Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal

30 perkembangan kognitif pada masa dewasa awal ditunjukkan dengan individu sudah meniti karir yang matang sesuai dengan bakat yang dijalani dan dicari selama remajanya. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa wanita dewasa awal dianggap lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat praktis. Pada masa ini, kaum wanita juga telah mulai merencanakan pola hidup bagi masa depannya dengan mulai meniti karirnya.

3. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal

Individu pada masa dewasa awal baik pria atau wanita memiliki berbagai tugas perkembangan. Menurut Havigrust dalam Sumanto, 2014, tugas-tugas perkembangan dewasa awal, meliputi : memulai suatu pekerjaan, memilih pasangan hidupnya, memulai membentuk keluarga, belajar hidup dengan pasangan suamiistri, mengasuh anak, dan mengelolamenjalankan rumah tangga, serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan menemukan kelompok sosial yang menyenangkan. 31 D. Dinamika Hubungan antara Dimensi-Dimensi Persepsi Risiko Berbelanja Online dan Niat Membeli Produk Fashion pada Wanita Dewasa Awal. Perilaku belanja online merupakan proses pembelian barang atau jasa yang dilakukan melalui internet Masoud, 2013. Di Indonesia, perkembangan belanja online diprediksi akan mengalami peningkatan 3 kali lipat di tahun 2016 Setiawan, 2014. Produk fashion menjadi produk yang paling diminati oleh konsumen ketika berbelanja online Setiawan, 2014; Triananda, 2015. Menurut survei BMI 2014, kebiasaan berbelanja online lebih banyak dilakukan oleh kaum wanita 53 dan konsumen berusia 24 tahun hingga 40 tahun 69 Triananda, 2015. Konsumen tersebut dalam tahap perkembangannya termasuk dalam tahapan perkembangan dewasa awal. Menurut hasil survei Visa 2014, kenyamanan dan kemudahan menjadi alasan konsumen untuk memilih berbelanja online Akhir, 2014. Namun, belanja online juga memiliki berbagai keterbatasan. Hal tersebut karena, ketika berbelanja online konsumen tidak dapat mencoba atau membandingkan produk secara langsung sebelum membeli. Konsumen juga tidak dapat bertatap muka dengan penjual Comegys et al., 2009. Selain itu, banyak pula penjual yang melakukan hal curang dalam transaksi Cho et al, dalam Putra, 2014. Hasil survei Rakunten Belanja Online dan Redshift Research 2013, menunjukkan bahwa 84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 konsumen tidak puas dengan pengalaman belanjanya www.indotelko.com, 2013. Selain itu, survei BMI 2014 juga menunjukkan bahwa, 36 tidak percaya dengan transaksi jual beli online. Ketidakpercayaan tersebut didukung oleh beberapa kekhawatiran seperti risiko perbedaan produk di foto dengan aslinya, dan proses pengiriman yang terkadang terlambat, atau bahkan penipuan Caesarlita, 2015. Hal tersebutlah yang membuat konsumen rentan merasakan risiko dalam berbelanja online. Risiko yang dirasakan konsumen tersebut disebut dengan persepsi risiko perceived risk. Persepsi risiko merupakan kombinasi dari ketidakpastian dan kemungkinan dari suatu hasil yang serius. Persepsi risiko dalam berbelanja online didefinisikan sebagai potensi kerugian dalam mengejar hasil yang diinginkan dalam berbelanja online Ko et al., dalam Masoud, 2013. Menurut Lee dan Tan dalam Masoud, 2013, konsumen mempersepsikan tingkat risiko yang lebih tinggi ketika berbelanja online dibandingkan berbelanj a di toko secara langsung. Persepsi risiko dalam belanja online memiliki tujuh dimensi, yaitu dimensi risiko yang bersumber dari penjual, risiko finansial, pengiriman produk, risiko kinerja produk, risiko kerugian karena proses dan waktu pembelian, risiko privasi, dan risiko informasi dari penjual. Theory of Planned Behavior dari Ajzen telah banyak digunakan oleh para peneliti untuk menjelaskan dan memprediksi niat membeli PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 konsumen online Delafrooz et al., 2011; Lin, 2007; Heijden, Verhagen, Creemers; 2001. Dalam TPB dijelaskan bahwa, niat individu untuk melakukan suatu perilaku ditentukan oleh tiga penentu, yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi control perilaku Ajzen, 2005. Ajzen 1991; 2005 menjelaskan bahwa, sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku merupakan tiga konsep independen. Namun ketiga konsep tersebut dapat membuat