PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

74 korelasi r = -0,410, p = 0,000, N = 154. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang diajukan diterima. g. Risiko pengiriman produk memiliki hubungan negatif, cukup kuat, dan signifikan dengan niat membeli produk fashion. Hasil menunjukkan bahwa hubungan antara dimensi risiko pengiriman produk dan niat membeli produk fashion memiliki nilai koefisien korelasi r = -0,313, p = 0,000, N = 154. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang diajukan diterima.

E. PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi- dimensi persepsi risiko berbelanja online dan niat membeli produk fashion pada wanita dewasa awal. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment, karena data memiliki sebaran normal dan linear. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif, kuat, dan signifikan antara dimensi-dimensi persepsi risiko berbelanja online dan niat membeli produk fashion pada wanita dewasa awal dengan nilai koefisien korelasi r = -575, p = 0,000, N = 154. Hal ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi dimensi-dimensi persepsi risiko berbelanja online, maka semakin rendah niat membeli produk fashion. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi-dimensi persepsi risiko berbelanja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 online, maka semakin tinggi niat membeli produk fashion. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Konsumen yang memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap berbelanja online, akan merasakan risiko yang rendah terhadap berbelanja online, sebaliknya konsumen yang memiliki kepercayaan yang rendah, akan merasakan risiko yang tinggi terhadap berbelanja online Firdayanti, 2012. Kepercayaan yang tinggi terhadap belanja online akan memunculkan rasa percaya pada diri konsumen, sehingga konsumen akan merasakan risiko yang rendah dalam belanja online, sebaliknya konsumen yang memiliki kepercayaan yang rendah akan merasa ragu-ragu terhadap berbelanja online, sehingga konsumen akan merasakan risiko yang tinggi dalam belanja online. Ketika konsumen merasakan risiko yang tinggi dalam berbelanja online, konsumen akan memiliki sikap negatif terhadap belanja online dan beranggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, maka konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah. Demikian pula sebaliknya ketika konsumen merasakan risiko yang rendah dalam berbelanja online, maka konsumen akan memiliki sikap positif terhadap belanja online dan beranggapan bahwa lingkungan sosialnya akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan tinggi, maka konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang tinggi. Hal ini didukung oleh ungkapan YM bahwa, ketika berbelanja online dirinya cenderung mempertimbangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 berbagai kemungkinan risiko yang mungkin dialami. YM mengungkapkan bahwa, dirinya akan membeli produk secara online jika toko online tersebut terpercaya dan memiliki banyak testimoni yang positif dari konsumen lain Komunikasi pribadi, 11 Mei 2016. Persepsi risiko berbelanja online memiliki tujuh dimensi, yakni risiko yang bersumber dari penjual, risiko pengiriman produk, risiko finansial, risiko kinerja produk, risiko kerugian karena proses dan waktu pembelian, risiko privasi, dan risiko informasi dari penjual. Secara keseluruhan, hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara masing- masing dimensi persepsi risiko berbelanja online dan niat membeli produk fashion. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Spearman Rho, karena data yang diperoleh memiliki sebaran yang tidak normal, namun linear. Secara terperinci, hasil analisis menunjukkan bahwa risiko informasi dari penjual memiliki hubungan negatif, kuat, dan signifikan dengan niat membeli produk fashion, dengan nilai r = - 539, p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi risiko informasi dari penjual, maka semakin rendah niat membeli produk fashion. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi risiko informasi dari penjual semakin tinggi niat membeli produk fashion. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang diajukan diterima. 77 Dimensi risiko informasi dari penjual berkaitan dengan informasi yang disampaikan oleh penjual online mengenai penjual dan produk yang dijual Naiyi, 2014. Ketika konsumen merasa khawatir jika informasi yang diberikan penjual mengenai penjual dan produk yang dijual tidak sesuai dengan kondisi produk yang sesungguhnya, maka konsumen akan merasakan risiko informasi dari penjual tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah. Demikian pula sebaliknya, ketika konsumen merasa bahwa informasi yang diberikan penjual mengenai penjual dan produk yang dijual jujur sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya, maka konsumen akan merasakan risiko ini rendah. Konsumen yang merasakan risiko ini rendah, akan memiliki sikap positif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan tinggi, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang tinggi. Hal ini didukung oleh pernyataan JS bahwa dirinya hanya akan membeli produk di toko yang memberikan informasi yang ia butuhkan dengan jelas dan meyakinkan, seperti informasi mengenai produk yang akan dibeli. JS mengungkapkan bahwa dirinya merasa khawatir jika setelah membeli, ternyata produk yang diterima mengecewakan Komunikasi pribadi, 11 Mei 2016. 