makan menaburkan bunga di atas makam leluhur, bunga yang ditaburkan terdiri dari bunga kanthil, mawar, dan melati. Tabur bunga ini dilakukan sebagai tanda
penghormatan terhadap arwah leluhur karena masyarakat Jawa mempercayai bahwa arwah orang yang telah meninggal akan senang bila diberikan wewangian.
Seusai semua acara yang dilaksanakan di area pemakaman terlakasana acaranya yang selanjutnya adalah kenduri. Kenduri dilaksanakan satu hari setelah acara
besik , kenduri bisa dilaksanakan di area pemakaman ataupun di rumah salah satu
warga yang dianggap sesepuh desa. Kenduri merupakan acara bertukar makanan yang dibawa masyarakat dari rumah masing-masing. Makanan yang dibawa oleh
masyarakat beraneka macam seperti jajanan pasar, buah-buahan, sayur masak, dan lain sebagainya. Setelah seluruh masyarakat hadir dan mengumpulkan makanan,
acara selanjutnya adalah doa yang dipimpin oleh sesepuh desa, doa dilaksanakan secara kushyuk dengan permohonan agar yang telah meninggal diterima di sisi-Nya
dan keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan rahmad dan kerukunan. Yang menjadi acara puncak dalam pelaksanaan upacara radisi nyadran ialah silaturahmi
yang dilaksanakan dengan saling berjabat tangan, silaturahmi dilakukan oleh orang muda kepada yang lebih tua guna memnta maaf atas semua kesalahan yang pernah
dilakukan Herawati, 2013: 25.
2.1.2.3. Nilai-nilai Nyadran
Upacara nyadran memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya. Mulai dari nilai gotong royong yang terlihat dalam acara besik ketika semua
masyarakat saling tolong menolong dalam membersihkan area makam. Dengan adanya gotong royong tersebut, besik makam juga memuat nilai kebersamaan
dalam menjalankannya. Nilai yang lain adalah ketaqwaan terhadap Sang pencipta yang terlihat ketika masyarakat berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan adanya nyadran, masyarakat juga diingatkan untuk lebih menghargai orang yang telah meninggal dunia dengan cara mendoakan dan merawat
makamnya. Nilai yang lain adalah peduli dan saling berbagi yang dapat kita lihat dalam acara kenduri, dimana masyarakat membawa makanan sesuai dengan
kemampuan ekonom masing-masing keluarga yang nantinya akan dibagiakan atau saling ditukarkan dengan yang lainnya.
2.1.2.4. Perlengkapan upacara nyadran
Banyak perlengkapan yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan upacara tradisi nyadran
, berikut adalah perlengkapan dalam upacara tradisi nyadran Hutari, 2009;22: kemenyan dan bunga tabur yang terdiri dari bunga melati, kanthil,
kenanga, dan mawar yang melambangkan keharuman doa yang keluar dari hati yang tulus dan bau yang harum juga memiliki makna kemuliaan. Selanjutnya
adalah sego tumpeng yang dibuat dari nasi putih dan dibentuk kerucut gunungan yang melambangkan sebuah pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya
permohonan masyarakat terkabul. Ingkung ayam yang dimasak secara utuh yang melambangkan manusia ketika masih bayi belum memiliki kesalahan dan juga
melambangkan kepasrahan kepada Sang Pencipta. Pisang raja yang melambangkan suatu harapan supaya kelak dapat hidup dengan bahagia. Jajanan pasar yang terdiri
dari bermacam-macam makanan yang diberli di pasar, jajanan pasar memiliki makna agar warga masyarakat desa Wijirejo selalu memperoleh berkah dari Tuhan
sehingga hidupnya selalu mendapatkan kelimpahan dan rejeki yang lancar. Yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selanjutnya adalah makanan yang menjadi ciri khas dalam upacara tradisi nyadran yaitu ketan, kolak, dan apem. Ketan berasal dari bahasa arab khotaan yang berarti
kesalahan, kolak yang berasal dari kata qala yang berarti mengucapkan, dan aapem yang berasal dari kata aquwam yang berarti ampun. Ketan, kolak dan apem ini
merupakan satu-kesatuan yang bermakna permohonan ampun apabila manusia memiliki kesalahan terhadap sesamanya.
2.1.3. Pendidikan Karakter Kebangsaan
Pendidikan karakter kebangsaan ini akan membahas tentang pengertian dari karakter, karakter kebangsaan, dan pendidikan karakter kebangsaan.
2.1.3.1. Pengertian dari karakter
Karakter Kata “karakter” yang dalam bahasa Inggris character, berasal dari istilah Yunani character dari kata charassein yang berarti membuat tajam atau
membuat dalam Kurniawan 2013:28. Sejalan dengan itu, karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk dapat hidup
dan bekerjasama, bak dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang memiliki karakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan mepertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat Suyanto dalam Kurniawan, 2013:28. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku
manusia yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan pebuatan
berdasarkan norma-norma dan adat istiadat yang ada. Karakter dalam diri seseorang akan terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil dalam
menanggapi keadaan, dan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain. Pada akhirnya, karakter ini akan menempel dalam diri seseorang dan sering orang yang
bersangkutan tidak menyadari karakternya. Orang lain biasanya lebih mudah untuk menilai karakter seseorang. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan
karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah nilai dari watak yang dimiliki seseorang dan tertanam dalam diri seseorang, namun banyak orang
yang tidak menyadari akan karakter yang dia miliki. 2.1.3.2.
Karakter kebangsaan
Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas, baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku
berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia
akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa
dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap
NKRI Pemerintah Republik Indonesia, 2010: 07. Berlandaskan filsafat Pancaila, karakter kebangsaan berarti bahwa setiap aspek karakter harus didasari dengan
nilai-nilai yang ada di dalam kelima sila Pancasila, berikut adalah keterangan lebih lanjut Pemerintah Republik Indonesia, 2010:20-21:
1. Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain dapat saling menghormati dan saling bekerjasama dengan umat agama lain, tidak
memaksakan agama dan kepercayaan orang lain. 2.
Bangsa yang menjunjung kemanusiaan yang adil dan beradab Karakter kemanusiaan seseorang tercermin dalam persamaan derajat, hak dan
kewajiban, saling mencintai, tenggang rasa, saling menghormati, saling bekerjasama dan bergotong royong dengan orang lain, dan lain sebagainya.
3. Bangsa yang mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa
Karakter kebagsaan seseorang tercermin dalam sikap persatuan, kesatuan, dan kepentingan bersama, rela berkorban demi bangsa dan negara, menjunjung
tinggi bangsa Indonesia, dan lain sebagainya. 4.
Bangsa yang demokratis menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia Karakter kerakyatan seseorang tercermin dalam perilaku yang lebih
mengutamakan kepentingan orang lain dan kepentingan negara, tidak memaksakan kehendak orang lain, mengutamakan musyawarah bersama dan
memutuskan pendapat secara bersama demi kepentingan bersama, dan lain- lain.
5. Bangsa yang mengedepankan keadilan dan kesejahteraan
Karakter keadilan sosial seseorang tercermin dalam perbuatan yang mencerminkan sikap gotong royong, adil, menghormati hak-hak orang lain,
dan lain sebagainya.
2.1.3.3. Pendidikan karakter kebangsaan