kontribusi yang independent sebagai penentu niat. Maka ketiga konsep tersebut dapat saling berhubungan. Apabila individu yakin bahwa perilaku tersebut memberikan keuntungan, maka individu akan memiliki evaluasi positif dan akan menganggap bahwa lingkungan sosial akan mendukungnya, dan kontrol perilaku yang dirasakan tinggi. Secara umum, konsumen yang memiliki kepercayaan tinggi terhadap belanja online, akan merasakan risiko yang rendah dalam berbelanja online, demikian pula sebaliknya konsumen yang memiliki kepercayaan yang rendah, akan merasakan risiko yang tinggi dalam berbelanja online Firdayanti, 2012. Kepercayaan yang tinggi terhadap belanja online akan memunculkan rasa percaya pada diri konsumen, sehingga konsumen akan merasakan risiko yang rendah dalam berbelanja online. Sebaliknya, konsumen yang memiliki kepercayaan yang rendah, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 akan merasa ragu-ragu dalam berbelanja online, sehingga konsumen akan merasakan risiko yang tinggi dalam berbelanja online. Konsumen yang merasakan risiko yang tinggi dalam berbelanja online, akan memiliki evaluasi negatif terhadap belanja online yang akhirnya akan membentuk sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilaku yang akan dilakukan, dan kontrol perilaku yang dirasakan individu rendah, maka individu akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah. Demikian pula sebaliknya, konsumen yang merasakan risiko yang rendah dalam berbelanja online, akan memiliki evaluasi positif terhadap belanja online yang akhirnya akan membentuk sikap positif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya akan mendukung perilaku yang akan dilakukan, dan kontrol perilaku yang dirasakan individu tinggi, maka individu akan memiliki niat membeli produk fashion yang tinggi. Niat membeli produk fashion merupakan keinginan wanita dewasa awal untuk membeli sesuatu yang ditawarkan penjual yang berkaitan dengan sesuatu yang dikenakan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Persepsi risiko dalam berbelanja online memiliki beberapa dimensi. Secara terperinci, dimensi persepsi risiko yang pertama adalah risiko yang bersumber dari penjual. Risiko yang bersumber dari penjual merupakan risiko yang berkaitan dengan reliabilitas dan pelayanan pasca 35 pembelian dari penjual Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa khawatir jika penjual tidak memberikan garansi atau penukaran barang apabila produk yang dibeli tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka konsumen akan merasakan risiko ini tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki evaluasi negatif yang kemudian menimbulkan sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen wanita dewasa awal akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah, demikian pula sebaliknya. Dimensi selanjutnya yaitu, risiko pengiriman produk, risiko ini berkaitan dengan proses pengiriman produk Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa bahwa ada kemungkinan produk yang dibeli akan rusak, hilang, atau mungkin terlambat atau tidak sampai tujuan, maka konsumen akan merasakan risiko ini tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki evaluasi negatif yang kemudian menimbulkan sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen wanita dewasa awal akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah, demikian pula sebaliknya. Risiko finansial merupakan risiko yang dirasakan konsumen yang berkaitan dengan kerugian keuangan saat berbelanja online Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa khawatir bahwa dirinya akan mengalami 36 kerugian keuangan saat berbelanja online, maka konsumen akan merasakan risiko ini tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki evaluasi negatif yang kemudian menimbulkan sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah, demikian pula sebaliknya. Dimensi selanjutnya adalah risiko kinerja produk Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa bahwa kemungkinan produk yang dibeli tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan harapannya, maka konsumen akan merasakan risiko ini tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki evaluasi negatif yang kemudian menimbulkan sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah, demikian pula sebaliknya. Konsumen