kaki 3 jam setelah injeksi karagenin 1 sebagai waktu yang optimal terbentuknya udema.
Penelitian ini menggunakan metode radang telapak kaki oleh Langford dkk. 1972 yang telah dimodifikasi. Terjadinya udema diinduksi oleh karagenin.
Menurut Rainsford cit., Supriatna, 2002, mekanisme karagenin dalam menimbulkan udema dibagi menjadi dua fase. Fase pertama terjadi dalam waktu 1
jam pertama setelah injeksi karagenin melalui mekanisme udema yang ditandai dengan dilepaskannya histamin dan serotonin 5-hidroksitritamin dari sel mast
dan diikuti dengan terbentuknya kinin dalam aliran darah. Mediator-mediator tersebut menyebabkan gangguan pembuluh darah sehingga jaringan mengalami
inflamasi. Pelepasan amin dan kinin masih terus berlanjut hingga fase kedua dan diikuti oleh terjadinya ekstravasasi protein plasma dan penetrasi sel-sel inflamasi
dalam jaringan terinflamasi dan fase kedua dalam waktu 3-5 jam setelah injeksi karagenin terjadi pelepasan enzim lisosomal. Enzim ini mengawali terjadinya
gangguan jaringan dan diikuti produksi radikal bebas yang dapat merusak jaringan. Produksi radikal bebas ini menyebabkan pembentukan lipid peroksida
reaktif yang akan menstimulasi aktivitas fosfolipase pada fosfolipid sehingga akan terbentuk asam arakhidonat yang kemudian akan memproduksi prostaglandin.
2. Hasil uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian Natrium
diklofenak
Pada penelitian ini tidak dilakukan uji penetapan dosis efektif Natrium diklofenak. Dosis efektif Natrium diklofenak yang digunakan pada penelitian ini
sebesar 4,48 mgkg BB. Dosis ini dipilih berdasarkan penelitian sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Maryanto, 1997; Noni dkk., 2003; Rosiana, 2007. Pada penelitian terdahulu, dosis Natrium diklofenak paling efektif adalah sebesar 4,48 mgkg BB.
Uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian Natrium diklofenak bertujuan untuk mengetahui waktu saat Natrium diklofenak mampu memberikan
penurunan udema kaki mencit yang berarti. Uji ini dilakukan dengan cara pemberian Natrium diklofenak dosis 4,48 mgkg BB pada selang waktu tertentu
15, 30, 45, 60, dan 90 menit sebelum injeksi karagenin 1. Rata-rata bobot udema kaki mencit pada tiap kelompok dapat dilihat pada
tabel V dan grafik pada gambar 8. Dari tabel V dan gambar 8 menunjukkan bahwa pada pemberian Natrium diklofenak dosis efektif pada selang waktu 45 menit
sebelum injeksi karagenin 1 terjadi peningkatan rata-rata bobot udema dibandingkan dengan selang waktu 15 dan 30 menit. Pada selang waktu
pemberian Natrium diklofenak 15 menit sebelum injeksi karagenin 1, rata-rata bobot udema kaki mencit lebih kecil dibanding kelompok selang waktu pemberian
Natrium diklofenak 30 dan 45 menit sebelum karagenin 1. Natrium diklofenak cepat diabsorpsi sesudah pemberian secara per oral. Natrium diklofenak yang
disuntikkan pada mencit berupa larutan sehingga dalam waktu 15 menit, zat aktif Natrium diklofenak sudah terabsorbsi dan mulai beredar dalam sirkulasi sehingga
memberikan efek berupa penurunan udem. Pada selang waktu pemberian 30 dan 45 menit mulai terjadi peningkatan rata-rata bobot udem. Pada selang waktu 60
menit dan 90 menit, terjadi penurunan rata-rata bobot udema kaki mencit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 subplantar setelah pemberian Natrium diklofenak dosis efektif pada selang waktu tertentu
Waktu pemberian sebelum injeksi karagenin 1 menit
Rata-rata bobot udema kaki mencit g ± SE n = 5
15 0,0289 ± 0,0045
30 0,0291 ± 0,0028
45 0,0334 ± 0,0041
60 0,0241 ± 0,0018
90 0,0152 ± 0,0029
0,005 0,01
0,015 0,02
0,025 0,03
0,035 0,04
15 30
45 60
90
waktu menit R
a ta
-r a
ta b
o b
o t u
d e
m a
k a
k i m
e n
c it
g
Gambar 8. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 setelah pemberian Natrium diklofenak dosis efektif pada selang waktu tertentu
Bobot udem kaki mencit kemudian dianalisis dengan uji Kolmogorov- Smirnov untuk melihat kenormalan distribusi datanya. Dari hasil analisis didapat
bahwa distribusi data normal ditandai dengan nilai p 0,05 sehingga dapat dilanjutkan analisis dengan uji Anova satu arah dengan taraf kepercayaan 95.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VI. Rangkuman hasil uji Homogenitas Variansi data bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 subplantar setelah pemberian Natrium diklofenak dosis
efektif pada selang waktu tertentu Levene Statistic
df1 df2
Sig. 1,372 4
20 0,279
Salah satu syarat untuk dapat melanjutkan ke uji Anova satu arah adalah pada uji homogenitas variansi memiliki nilai p 0,05. Tujuan dari uji ini adalah
untuk melihat variansi datanya. Pada uji homogenitas variansi jika p 0,05 maka Hipotesis nol Ho ditolak. Hasil uji homogenitas variansi bobot udem kaki
mencit pada tabel VI memiliki nilai p 0,279 p 0,05 berarti Ho diterima, yang artinya tidak ada perbedaan variansi antar kelompok data yang dibandingkan atau
variansi datanya sama sehingga pada uji Anova berikutnya akan didapat hasil yang valid.
