b. Kebudayaan
Kebudayaan menanamkan pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaan memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat.
c. Orang Lain yang Dianggap Penting
Pada umumnya individu cenderung memiliki sikap konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya
penting. Kecenderungan ini dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang
dianggap penting.
d. Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh
besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Dalam penyampaian informasi, media massa memberikan pesan-pesan
yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Pesan sugesti tersebut apabila cukup kuat akan memberi dasar efektif
dalam menilai suatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Pemahaman baik dan buruk, sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan keagamaan.
Konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan, maka konsep tersebut ikut berperan dalam
menentukan sikap individu terhadap suatu hal.
f. Emosional
Suatu bentuk sikap pernyataan yang didasari oleh emosi berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego.
C. Menyontek
1. Pengertian Menyontek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas, 2008, menyontek berasal dari kata sontek yang berarti melanggar, mencontoh,
menggocoh yang artinya mengutip tulisan, dan lain sebagainya sebagaimana aslinya, menjiplak.
Sedangkan Anderman dan Murdock dalam Purnamasari 2013 menyatakan bahwa perilaku kecurangan akademik merupakan
penggunaan segala kelengkapan dari materi ataupun bantuan yang tidak diperbolehkan digunakan dalam tugas-tugas akademik dan atau
aktivitas yang mengganggu proses asesmen. Bower dalam Purnamasari, 2013 mendefinisikan cheating adalah
perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah dan terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademik
untuk menghindari kegagalan akademik. Sedangkan menurut Pincus Schemelkin Mujahidah, 2009 perilaku menyontek merupakan suatu
tindakan curang yang sengaja dilakukan ketika seseorang mencari dan membutuhkan adanya pengakuan atas hasil belajarnya dari orang lain
meskipun dengan cara yang tidak sah seperti memalsukan informasi terutama ketika dilaksanakannya evaluasi akademik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku menyontek adalah kegiatan, tindakan atau perbuatan yang dilakukan
secara sengaja dengan menggunakan cara-cara yang tidak jujur untuk memalsukan hasil belajar dengan menggunakan bantuan atau
memanfaatkan informasi dari luar secara tidak sah pada saat dilaksanakan tes atau evaluasi akademik untuk mencapai tujuan
tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Faktor-faktor Penyebab Menyontek
Salah satu alasan yang mendorong individu untuk menyontek adalah untuk memuaskan harapan orang tua. Santrock 2003
mengatakan bahwa tidak jarang orang tua dalam mengasuh atau mendidik anak-anaknya dipengaruhi oleh keinginan atau ambisi dari
orang tua tanpa melihat kemampuan anaknya. Orang tua bermaksud ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, namun keinginan
tersebut muncul tanpa memperhatikan kemampuan anak. Sikap orang tua yang mengharapkan terlalu berlebihan pada anak