Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab VI jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian
ketiga pasal 18 disebutkan pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar; pendidikan menengah terdiri atas pendidikan
menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan; pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah
Aliyah MA, dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat.
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab VI jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian
keempat pasal 19 disebutkan pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan
oleh perguruan
tinggi; pendidikan
tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.
E. Gender
1. Pengertian Gender
Menurut Mansour 2012, untuk memahami konsep gender harus dibedakan kata gender dan seks jenis kelamin. Pengertian jenis
kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis
kelamin tertentu. Sedangkan konsep gender, yakni suatu sifat yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi
secara sosial maupun kultural. 2.
Sejarah Perbedaan Gender
Teori teorikus berspekulasi bahwa beberapa faktor berkontribusi terhadap perbedaan gender. Karakteristik dan kecenderungan yang
diturunkan memiliki peran substansial dalam sebagian perbedaan, sedangkan faktor-faktor lingkungan lebih berkontribusi terhadap
perbedaan yang lain. Dalam banyak kasus, faktor biologis yaitu keturunan dan pengalaman yaitu lingkungan berhubungan dan saling
melengkapi sehingga memperkuat pengaruh masing-masing Lippa, 2002, dalam Ormrod, 2009 :182
Peran identitas jenis kelamin adalah salah satu pemahaman tentang kepribadian manusia yang berdasarkan jenis kelaminnya laki-laki dan
perempuan dan mempengaruhi perilaku dan nilai yang dikembangkan oleh individu. Perkembangan peran identitas jenis kelamin pada diri
seseorang tidak bisa lepas dari unsur biologis dan psikis. Sarwono 2005 mengatakan bahwa peran gender adalah bagian dari peran sosial,
anak harus menyadari perannya masing-masing yaitu peran sebagai anak perempuan atau peran sebagai anak laki-laki sehingga mereka
mempelajari perannya masing-masing. Banyak sifat dan ciri-ciri khas perempuan dan laki-laki yang
membedakan kedua jenis ini, yaitu perbedaan dan kekhususan laki-laki dan perempuan sesuai dengan tujuan peranan masing-masing dan yang