juga mungkin merasakan adanya risiko kerugian karena proses dan waktu pembelian. Risiko ini berkaitan dengan kesulitan dan kenyamanan konsumen dalam berbelanja online Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa bahwa dirinya menghabiskan atau menguras banyak waktu untuk memperoleh produk yang tidak sesuai dengan harapannya, maka konsumen akan merasakan risiko ini tinggi. Konsumen yang 37 merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki evaluasi negatif yang kemudian menimbulkan sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah, demikian pula sebaliknya. Risiko privasi berkaitan dengan keamanan informasi pribadi konsumen Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa khawatir jika informasi pribadi yang diberikan akan disalahgunakan oleh penjual atau orang lain, maka konsumen akan merasakan risiko ini tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki evaluasi negatif yang kemudian menimbulkan sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah, demikian pula sebaliknya. Dimensi yang terakhir adalah dimensi risiko informasi dari penjual Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa bahwa informasi mengenai penjual dan produk yang dijual tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya, maka konsumen akan merasakan risiko ini tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki evaluasi negatif yang kemudian menimbulkan sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga 38 konsumen memiliki niat membeli produk fashion yang rendah, demikian pula sebaliknya. Bagan 2. Skema Hubungan antara dimensi-dimensi persepsi risiko berbelanja online dan niat membeli produk fashion pada wanita dewasa awal. Dimensi- dimensi persepsi risiko berbelanja online tinggi Niat membeli produk fashion rendah pada wanita dewasa awal Muncul keraguan pada diri konsumen Dimensi- dimensi persepsi risiko berbelanja online rendah Muncul perilaku percaya pada diri konsumen Niat membeli produk fashion tinggi pada wanita dewasa awal Sikap terhadap belanja online positif Norma subjektif positif memperoleh dukungan sosial Persepsi kontrol perilaku tinggi Sikap terhadap belanja online negatif Persepsi kontrol perilaku rendah Norma subjektif negatif tidak memperoleh dukungan sosial 39 Bagan 3. Skema Hubungan antara dimensi risiko yang bersumber dari penjual dan niat membeli produk fashion Konsumen merasa khawatir jika barang tidak bergaransitidak dapat ditukar jika tidak sesuai harapan Dimensi risiko yang bersumber dari penjual tinggi Dimensi risiko yang bersumber dari penjual rendah Konsumen merasa aman karena penjual memberikan jaminan jika produk tidak sesuai harapan Niat membeli produk fashion tinggi pada wanita dewasa awal Niat membeli produk fashion rendah pada wanita dewasa awal Sikap terhadap belanja online negatif Persepsi kontrol perilaku rendah Persepsi kontrol perilaku tinggi Sikap terhadap belanja online positif Norma subjektif negatif tidak memperoleh dukungan sosial Norma subjektif positif memperoleh dukungan sosial 40 Bagan 4. Skema Hubungan antara dimensi risiko pengiriman produk dan niat membeli produk fashion Dimensi risiko pengiriman produk rendah Konsumen merasa bahwa ada kemungkinan produk akan rusak atau hilang; atau tidak sampai tujuan dan terlambat Dimensi risiko pengiriman produk tinggi Konsumen merasa jika produk sampai dalam kondisi baik dan tepat waktu Niat membeli produk fashion tinggi pada wanita dewasa awal Niat membeli produk fashion rendah pada wanita dewasa awal Sikap terhadap belanja online positif Sikap terhadap belanja online negatif Persepsi kontrol perilaku rendah Persepsi kontrol perilaku tinggi Norma subjektif negatif tidak memperoleh dukungan sosial Norma subjektif positif tmemperoleh dukungan sosial 41 Bagan 5. Skema Hubungan antara dimensi risiko finansial dan niat membeli produk fashion Konsumen merasa bahwa belanja online tidak akan memberikan kerugian keuangan Niat membeli produk fashion rendah pada wanita dewasa awal Dimensi risiko finansial rendah Konsumen merasa khawatir bahwa dirinya akan mengalami kerugian keuangan saat berbelanja online Niat membeli produk fashion tinggi pada wanita dewasa awal Dimensi risiko finansial tinggi Sikap terhadap belanja online negatif Persepsi kontrol perilaku rendah Sikap terhadap belanja online positif Persepsi