v kasus pada tahun 2014. Oleh karena itu, agenda peningkatan kualitas
perlindungan tetap harus merupakan prioritas.
8. Menata Kebijakan dan Infrastruktur Diplomasi
Evaluasi yang dilakukan pada Background Study sebelumnya menunjukkan bahwa salah satu masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
politik luar negeri dan diplomasi adalah kelemahan institusi dan koordinasi antar institusi pelaksana hubungan luar negeri. Kelemahan institusional dan
koordinasi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan diplomasi menyebabkan outcome dari diplomasi seringkali tidak sesuai dengan tujuan
dan harapan semula. Oleh karena itu, menata kebijakan dan infrastruktur diplomasi harus menjadi salah satu sasaran prioritas dalam membangun
politik luar negeri yang dapat menjadi pilar penopang pembangunan nasional di berbagai bidang lainnya.
Studi ini juga mencatat adanya beberapa perangkap pitfalls dari visi-misi dan strategi dari pembangunan politik luar negeri Indonesia. Visi-misi dan strategi di bidang
politik luar negeri dari pemerintahan saat ini menunjukkan karakteristik yang cenderung nasionalistik dan self-centric. Kecenderungan ini dapat menimbulkan persepsi dan
reaksi negatif terhadap Indonesia dan diplomasi yang dijalankan. Apabila diplomasi dan kerjasama tidak dirancang dengan tepat dan lebih baik lagi, Indonesia dapat terjebak
dalam masalah dalam hubungan internasional.
vi
KATA PENGANTAR
Memasuki tahun 2015, penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJMN III periode 2015-2019 yang disesuaikan dengan visi-misi dan strategi dari
pemerintahan yang baru terbentuk Pasca-Pemilu 2014 menjadi agenda yang sangat penting. Dokumen RPJMN tersebut nantinya akan menjadi dasar bagi penyusunan
Rencana Strategis KementrianLembaga dan Rencana AnggaranKegiatan. Untuk itulah maka Background Study ini dilaksanakan. Background Study pada sub-bidang politik
luar negeri ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi penyusunan RPJMN yang akan segera ditetapkan.
Background Study yang mengambil tema “Mewujudkan Politik Luar Negeri
Bebas Aktif Berlandaskan Kepentingan Nasional dan Identitas s ebagai Negara Maritim”
ini dilakukan dengan melakukan kajian dan harmonisasi dari dua sumber utama, yaitu rancangan RPJMN III berdasarkan proses teknokratik pada tahun 20132014 serta Visi-
Misi dan Agenda Aksi Jokowi-JK 2014 yang diusung oleh pemerintahan baru pada saat Pemilu 2014. Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat sedikit perbedaan antara kedua
dokumen tersebut, namun pada umumnya kesamaan dan harmonisasi dapat diidentifikasi sehingga Visi-Misi dan Strategi dari pemerintahan yang baru terbentuk di
bawah Presiden terpilih, dapat diterjemahkan ke dalam rekomendasi studi ini. Selain kajian atas kedua dokumen tersebut, dilakukan juga elaborasi dari masukan para pejabat
di lingkungan Bappenas, Kementrian Luar Negeri dan Kementrian Perdagangan.
Background Study ini dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, mengingat Pemilihan Presiden dan transisi pemerintahan dilakukan hingga Oktober 2014. Dengan
waktu yang relatif singkat tersebut, tentu kami tidak mengharapkan study yang sempurna. Kekurangan tentu dapat ditemukan di sana-sini dalam laporan ini. Namun
terlepas dari kekurangan yang ada, kami berharap bahwa Background Study ini telah menghasilkan rekomendasi yang tepat dan dibutuhkan oleh pemerintah untuk menyusun
dan menetapkan RPJMN yang lebih baik dan sesuai dengan harapan serta cita-cita masyarakat.
Jakarta, 7 Februari 2015 Direktur Politik dan Komunikasi
Dra. Raden Siliwanti, MPIA NIP. 19660816 199103 2 002