2 Hasil Pengujian Hipotesis
Tabel 5. 24 Hasil Uji Mann Whitney Mengenai Sikap Siswa Terhadap
Perilaku Menyontek Berdasarkan Jenis Kelamin
Gender N
Mean Rank Sum of Ranks
Sikap menyontek
Laki-Laki 55
67.83 3730.50
Perempuan 67
56.31 3772.50
Total 122
Tabel 5. 25 Hasil Uji Mann Whitney Mengenai Sikap Siswa
Terhadap Perilaku Menyontek Berdasarkan Jenis Kelamin
Sikap Mann-Whitney U
1.494E3 Wilcoxon W
3.772E3 Z
-1.791 Asymp. Sig. 2-tailed
.073 a. Grouping Variable: Gender
Berdasarkan tabel 5.25 di atas tampak bahwa nilai asymp sig adalah 0,073. Karena nilai
asymp. Sig. 2-tailed
dari 0,05 ; Ho
2
diterima. Hal ini berarti tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap menyontek ditinjau dari jenis
kelamin siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Pembahasan
1. Tidak Ada Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Menyontek Ditinjau dari Tingkat
Pendidikan Orang Tua
Berdasarkan data dari hasil penelitian tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua yang
ditunjukkan dengan hasil asymp sig 0,091 untuk tingkat pendidikan ayah dan nilai asymp sig 0,115 untuk tingkat pendidikan ibu. Berdasarkan deskripsi
data mengenai tingkat pendidikan orang tua, diperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan ayah 5,7 memiliki tingkat pendidikan SD; 10,7 memiliki
tingkat pendidikan SMP; 27,9 memiliki tingkat pendidikan SMA; dan 55,7 memiliki tingkat pendidikan Perguruan Tinggi. Ditinjau dari tingkat
pendidikan ibu 7,4 memiliki tingkat pendidikan SD; 3,3 memiliki tingkat pendidikan SMP; 37,7 memiliki tingkat pendidikan SMA; dan
51,6 memiliki tingkat pendidikan Perguruan Tinggi.
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, dapat diartikan tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek dalam kategori sangat
rendah ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan orang tua dalam mendidik anaknya dalam hal menyontek tidak
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki oleh orang tua siswa. Orang tua mendidik anaknya sesuai dengan kemampuannya. Orang tua
dengan berbagai tingkatan pendidikan yang berbeda tersebut mengajarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa perilaku menyontek tersebut harus dihindari. Oleh karena itu, dalam sikap terhadap perilaku menyontek ini, tingkat pendidikan orang tua tidak
berpengaruh dalam menentukan sikap siswa dalam menghadapi perilaku
menyontek.
2. Tidak Ada Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Menyontek Ditinjau dari Jenis
Kelamin Siswa
Berdasarkan data dari hasil penelitian tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek ditinjau jenis kelamin yang ditunjukkan dengan
hasil Asymp. Sig= 0,073 α 0,05.
Berdasarkan kajian teori, siswa laki-laki dan perempuan mempunyai pandangan yang sama tentang menyontek. Memang siswa laki-laki
cenderung lebih agresif dalam menggapai cita-citanya daripada perempuan Kumara, 1990. Siswa laki-laki lebih cenderung untuk tidak mau menunggu,
kurang tekun dan kurang tabah dalam menghadapi kesulitan hidup dan cepat putus asa, laki-laki cenderung untuk lebih banyak berinisiatif. Akan tetapi,
siswa perempuan juga berpikir dengan mengikutsertakan perasaan dan suasana hatinya. Apabila kesedihan sedang meliputi dirinya, pikirannya
terhambat dan sulit memperoleh penyelesaian masalah. Pikiran, perasaan, dan kemampuan yang erat hubungan satu sama lain menyebabkan kaum
perempuan cepat mengambil tindakan atas dasar emosinya. Mungkin hal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inilah yang menyebabkan siswa laki-laki dan siswi perempuan melakukan tindakan menyontek.
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, dapat diartikan tidak adanya perbedaan sikap menyontek antara siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam
kategori sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa laki-laki dan perempuan memandang sama dalam hal menyontek, bahwa sikap menyontek
merupakan tindakan yang harus dihindari. Dalam kategori sangat rendah ini, SMP Negeri Kota Yogyakarta berhasil meminimalisir perbuatan menyontek
baik di kalangan siswa laki-laki maupun siswi perempuan. Para siswa laki- laki dan perempuan ini sudah memiliki kesadaran dan rasa percaya diri yang
tinggi terhadap perilaku menyontek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari analisis yang telah dibahas pada bab V dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek ditinjau
dari tingkat pendidikan orang tua. nilai asymp sig 0,091 untuk tingkat pendidikan ayah dan nilai asymp sig 0,115 untuk tingkat pendidikan
ibu. Dengan demikian nilai asymp sig tingkat pendidikan orang tua 0,05 maka Ho
1
diterima. 2.
Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku menyontek ditinjau dari jenis kelamin siswa. nilai asymp. Sig. 2-tailed
0,073 dari 0,05 maka Ho
2
diterima.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Adapun
keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tingkat pendidikan orang tua dan jenis kelamin siswa saja, meskipun masih
banyak variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku menyontek.
2. Keterbatasan kemampuan penulis dalam melacak kebenaran data
responden, apabila data yang diberikan tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya maka kesimpulan dari penelitian ini tidak seluruhnya
benar.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru diharapkan tetap melakukan pengawasan pada saat ulangan atau ujian berlangsung dan memberlakukan peraturan untuk siswa
yang kedapatan melakukan perilaku menyontek. 2.
Bagi Siswa Siswa diharapkan mempertahankan kesadaran sikapnya dalam
menghadapi perilaku menyontek dan tetap memiliki kesadaran terhadap pentingnya belajar saat akan menghadapi ulangan atau ujian
agar tercipta rasa percaya diri yang tinggi sehingga tidak timbul tindakan menyimpang seperti menyontek saat ulangan atau ujian
berlangsung. 3.
Bagi Sekolah Sekolah diharapkan tetap mempertahankan peraturannya dalam
menindak perilaku menyontek. Sekolah juga diharapkan menjaga fasilitas belajar, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
kreatif, jujur, meningkatkan prestasi akademik atau non-akademik, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI