suwah pembukaan nyadran, 17 ruwah sadranan pitulasan, 21 Ruwah sadranan
selikuran, 23 suwah sadranan telulikuran, dan yang terakhir tanggal 25 suwah
sadranan selawean . Upacara nyadran dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan
terhadap arwah leluhur yang telah meninggal Herawati, 2013: 25. Sejalan dengan pendapat tersebut, tujuan dari upacara nyadran adalah untuk mengingatkan
manusia akan kematian sehingga manusia dapat menyehatkan jiwa dan kesadaran manusia karena adanya kekuatan psikologis untuk meneguhkan kembali jati diri
dan identitas kita sebagai manusia Prasetyo, 2010: 6. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa upacara nyadran
merupakan upacara adat yang dilaksanakan untuk mendoakan arwah para leluhur agar diampuni segala dosanya, dengan adanya upacara nyadran kita juga diingatkan
untuk lebih menghargai hidup sebelum pada akhirnya kita dihadapkan kepada kematian. Upacara nyadran juga menjadi sarana pengenalan leluhur dan sanak
keluarga yang telah meninggal kepada generasi berikutnya sehingga tercipta persaudaraan dan kerukunan antar sanak keluarga.
2.1.2.2. Tata Cara
Upacara nyadran diawali dengan acara besik, yaitu kegiatan membersihkan makam leluhur dan sanak keluarga di pemakaman dengan menggunakan cangkul,
sabit, sapu, dan lain sebagainya, besik dilaksanakan secara serempak oleh masyarakat secara gotong royong. Setelah selesai melaksanakan besik, masing-
masing keluarga yang melakukan ziarah kubur berdoa di depan makam leluhur ataupun sanak keluarga dengan permohonan agar segala dosa dari para leluhur
diampuni oleh Sang Pencipta. Seusai berdoa, keluarga yang melakukan ziarah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
makan menaburkan bunga di atas makam leluhur, bunga yang ditaburkan terdiri dari bunga kanthil, mawar, dan melati. Tabur bunga ini dilakukan sebagai tanda
penghormatan terhadap arwah leluhur karena masyarakat Jawa mempercayai bahwa arwah orang yang telah meninggal akan senang bila diberikan wewangian.
Seusai semua acara yang dilaksanakan di area pemakaman terlakasana acaranya yang selanjutnya adalah kenduri. Kenduri dilaksanakan satu hari setelah acara
besik , kenduri bisa dilaksanakan di area pemakaman ataupun di rumah salah satu
warga yang dianggap sesepuh desa. Kenduri merupakan acara bertukar makanan yang dibawa masyarakat dari rumah masing-masing. Makanan yang dibawa oleh
masyarakat beraneka macam seperti jajanan pasar, buah-buahan, sayur masak, dan lain sebagainya. Setelah seluruh masyarakat hadir dan mengumpulkan makanan,
acara selanjutnya adalah doa yang dipimpin oleh sesepuh desa, doa dilaksanakan secara kushyuk dengan permohonan agar yang telah meninggal diterima di sisi-Nya
dan keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan rahmad dan kerukunan. Yang menjadi acara puncak dalam pelaksanaan upacara radisi nyadran ialah silaturahmi
yang dilaksanakan dengan saling berjabat tangan, silaturahmi dilakukan oleh orang muda kepada yang lebih tua guna memnta maaf atas semua kesalahan yang pernah
dilakukan Herawati, 2013: 25.
2.1.2.3. Nilai-nilai Nyadran