kontrol perilaku tinggi Norma subjektif positif memperoleh dukungan sosial Norma subjektif negatif tidak memperoleh dukungan sosial 42 Bagan 6. Skema Hubungan antara dimensi risiko kerugian karena proses dan waktu Pembelian dan niat membeli produk fashion Dimensi risiko kerugian karena proses dan waktu pembelian tinggi Konsumen merasa bahwa ada kemungkinan konsumen menghabiskanmeng uras banyak waktu untuk memperoleh produk yang tidak sesuai dengan harapannya Konsumen merasa menghemat banyak waktu dengan membeli produk melalui belanja online Dimensi risiko kerugian karena proses dan waktu pembelian rendah Niat membeli produk fashion tinggi pada wanita dewasa awal Niat membeli produk fashion rendah pada wanita dewasa awal Sikap terhadap belanja online negatif Persepsi kontrol perilaku rendah Persepsi kontrol perilaku tinggi Sikap terhadap belanja online positif Norma subjektif negatif tidak memperoleh dukungan sosial Norma subjektif positif memperoleh dukungan sosial 43 Bagan 7. Skema Hubungan antara dimensi risiko kinerja produk dan niat membeli produk fashion Konsumen khawatir jika produk tidak berfungsi sebagai mana mestinya sesuai harapan Dimensi risiko kinerja produk rendah Konsumen merasa jika produk berfungsi sebagai mana mestinya sesuai harapan Niat membeli produk fashion rendah pada wanita dewasa awal Niat membeli produk fashion tinggi pada wanita dewasa awal Dimensi risiko kinerja produk tinggi Sikap terhadap belanja online negatif Persepsi kontrol perilaku rendah Sikap terhadap belanja online positif Persepsi kontrol perilaku tinggi Norma subjektif negatif tidak memperoleh dukungan sosial Norma subjektif positif memperoleh dukungan sosial 44 Bagan 8. Skema Hubungan antara dimensi risiko privasi dan niat membeli produk fashion Konsumen merasa khawatir jika informasi pribadi mereka tidak aman disalahgunakan Dimensi risiko privasi tinggi Dimensi risiko privasi rendah Konsumen merasa bahwa informasi pribadi mereka aman Niat membeli produk fashion tinggi pada wanita dewasa awal Niat membeli produk fashion rendah pada wanita dewasa awal Sikap terhadap belanja online positif Persepsi kontrol perilaku tinggi Sikap terhadap belanja online negatif Persepsi kontrol perilaku rendah Norma subjektif negatif tidak memperoleh dukungan sosial Norma subjektif positif memperoleh dukungan sosial 45 Bagan 9. Skema Hubungan antara dimensi risiko informasi dari penjual dan niat membeli produk fashion Konsumen khawatir jika informasi yang diberikan penjual tidak sesuai dengan kondisi penjual dan produk yang dijual Konsumen merasa bahwa informasi yang diberikan penjual jujur sesuai dengan kondisi penjual dan produk yang dijual Dimensi risiko informasi dari penjual tinggi Dimensi risiko informasi dari penjual rendah Niat membeli produk fashion rendah pada wanita dewasa awal Niat membeli produk fashion tinggi pada wanita dewasa awal Sikap terhadap belanja online negatif Persepsi kontrol perilaku rendah Sikap terhadap belanja online positif Persepsi kontrol perilaku tinggi Norma subjektif negatif tidak memperoleh dukungan sosial Norma subjektif positif memperoleh dukungan sosial 46

E. HIPOTESIS

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H : Ada hubungan negatif antara dimensi-dimensi persepsi risiko berbelanja online dan niat membeli produk fashion pada wanita dewasa awal. Secara terperinci, hipotesis setiap dimensi adalah : H1 : Ada hubungan negatif antara dimensi risiko yang bersumber dari penjual dan niat membeli produk fashion pada wanita dewasa awal. H2 : Ada hubungan negatif antara dimensi risiko pengiriman produk dan niat membeli produk fashion pada wanita dewasa awal. H3 : Ada hubungan negatif antara dimensi risiko finansial dan niat membeli produk fashion pada wanita dewasa awal. H4 : Ada hubungan negatif antara dimensi risiko kinerja produk dan niat membeli produk fashion pada wanita dewasa awal. H5 : Ada hubungan negatif antara dimensi risiko kerugian karena proses dan waktu dan niat membeli produk fashion pada wanita dewasa awal. H6 : Ada hubungan negatif antara dimensi risiko privasi dan niat membeli produk fashion pada wanita dewasa awal. H7 : Ada hubungan negatif antara dimensi risiko informasi dari penjual dan niat membeli produk fashion pada wanita dewasa awal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI