C. Inflamasi
1. Definisi
Inflamasi adalah suatu respon terhadap stimulus yang berbahaya Burke, Smyth dan FitzGerald, 2006. Bila sel-sel atau jaringan-jaringan tubuh mengalami
cedera atau mati, selama hospes tetap hidup, ada suatu respon yang menyolok pada jaringan-jaringan hidup di sekitarnya. Respon terhadap cedera ini dinamakan
peradangan. Yang lebih khusus, peradangan adalah suatu reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut, dan sel-sel dari darah
yang bersirkulasi ke dalam jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis Price dan Wilson, 1984.
2. Penyebab
Peristiwa inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai macam agen noksius Burke dkk., 2006. Bermacam-macam stimulus eksogen dan endogen dapat
menyebabkan luka pada sel. Pada jaringan vaskular, stimulus tersebut juga merangsang respon host Kumar, Abbas dan Fausto, 2005. Agen-agen tersebut
dapat berupa agen fisik seperti panas atau dingin, kimiawi seperti konsentrat asam atau basa atau bahan kimia lainnya, atau mikrobiologi seperti bakteri atau
virus Crowley, 2001.
3. Klasifikasi
Respon inflamasi terjadi dalam tiga fase yang berbeda, tiap-tiap fase diperantarai oleh mekanisme yang berbeda, yaitu fase akut, fase subakut, dan fase
proliferasi kronik. Fase akut ditandai oleh vasodilatasi lokal yang bersifat sementara dan kenaikan permeabilitas kapiler Burke dkk., 2006. Radang akut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disebabkan oleh rangsangan yang berlangsung sesaatmendadak akut Sander, 2003. Hal tersebut terjadi melalui media rilisnya autacoid serta pada umumnya
didahului oleh pembentukan respon imun. Respon imun terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan kekebalan diaktifkan untuk merespon organisme asing
atau substansi antigenik yang terlepas selama respon terhadap inflamasi akut serta kronis Furst dan Munster, 2001. Sedangkan fase subakut ditandai oleh infiltrasi
sel leukosit dan fagosit Burke dkk., 2006. Radang kronis disebabkan oleh jejas atau injury yang berlangsung
beberapa minggu, bulan, atau bersifat menetap dan merupakan kelanjutan dari radang akut Sander, 2003. Pada fase proliferasi kronik terjadi degenerasi
jaringan dan fibrosis Burke dkk., 2006. Disebut juga radang proliferatif karena selalu diikuti dengan terjadinya proliferasi fibroblast jaringan ikat Sander,
2003. Inflamasi kronis melibatkan keluarnya sejumlah mediator yang tidak menonjol dalam respon akut seperti interferon, platelet-derived growth factor
PDGF serta interleukin-1,2,3 Furst dan Munster, 2001.
4. Gejala