bisa dikatakan cenderung
menurun, namun secara nominal masih terbilang banyak lebih dari 1000