Sikap terhadap perilaku attitude toward behavior

14

a. Sikap terhadap perilaku attitude toward behavior

Sikap terhadap perilaku merupakan evaluasi individu secara positif maupun negatif terhadap suatu perilaku. Sikap individu terhadap suatu perilaku diperoleh dari keyakinan individu terhadap konsekuensi yang muncul dari perilaku tersebut, yang disebut dengan keyakinan berperilaku behavioral belief. Setiap keyakinan perilaku menghubungkan perilaku kepada hasil tertentu, atau beberapa atribut lain. Dengan kata lain, individu yang memiliki keyakinan bahwa sebuah perilaku yang dimunculkan akan memberikan hasil yang positif maka individu tersebut akan memiliki sikap yang positif terhadap perilaku tersebut, begitu juga sebaliknya. b. Norma subyektif Subjective Norms Norma subyektif didefinisikan sebagai adanya persepsi individu terhadap tekanan sosial yang ada untuk menunjukkan atau tidak menunjukan suatu perilaku. Norma subyektif ditentukan oleh adanya keyakinan normatif normative belief dan keinginan untuk mengikuti motivation to comply. Keyakinan normatif berkaitan dengan harapan- harapan yang berasal dari referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu significant others seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya. Sedangkan keinginan untuk mengikuti motivation to comply merupakan motivasi seseorang untuk mematuhi harapan dari kelompok referensi. 15 Individu yang yakin bahwa orang-orang sekitarnya atau kelompok referent menyetujui dirinya untuk melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung memiliki tekanan sosial untuk melakukan perilaku tersebut. Sebaliknya, individu yang yakin bahwa orang-orang disekitarnya atau kelompok referent tidak menyetujui dirinya melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung memiliki tekanan sosial untuk tidak melakukan perilaku tersebut. c. Persepsi kontrol perilaku Perceived Control Behavior Persepsi kontrol perilaku merupakan keyakinan individu mengenai ada atau tidaknya faktor-faktor yang memfasilitasi atau menghambat individu untuk melakukan suatu perilaku. Keyakinan kontrol ini ditentukan pada pengalaman masa lalu individu mengenai suatu perilaku, atau seringkali dipengaruhi oleh informasi yang dimiliki individu mengenai suatu perilaku, yang diperoleh dari mengamati pengalaman dari orang lain dan berbagai faktor lain yang meningkatkan atau mengurangi perasaan individu mengenai tingkat kesulitan dalam melakukan suatu perilaku. Semakin individu merasakan banyaknya faktor yang mendukung dan sedikit faktor yang menghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri mudah untuk melakukan suatu perilaku dan begitu juga sebaliknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 Bagan 1. Theory of Planned Behavior Sumber : Ajzen, 2005 TPB Theory of Planned Behavior telah banyak diaplikasikan untuk kepentingan praktis, seperti kesehatan dan perilaku konsumen. Salah satu contoh aplikasi TPB dalam perilaku konsumen adalah perilaku membeli produk ramah lingkungan dan perilaku membeli hadiah East, Wright, Vanhuele, 2013. Selain itu, beberapa peneliti telah menggunakan TPB dari Ajzen untuk menjelaskan dan memperdiksi niat membeli konsumen secara online Delafrooz et al., 2011; Lin, 2007; Heijden, Verhagen, Creemers; 2001. Delafrooz et al. 2011, mengungkapkan bahwa memahami TPB dapat memberikan dasar yang valid untuk menjelaskan dan memprediksi niat membeli konsumen. Dalam TPB, niat individu untuk melakukan suatu perilaku ditentukan oleh tiga penentu, yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku Ajzen, 2005. Sejalan dengan hal Sikap terhadap perilaku Norma Subjektif Keyakinan Kontrol Keyakinan Normatif Keyakinan berperilaku Persepsi Kontrol Perilaku Niat Berperilaku Perilaku 17 tersebut, Delafrooz et al. 2011 mengungkapkan bahwa niat membeli online ditentukan oleh dua faktor, yaitu : a. Sikap terhadap belanja online : Sikap terhadap belanja online mengacu pada keadaan psikologis konsumen dalam perilaku belanja online Li Zhang, 2002. Sikap terhadap belanja online merupakan perasaan positif atau negatif yang dimiliki oleh konsumen dalam perilaku membeli secara online Chiu et al., dalam Delafrooz, Paim, Sidin, Khatibi, 2009. Sikap terhadap belanja online dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti orientasi konsumen dan persepsi manfaat perceived benefit. Orientasi konsumen muncul karena konsumen memiliki kepribadian dan motivasi yang berbeda-beda yang akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam berbelanja online. Berdasarkan kepribadian tersebut, konsumen dibagi menjadi ke dalam dua orientasi, yaitu konsumen yang berorientasi pada tujuan utilitarian dan konsumen yang berorientasi pada pengalaman hedonis Delafrooz et al., 2009. Selanjutnya, persepsi manfaat perceived benefit merupakan tingkat keuntungan atau kepuasan belanja online yang memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen Delafrooz et al., 2011. Persepsi manfaat meliputi kenyamanan dalam pelayanan, harga dan pilihan yang lebih luas Delafrooz et al., 2009; Delafrooz et al., 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 b. Persepsi kontrol perilaku perceived control behavior Persepsi kontrol perilaku merupakan persepsi seseorang tentang ketersediaan keterampilan, sumber daya dan kesempatan yang dapat menghambat atau memfasilitasi perilaku Delafooz et al., 2011. Dalam perilaku belanja online, faktor persepsi kontrol perilaku yang penting dalam memfasilitasi perilaku belanja online adalah self efficacy, kepercayaan dan keamanan. Self efficacy dalam perilaku belanja online mengacu pada penilaian diri konsumen mengenai kemampuannya untuk berbelanja online Lin, 2007. Sedangkan kepercayaan berkaitan dengan keamanan dan privasi, hal tersebut karena ketika membeli secara online konsumen tidak dapat melihat dan memeriksa barang yang akan dibeli secara langsung Monsuwe et al., 2004. Keamanan berkaitan dengan keterlibatan persepsi risiko dalam bertransaksi online, seperti penyalahgunaan nomor kartu kredit dan informasi pribadi yang dilakukan oleh orang lain Zailani et al., 2008. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa niat membeli online konsumen dipengaruhi oleh sikap terhadap belanja online, self efficacy, kepercayaan, dan keamanan. 19

B. PERSEPSI RISIKO PERCEIVED RISK BERBELANJA ONLINE 1. Definisi Persepsi Risiko Berbelanja Online