Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konstitusi merupakan suatu hukum dasar, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis ditaati dan dipatuhi sekelompok orang di daerah tertentu. Hukum dasar yang tertulis disebut sebagai undang-undang, sedangkan yang tidak tertulis disebut konvensi yaitu kebiasaan ketatanegaraan atau aturan- aturan penyelenggaraan negara. Menurut Suharizal, secara sederhana mendefinisikan konstitusi sebagai sejumlah ketentuan hukum yang disusun secara sistematis untuk menata dan mengatur pokok-pokok struktur dan fungsi lembaga-lembaga pemerintahan termasuk hal kewenangan dan batas kewenangan lembaga-lembaga itu. Salah satu konstitusi yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah UUD 1945. 1 Pentingnya UUD 1945 tidak lepas dari funginya sebagai suatu konstitusi, seperti pembatas sekaligus pengawas terhadap keuasaan politik, sebagai control kekuasaan dari penguasa, memberikan batasan-batasan bagi para pengusa dalam menjalankan kekusaannya. Oleh karena itu, UUD 1945 adalah konstitusi modern diidentikkan dengan masalah pembatasan kekuasaan serta perlindungan hak-hak warga negara. Dalam kesejarahannya, UUD 1945 ini dirancang dalam suasana ketergesa-gesaan. Kabar takluknya balantera Jepang pada Jenderal Dougglas Mac Arthur amat mendadak dan tak terduga. Mau tidak mau, para bapak 1 Saragih, R. Bintan, Ilmu Negara, Jakarta, Gaya Media Pratama , 1988, hal. 133 bangsa founding father dipaksa berburu dengan waktu untuk mengisi kekosongan kekuasaan serta mengantisipasi kembalinya kolonial Belanda. 2 Karena dikepung oleh situasi politik yang muncul akibat berkobarnya Perang Pasifik, Perdebatan tentang materi UUD 1945 belum menghasilkan kesepakatan final tentang beberapa masalah mendasar ketika harus disahkan. Namun, para pendiri itu menyepakati untuk mensahkan lebih dulu UUD 1945 sebagai UUD sementara untuk kemudian, setelah merdeka kelak segera dibuat UUD yang lebih permanen dan bagus. Dalam rentang waktu yang amat singkat itulah, disusun rancangan UUD 1945. Satu konstitusi darurat yang hanya bertugas mengantarkan gagasan kemerdekaan Indonesia masuk ke realitas konkrit bernegara. Rumusan UUD 1945 yang ada saat ini merupakan hasil rancangan BPUPKI atau dalam bahasa Jepang dikenal dengan Dokuritsu Junbi Cosakai yang beranggotakan 21 orang dan diketuai oleh Radjiman Widiodiningrat. Naskahnya dikerjakan mulai dari tanggat 29 Mei sampai 16 Juni 3 1945. Jadi, hanya memakan waktu selam 40 hari setelah dikurangi hari libur. Kemudian rancangan itu diajukan ke PPKI dan diperiksa ulang. Dalam sidang pembahasasam, terlontar beberapa usulan penyempurnaan. Akhirnya, setelah melalui perdebatan, maka dicapai persetujuan untuk diadakan beberapa perubahan dan tambahan atas rancangan UUD yang diajukan BPUPKI. Perubahan pertama pada kalimat Mukadimah. Rumusan kalimat yang diambil 2 Malian, Sobirin, Gagasan Perluna Konstitusi Baru Pengganti , Yogyakarta ,UII Press, 2001, hal. 68 3 J.C.T, Simorangkir, Penetapan Undang-Undang Dasar Dilihat Dari Segi Ilmu Hukum Tata Indonesia , Jakarta, Gunung Agung, 1984, hal. 12 dari piagam Jakarta,”dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihilangkan, kemudian pasal 4 yang semula hanya terdiri dari satu ayat, ditambah satu ayat lagi yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD” dan, juga dalam pasal ini semula tertulis,” wakil presiden di tetapkan dua orang” diganti menjadi “satu Wakil Presiden”.Juga pada Pasal 6 ayat 1, kalimat yang semula masyarakat presiden harus orang Islam dicoret.Diganti menjadi,” Presiden adalah orang Indonesia asli”dan kata “mengabdi” dalam pasal 9 diubah menjadi “berbakti”. 4 Usulan mengenai materi perubahan UUD baru muncul justru saat menjelang berakhirnya sidang PPKI yang membahas pengesahan UUD 1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945 itu, Ketua Ir. Soekarno meningatkan masalah tersebut, kemudian forum sidang menyetujui untuk diatur dalam pasal tersendiri dan materinya disusun oleh Soepomo. Tak kurang dari anggota Dewantara, Ketua Soekarno serta anggota Soebarjo turut memberi tanggapan atas rumusan Soepomo, pada pukul 13.45 waktu setempat, sidang menyetujui teks UUD. Dalam pidato penutupan, Presiden Ir. Soekarno menegaskan bahwa UUD ini bersifat sementara dan, “Nanti kalau kita bernegara didalam suasana yang lebih tenteran, kita tentu akan mengumpulkan kembali Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dapat membuat UUD yang lebih lengkap dan 4 Muhammad Yamin, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 jilid 1, Jakarta, Yayasan, Prapanca 1959. hal. 153 lebih sempurna.” 5 Dari pidato ini jelas bahwa UUD sejak semula memang dipandang belum baik dan masih harus diperbaiki setelah keadaan memungkinkan. Pandangan Soekarno bahwa UUD 1945 perlu diterima untuk sementara, dan itu tak dapat dibantah sedikit pun oleh angota-anggota PPKI yang lain, tertuang didalam UUD 1945 itu sendiri yakni didalam aturan tambahan. Aturan tambahan jelas memuat sikap PPKI bahwa UUD 1945 adalah UUD interim dan karenanya PPKI memerintahkan agar setelah perang pasifik UUD itu dibicarakan lagi untuk kemuadian ditetapkan oleh MPR. Pada gerak pelaksanaanya konstitusi UUD 1945 banyak mengalami perubahan mengikuti perubahan sistem politik negara Indonesia. Perubahan tersebut terjadi pada masa konstitusi RIS yang berlaku dari 27 Desember 1949- 17 Agustus 1950. Pada masa ini sistem pemerintahan yang sebelumnya republik presidensil berubah menjadi republik parlementer perwakilan. Namun dalam perjalanan selanjutnya terjadi perubahan dalam sistem kontitusi yang menganut pada UUDS 1950. Pada masa inilah dibentuklah badan kontituante yang bertujuan untuk membentuk undang-undang baru. Upaya yang dilakukan sidang Dewan Konstituante hingga tahun 1959 juga belum berhasil menyusun satu undang-undang baru yang lebih lengkap dan sempurna. Solusinya, UUD 1945 diberlakukan kembali melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya antara lain membubarkan Konstituante dan menetapkan kembali berlakunya UUD 1945 menjadi hokum dasar dalam 5 Op cit. hal 410. Lihat juga Bonar Sidjabat., Notulen Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 18 Agustus 1945 . hal. 12 Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesejarahan konstitusi ini, jelas mengakibatkan banyak dampak politis Indonesi pada masa itu

B. Rumusan Masalah