Obat ini terikat 99 pada protein plasma dan mengalami efek lintas awal sebesar 40-50 . Walaupun waktu paruh singkat yaitu 1-3 jam, Natrium
diklofenak diakumulasi di cairan sinovia yang menjelaskan efek terapi di sendi lebih lama dari waktu paruh obat tersebut Wilmana, 1995. Ekskresi melalui
kemih berlangsung untuk 60 sebagai metabolit dan untuk 20 melalui empedu dan tinja Tjay dan Rahardja, 2002.
Efek-efek yang tidak diinginkan bisa terjadi pada kira-kira 20 dari pasien dan meliputi distres gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal yang
terselubung dan timbulnya ulserasi lambung, sekalipun timbulnya ulkus lebih jarang terjadi daripada dengan beberapa OAINS lainnya. Sebuah kombinasi antara
Natrium diklofenak dan mesoprostol mengurangi ulkus pada gastrointestinal bagian atas tetapi bisa mengakibatkan diare Furst dan Munster, 2001.
F. Metode Uji Daya Anti-inflamasi
Metode in vivo yang dapat digunakan untuk menguji aktivitas anti- inflamasi, antara lain :
1. Uji
erythema ultraviolet
Hewan percobaan jenis Albino dari kedua jenis kelamin dengan berat badan berkisar 350 gram digunakan dalam metode ini. Hewan percobaan diberi
suspensi barium sulfida untuk menghilangkan bulu. Pada hari berikutnya, senyawa uji dilarutkan atau disuspensikan dalam pembawa dan setengah dari
dosisnya diberikan secara gavage pada 10 mlkg 30 menit sebelum penyinaran ultraviolet. Hewan kontrol hanya diberi larutan pembawa saja. Empat hewan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipakai untuk tiap-tiap kelompok perlakuan dan kontrol. Hewan percobaan diletakkan dalam manset berbulu dengan lubang berukuran 1,5 x 2,5 cm sebagai
jalan masuknya radiasi ultraviolet. Hanau ultraviolet burner Q 600 dipanaskan selama 30 menit sebelum digunakan dan diletakkan pada jarak konstan 20 cm
diatas hewan percobaan. Setelah dilakukan penyinaran ultraviolet selama 2 menit, setengah dosis senyawa uji yang tersisa diberikan kepada hewan percobaan.
Erythema diamati 2 dan 4 jam setelah penyinaran ultraviolet. Hasil pengamatan dapat ditunjukkan dengan penilaian : 0 tidak ada erythema, 1 erythema ringan, 2
erythema berat, 4 erythema sangat berat. Hewan dengan nilai 0 atau 1 menandakan hewan tersebut terlindungi Vogel, 2002.
2. Udema pada kaki
Merupakan metode yang umum dilakukan yaitu berdasarkan pada kemampuan setiap zat untuk menghambat udema pada kaki belakang dari hewan
uji setelah injeksi iritan. Beberapa zat pengiritasi iritan dapat digunakan, seperti brewer’s yeast, formaldehid, dextran, albumin telur, kaolin, Aerosil®, sulfated
polysaccharides seperti karagenin atau naphthoylheparamine. Efek antiinflamasi dapat diukur melalui beberapa cara. Tungkai kaki belakang dipotong pada sendi
talocrural lalu ditimbang. Umumnya, bobot kaki ditimbang sebelum dan setelah pemberian zat pengiritasi dan bobot kaki hewan yang diberi perlakuan
dibandingkan dengan kontrol. Hasil penilaian kurang dipengaruhi oleh apparatus tetapi lebih tergantung pada iritan yang digunakan. Beberapa iritan hanya
menginduksi inflamasi dalam waktu singkat sedangkan iritan yang lain menyebabkan udema pada kaki lebih dari 24 jam Vogel, 2002.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian daya anti-inflamasi kali ini menggunakan metode radang telapak kaki oleh Langford dkk. 1972 yang telah dimodifikasi. Dasar metode ini
adalah dengan membuat udema pada telapak kaki belakang mencit menggunakan karagenin 1, kemudian kaki dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang.
Persentase daya anti-inflamasi dapat dihitung dari perubahan berat kaki hewan uji.
3. Uji radang selaput dada