Tabel VII. Rangkuman hasil uji Anova Satu Arah data bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 subplantar setelah pemberian Natrium diklofenak dosis
efektif pada selang waktu tertentu
keterangan df F
Probabilitas p
Bobot udema antar kelompok perlakuan
4 4,240 0,012
Hasil analisis uji Anova satu arah menunjukkan bahwa bobot udem antarkelompok perlakuan memiliki nilai p 0,05 artinya bahwa terdapat
perbedaan bobot udem secara bermakna pada kelompok tersebut. Untuk melihat kelompok mana saja yang memiliki perbedaan bermakna maka perlu dilanjutkan
analisis Post hoc menggunakan uji Scheffe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VIII. Rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 subplantar setelah pemberian Natrium diklofenak dosis efektif
pada rentang waktu tertentu
Perbandingan bobot udema kaki mencit antar kelompok
Kelompok X
± SE I II III
IV V I
0,0289 ±0,0045 - tb tb tb tb
II 0,0291 ±0,0028
tb -
tb tb
tb III 0,0334
±0,0041 tb
tb -
tb bb
IV 0,0241 ±0,0018
tb tb
tb -
tb V 0,0152
±0,0029 tb
tb bb
tb -
Keterangan : I
= pemberian Natrium diklofenak 4,48 mgkg BB 15 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar
II = pemberian Natrium diklofenak 4,48 mgkg BB 30 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar
III = pemberian Natrium diklofenak 4,48 mgkg BB 45 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar
IV = pemberian Natrium diklofenak 4,48 mgkg BB 60 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar
V = pemberian Natrium diklofenak 4,48 mgkg BB 90 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar
bb = berbeda
bermakna tb = berbeda tidak bermakna
X
= rata-rata bobot udema SE = standar error
Hasil uji Scheffe menunjukkan bahwa kelompok yang diberi Natrium diklofenak dosis 4,48 mgkg BB selang waktu 15 menit sebelum injeksi karagenin
1 berbeda tidak bermakna dengan kelompok yang diberi Natrium diklofenak dosis 4,48 mgkg BB selang waktu 30, 45, 60, dan 90 menit sebelum injeksi
karagenin 1. Kelompok yang diberi Natrium diklofenak dosis 4,48 mgkg BB selang waktu 30 menit berbeda tidak bermakna dengan kelompok yang diberi
Natrium diklofenak dosis 4,48 mgkg BB selang waktu 15, 45, 60, dan 90 menit sebelum injeksi karagenin. Kelompok yang diberi Natrium diklofenak dosis 4,48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mgkg BB selang waktu 45 menit sebelum injeksi karagenin 1 berbeda bermakna dengan kelompok yang diberi Natrium diklofenak dosis 4,48 mgkg BB
selang waktu 90 menit sebelum injeksi karagenin 1. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka dipilih waktu paling optimal
Natrium diklofenak dalam menghambat udema yaitu selang waktu 90 menit sebelum injeksi karagenin 1. Pada selang waktu 90 menit ini, rata-rata bobot
udema kaki mencit yang dihasilkan paling kecil dibandingkan kelompok lain. Natrium diklofenak mampu memberikan penurunan udema yang berarti pada
selang waktu 90 menit sebelum injeksi karagenin 1 karena walaupun waktu paruh Natrium diklofenak singkat yaitu 1 – 3 jam, namun Natrium diklofenak
diakumulasi dalam cairan sinovia sehingga efek terapi di sendi jauh lebih panjang dari waktu paruh obat tersebut. Hasil uji pendahuluan selang waktu pemberian
Natrium diklofenak dosis 4,48 mgkg BB ini selanjutnya akan digunakan pada perlakuan pemberian ekstrak etanolik akar Tripterygium wilfordii Hook. F.
B. Hasil Uji Daya Anti-inflamasi pada Mencit