78 Hasil analisis juga menunjukkan bahwa dimensi risiko kerugian karena proses dan waktu pembelian memiliki hubungan negatif, kuat, dan signifikan dengan niat membeli produk fashion, dengan nilai r = -0,530, dan p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi risiko kerugian karena proses dan waktu pembelian, maka semakin rendah niat membeli produk fashion. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi risiko kerugian karena proses dan waktu pembelian, maka semakin tinggi niat membeli produk fashion. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Dimensi risiko kerugian karena proses dan waktu pembelian berkaitan dengan kesulitan dan ketidaknyamanan konsumen dalam berbelanja online Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa bahwa kemungkinan dirinya akan menghabiskan atau menguras banyak waktu untuk memperoleh produk yang tidak sesuai dengan harapannya, maka konsumen akan merasakan risiko kerugian karena proses dan waktu pembelian tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah. Demikian pula sebaliknya, ketika konsumen merasa bahwa dirinya menghemat banyak waktu dengan membeli produk secara online, maka konsumen akan merasakan risiko ini rendah. Konsumen yang merasakan risiko ini rendah, akan memiliki sikap positif terhadap belanja online dan anggapan bahwa 79 lingkungan sosialnya akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan tinggi, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang tinggi. Hal ini didukung oleh ungkapan ER bahwa dirinya cenderung menyukai belanja di toko secara langsung, hal tersebut karena ER merasa bahwa belanja online akan menghabiskan banyak waktu untuk mencari produk dan menunggu produk sampai ditanggannya Komunikasi pribadi, 12 Mei 2016. Dimensi risiko privasi memiliki hubungan negatif, cukup kuat, dan signifikan dengan niat membeli produk fashion, dengan nilai r = -0,461, p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi risiko privasi maka semakin rendah niat membeli produk fashion. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi risiko privasi, maka semakin tinggi niat membeli produk fashion. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Dimensi risiko privasi berkaitan dengan keamanan informasi pribadi konsumen, meliputi alamat rumah konsumen, alamat e-mail, nomor telepon, dan nomor credit card atau debit card Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa khawatir jika informasi pribadi yang dimilikinya tidak aman atau disalahgunakan, maka konsumen akan merasakan risiko privasi tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, 80 sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah. Demikian pula sebaliknya, ketika konsumen yang merasa bahwa informasi pribadi mereka aman, maka konsumen akan merasakan risiko ini rendah. Konsumen yang merasakan risiko ini rendah, akan memiliki sikap positif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan tinggi, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang tinggi. Hal ini didukung oleh pernyataan CA bahwa dirinya cenderung berhati-hati dalam memberikan informasi pribadi ketika berbelanja online. CA mengungkapkan bahwa dirinya merasa khawatir jika nomor kartu kreditdebitnya akan diketahui dan disalahgunakan oleh orang lain, yang akan mengakibatkan kerugian pada dirinya. CA juga mengungkapkan bahwa dirinya akan memilih toko online yang dapat dipercaya agar informasi pribadi yang ia berikan terlindungi Komunikasi pribadi, 11 Mei 2016. Dimensi risiko finansial memiliki hubungan negatif, cukup kuat, dan signifikan dengan niat membeli produk fashion, yaitu dengan nilai r = -0,413, p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi risiko finansial, maka semakin rendah niat membeli produk fashion. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi risiko finansial, maka semakin tinggi niat membeli produk fashion. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang diajukan diterima. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Dimensi risiko finansial berkaitan dengan kerugian keuangan saat berbelanja online Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa khawatir bahwa dirinya akan mengalami kerugian keuangan saat berbelanja online, maka konsumen akan merasakan risiko finansial tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah. Demikian pula sebaliknya, ketika konsumen merasa bahwa belanja online tidak akan memberikan kerugian keuangan, maka konsumen akan merasakan risiko ini rendah. Konsumen yang merasakan risiko ini rendah, akan memiliki sikap positif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan tinggi, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang tinggi. Hal ini diungkapkan oleh CA bahwa, dirinya merasa khawatir jika produk yang dibeli tidak sebanding dengan banyaknya uang yang digunakan, untuk itu dirinya akan cenderung mempertimbangkan jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli produk yang ia inginkan Komunikasi pribadi, 11 Mei 2016. Selanjutnya, dimensi risiko kinerja produk memiliki hubungan negatif, cukup kuat, dan signifikan dengan niat membeli produk fashion, yaitu dengan nilai r = -0,411, p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi 82 dimensi risiko kinerja produk, maka semakin rendah niat membeli produk fashion. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi risiko kinerja produk, maka semakin tinggi niat membeli produk fashion. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Dimensi risiko kinerja produk berkaitan dengan performasi produk yang dibeli Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa khawatir jika produk yang dibeli tidak berfungsi sebagai mana mestinya sesuai dengan harapan, maka konsumen akan merasakan risiko kinerja produk tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah. Demikian pula sebaliknya, ketika konsumen merasa bahwa produk yang dibeli akan berfungsi sebagai mana mestinya sesuai dengan harapan, maka konsumen akan merasakan risiko ini rendah. Konsumen yang merasakan risiko ini rendah, akan memiliki sikap positif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan tinggi, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang tinggi. Hal tersebut didukung oleh ungkapan KL yang pernah membeli produk fashion secara online, seperti pakaian dan sepatu. KL mengungkapkan bahwa, hal yang paling dikhawatirkan dalam berbelanja online adalah mengenai kualitas dan warna 83 dari barang yang dibeli, selain itu KL juga merasa khawatir jika ukuran dari pakaian dan sepatu yang dibeli tidak sesuaipas untuk dirinya. Hal tersebut membuat dirinya lebih detail dalam memilih toko online Komunikasi pribadi, 10 Mei 2016. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa ada hubungan negatif, cukup kuat, dan signifikan antara dimensi risiko yang bersumber dari penjual dengan niat membeli produk fashion, yaitu dengan nilai r = -0,410 dan p = 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi risiko yang bersumber dari penjual, maka semakin rendah niat membeli produk fashion. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi risiko yang bersumber dari penjual maka semakin tinggi niat membeli produk fashion. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Dimensi risiko yang bersumber dari penjual merupakan risiko yang berkaitan dengan reliabilitas dari penjual setelah pembelian Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa khawatir jika produk yang dibeli secara online tidak bergaransi atau tidak dapat ditukar jika tidak sesuai harapan, maka konsumen akan merasakan dimensi risiko yang bersumber dari penjual tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki sikap negatif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah. Demikian pula sebaliknya, ketika konsumen merasa aman karena penjual 84 memberikan jaminan jika produk yang dibeli tidak sesuai dengan harapan, maka konsumen akan merasakan risiko ini rendah. Konsumen yang merasakan risiko ini rendah, akan memiliki sikap positif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang tinggi. Hal ini juga didukung oleh ungkapan KL bahwa, ketika berbelanja online KL merasa khawatir jika produk yang dibeli ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan dan penjual tidak bertanggungjawab atas keluhan dan kekecewaan pembeli Komunikasi pribadi, 10 Mei 2016. Selanjutnya, dimensi risiko pengiriman produk memiliki hubungan negatif, cukup kuat¸ dan signifikan terhadap niat membeli produk, yaitu dengan nilai r = - 0,313 dan p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi risiko pengiriman produk maka semakin rendah niat membeli produk fashion. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah dimensi risiko pengiriman produk maka semakin tinggi niat membeli produk fashion. Hal ini berarti, hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Dimensi risiko pengiriman produk merupakan risiko yang berkaitan dengan proses pengiriman produk Naiyi, 2004. Ketika konsumen merasa khawatir jika produk rusak, hilang, terlambat, atau bahkan tidak sampai tujuan, maka konsumen akan merasakan risiko pengiriman produk tinggi. Konsumen yang merasakan risiko ini tinggi, akan memiliki sikap negatif 85 terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan rendah, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang rendah. Demikian pula sebaliknya, ketika konsumen merasa jika produk sampai dengan selamat dan tepat waktu, maka konsumen akan merasakan risiko ini rendah. Konsumen yang merasakan risiko ini rendah, akan memiliki sikap positif terhadap belanja online dan anggapan bahwa lingkungan sosialnya akan mendukung perilakunya, dan kontrol perilaku yang dirasakan tinggi, sehingga konsumen akan memiliki niat membeli produk fashion yang tinggi. Hal ini didukung oleh ungkapan GH bahwa, ketika berbelanja online dirinya merasa khawatir jika produk yang dibeli tidak kunjung diterima atau rusak ketika sampai ditanggannya Komunikasi pribadi, 14 Mei 2016. 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian menggunakan teknik korelasi Product Moment pada data yang terdistribusi normal, menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara dimensi-dimensi persepsi risiko berbelanja online dan niat membeli produk fashion, sebesar r = -0,575, p = 0,000, N = 154. Selain itu, hasil analsis korelasi Spearman Rho juga digunakan pada data yang terdistribusi tidak normal. Hasil analisis menunjukan bahwa hubungan antara masing-masing dimensi persepsi risiko berbelanja online dan niat membeli produk fashion, sebesar r = -0,539, p = 0,000 pada dimensi risiko informasi dari penjual, r = -0,530, p = 0,000 pada dimensi risiko kerugian karena proses dan waktu pembelian, r = -0,461, p =0,000 pada dimensi risiko privasi, dan r = -0,413, p = 0,000 pada dimensi risiko finansial. Sedangkan r = -0,411, p = 0,000 pada dimensi risiko kinerja produk, r = -0,410, p = 0,000 pada dimensi risiko yang bersumber dari penjual serta r = -0,313, p = 0,000 pada dimensi risiko pengiriman produk. Hal ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi tiap dimensi persepsi risiko berbelanja online maka semakin rendah niat membeli produk fashion, begitu juga sebaliknya semakin rendah tiap dimensi persepsi risiko berbelanja online, maka semakin tinggi niat membeli produk fashion.